PROKALTENG.CO – Kerja tim sering dianggap kunci sukses dalam dunia kerja maupun perkuliahan. Namun, tak sedikit orang justru merasa kehilangan semangat saat bekerja dalam kelompok. Alih-alih produktif, mereka malah cenderung pasif dan hanya ikut nama tanpa kontribusi nyata.
Fenomena psikologis ini dikenal dengan istilah social loafing. Menurut penjelasan di Alodokter, social loafing bisa muncul tanpa disadari, terutama dalam kelompok besar yang tidak memiliki pembagian peran jelas. Sementara itu, Halodoc menyebut fenomena ini bukan semata karena kemalasan, melainkan bentuk respons psikologis terhadap dinamika kelompok. Saat seseorang merasa kontribusinya tidak berarti atau tak terlihat, dorongan untuk berusaha pun menurun.
Akibatnya, kerja tim kerap berjalan timpang. Ada anggota yang bekerja ekstra, sementara yang lain hanya bergantung pada upaya orang lain.
Mengenal Lebih Dalam tentang Social Loafing
Social loafing adalah kecenderungan seseorang menurunkan usaha saat bekerja dalam kelompok dibanding ketika bekerja sendiri. Hal ini biasanya terjadi karena individu merasa hasil akhir tidak sepenuhnya bergantung padanya. Dalam kelompok besar, seseorang bisa merasa tak diperhatikan sehingga motivasinya ikut menurun.
Fenomena ini juga disebut sebagai bentuk penurunan rasa tanggung jawab sosial. Ketika hasil kerja bersifat kolektif, individu merasa tidak dibebani evaluasi pribadi dan berasumsi kontribusi kecilnya tak akan berpengaruh besar pada hasil akhir.
Penyebab Social Loafing
-
Kurangnya akuntabilitas individu
Dalam kelompok besar, kontribusi tiap anggota sulit diukur. Akibatnya, sebagian orang merasa tidak penting dan akhirnya berusaha lebih sedikit. -
Tidak ada pembagian tugas yang jelas
Ketika peran dan tanggung jawab tidak tegas, sebagian anggota berpikir orang lain akan menyelesaikan pekerjaan tersebut. -
Kurangnya motivasi dan rasa memiliki
Rasa keterikatan emosional yang rendah membuat seseorang enggan berpartisipasi aktif. -
Ukuran kelompok yang terlalu besar
Semakin banyak anggota, semakin tinggi kemungkinan terjadinya social loafing karena individu merasa kontribusinya tidak signifikan. -
Kurangnya pengawasan dan apresiasi
Ketika kerja keras tidak dihargai atau tak ada sistem evaluasi yang adil, motivasi untuk berkontribusi bisa turun drastis.
Dampak dan Cara Mencegahnya
Social loafing nyata terjadi di dunia kerja maupun kampus. Penyebab utamanya bukan sekadar kemalasan, tapi juga kurangnya rasa tanggung jawab dan penghargaan individu dalam tim.
Di era kolaborasi saat ini, memahami fenomena ini menjadi penting. Banyak pekerjaan modern menuntut kerja sama lintas divisi, dan jika social loafing dibiarkan, kinerja tim bisa menurun drastis.
Langkah pencegahannya adalah menciptakan sistem kerja yang jelas, pembagian peran yang adil, serta apresiasi terhadap setiap kontribusi individu. Ketika setiap anggota merasa dihargai dan memiliki tanggung jawab nyata, kerja sama tak hanya menjadi kewajiban, tapi juga sumber semangat dan produktivitas bersama. (jpg)
