Aktris sekaligus penyanyi Cinta Laura membuka sisi lain kehidupannya yang selama ini jarang diketahui publik. Di balik sosoknya yang dikenal cerdas, berwawasan luas, kuat, dan selalu tampak sempurna di depan kamera, Cinta mengungkap bahwa ia bekerja tanpa henti bukan semata karena ambisi, melainkan sebagai cara untuk mengalihkan diri dari rasa kesepian dan overthinking yang kerap menghantuinya.
Pengakuan tersebut ia sampaikan dalam podcast berjudul “CINTA LAURA: DI BALIK SOROT KAMERA, AKU HANYA ANAK YANG RAPUH” di kanal YouTube @Comic8 Revolution. Podcast ini dipandu oleh desainer sekaligus presenter Ivan Gunawan melalui program Butik Haji Igun.
Dalam percakapannya, Ivan membuka topik dengan pertanyaan yang cukup personal. Ivan bertanya kepada Cinta, “Pernah nggak sih Cinta Laura merenung sendiri, sedih? Melow pernah nggak?”
Cinta pun menjawab jujur, “Oh, iya. I’m always alone. Yang orang nggak sadari is ya. I’m always alone. When I’m not working, I’m alone at home.”
Ivan kemudian menanggapi dengan nada penasaran, “Usually at home?”. Cinta mengangguk dan menjelaskan alasannya, “Iya. Dan makanya aku selalu berusaha sesibuk mungkin dan nggak pernah mau break. Karena saat aku brake, aku punya terlalu banyak waktu untuk berpikir. Jadi kerja itu pelarian dari berpikir tentang emosi dan perasaan aku.” ujarnya.
Ungkapan jujur Cinta itu menunjukkan bahwa kesibukan sebuah cara baginya untuk menghindari perasaan sepi dan pikiran yang terlalu berlebihan.
Ivan kemudian menimpali, “Jadi sebenarnya sendiri itu bukannya bikin kamu malah jadi me time, tapi somehow malah bikin kamu kayak overthinking jadi ada sedih gitu.”
Cinta membenarkan hal tersebut, “Oh very much. Bukan hanya overthinking sedih, lebih mikir kenapa ini belum tercapai? Kamu harusnya ngelakuin ini. Kenapa susah banget?”
Cinta juga mengakui bahwa dirinya merupakan seorang yang terus mengejar sesuatu dalam hidupnya.
“Like aku mengakui kok aku selalu mengejar, aku selalu mengejar. Sedangkan aku sadar kadang-kadang kita harus melepaskan, mengikhlaskan, dan yaudah of course fokus, jangan jadi malas-malasan, jangan jadi kaum rebahan, tapi kadang-kadang punya waktu istirahat dan juga menjadi orang pada umumnya yang ada waktu buat minum kopi tanpa terburu-buru. Mungkin ngelamun,” ujarnya.
Mendengar hal itu, Ivan kemudian menimpali, “Ngelamun enak ya, ngelamun, diam gitu.” Namun Cinta menjawab. “I can’t do that. It stresses me out karena kalau aku merenung,”. Cinta merasa bahwa dirinya tidak nyaman ketika diam terlalu lama karena pikirannya akan terus berputar.
Ivan menambahkan, “Duduk di kolam renang, diam, dengar suara air, tuh, kamu malah nggak nyaman?” Pertanyaan itu kembali dijawab Cinta dengan jujur, “I love nature. Cuma tetap kepikiran apa yang harus masih aku achieve dalam hidup.”
Dari percakapan itu, sangat terlihat bahwa Cinta adalah sosok yang sangat sulit benar-benar beristirahat dari pikirannya sendiri. Kesibukan yang dijalaninya bukan hanya untuk produktivitas, melainkan cara Cinta untuk menghindari perasaan sepi dan kekhawatiran yang muncul ketika dirinya tidak melakukan apa-apa.
Cinta menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang terus berusaha untuk mencapai sesuatu. Namun disisi lain, Cinta sadar bahwa dalam hidup tidak semua hal bisa dikejar secara terus-menerus. Ada saatnya untuk melepaskan, menerima, dan beristirahat.
Pernyataan Cinta ini membuka pandangan baru bagi banyak orang, bahwa di balik latar belakangnya yang terlihat kuat, selalu berprestasi dan memiliki pengetahuan yang sangat luas. Ternyata ada sisi yang dimana Cinta juga membutuhkan ruang untuk tenang.
Cinta menunjukkan bahwa kesibukan tidak selalu berarti bahagia, dan kadang itu justru menjadi bentuk pelarian dari pikiran yang sulit untuk dikendalikan.
