PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Jabatan pejabat sementara presiden mahasiswa (PJS Presma) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Palangka Raya (BEM UPR) berganti. Fernando Fairsky menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada Satria Bintang Erja Hamadani yang sebelumnya menjabat sebagai pembantu PJS Presma.
Pergantian berlangsung Jumat (17/10/2025) sebagai tindak lanjut hasil Musyawarah Mahasiswa (Musma) yang menetapkan masa jabatan PJS hanya berlangsung selama tiga bulan, dan masa tersebut kini telah berakhir.
Acara serah terima jabatan (sertijab) dihadiri enam dari delapan BEM fakultas di lingkungan UPR. Yakni BEM Fakultas Teknik (FT), Hukum (FH), Pertanian (Faperta), Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sementara itu, dua fakultas lainnya — Kedokteran (FK) dan Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berhalangan hadir karena alasan internal dan kegiatan fakultas.
Melalui penandatanganan berita acara serah terima jabatan (BA Sertijab) oleh para Ketua BEM Fakultas se-UPR selaku representasi Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) masing-masing fakultas, Satria Bintang Erja Hamadani resmi menjabat sebagai PJS Presma BEM UPR.
“Dengan ditandatanganinya berita acara serah terima jabatan ini, maka telah resmi saya menyerahkan jabatan selaku PJS kepada yang bersangkutan. Harapannya, amanat KBM UPR dapat dijalankan dengan bijak dan pelaksanaan Pemira dapat segera bergulir,” ucap Fernando.
Sementara itu, PJS Presma BEM UPR yang baru, Satria Bintang Erja Hamadani menegaskan komitmennya bersama para pimpinan BEM fakultas untuk mempercepat pelaksanaan Pemilihan Raya (Pemira) Mahasiswa UPR.
“Dengan adanya pergantian ini, saya bersama kawan-kawan ketua BEM fakultas se-UPR berkomitmen untuk segera menyelenggarakan Pemira, mengingat waktunya sudah melewati tempo yang disepakati dalam hasil Musyawarah Mahasiswa sebelumnya,” jelasnya.
Dia menegaskan akan mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang dinilai memperlambat proses Pemira.
“Saya akan menindak tegas siapa saja perangkat Pemira yang memperlambat berjalannya proses, serta melakukan reformasi total di tubuh perangkat Pemira demi terciptanya demokrasi yang benar-benar selayaknya demokrasi,”ujarnya. (jef)