PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Peredaran sabu-sabu yang kian merajalela di Kalimantan Tengah membuat sejumlah tokoh Dayak angkat suara. Mereka sepakat membentuk organisasi Gerakan Dayak Anti Narkoba (GDAN) sebagai bentuk perang terbuka terhadap para bandar, pengedar, dan kurir narkoba di Bumi Tambun Bungai.
Tokoh Dayak Sadagori Henoch Binti atau yang akrab disapa Ririen Binti, didapuk sebagai ketua organisasi tersebut. Ia menegaskan, GDAN dibentuk sebagai wadah gerakan bersama untuk menyelamatkan generasi Dayak dari bahaya narkoba.
“Gerakan Dayak Anti Narkoba ini akan menggerakkan sebanyak mungkin masyarakat Dayak untuk memerangi narkoba. Setiap orang Dayak wajib jadi garda terdepan melindungi diri, keluarga, dan komunitas dari barang haram itu,” tegas Ririen kepada wartawan.
Deklarasi GDAN dijadwalkan berlangsung Sabtu, 18 Oktober 2025, di Betang Hapakat Palangka Raya. Sejumlah tokoh Dayak lintas profesi dan agama turut terlibat, di antaranya Dr. Ari Yunus Hendrawan, Ir. Dandan Ardi, HM Wahyudi F. Dirun (Ketua PWNU Kalteng), Pendeta Bobo Wanto, serta Rimbun, Ketua DPRD Kotawaringin Timur.
Sekretaris GDAN, Dr. Ari Yunus Hendrawan, menegaskan gerakan ini lahir dari kepedulian bersama terhadap masa depan generasi Dayak.
“Tujuan utama kami adalah melahirkan generasi Dayak yang bebas narkoba—generasi unggul, cerdas, dan berkontribusi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Ia menambahkan, GDAN akan bersinergi dengan lembaga adat seperti Dewan Adat Dayak (DAD), Kedamangan, dan Batamad, untuk mengambil peran aktif memberantas narkoba hingga ke akar.
“Narkoba adalah ancaman nyata yang bisa memusnahkan peradaban dan nilai-nilai luhur Dayak. Karena itu, kami tidak bisa diam,” tegas Ari.
Ririen menutup pernyataannya dengan apresiasi kepada para tokoh Dayak yang telah mendukung terbentuknya GDAN, termasuk Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan Prof. Andrie Elia Embang, Ketua Harian DAD Kalteng.
“Dengan pertolongan Tuhan dan kekompakan masyarakat Dayak dari kota sampai desa, kami yakin peredaran narkoba bisa ditekan seminimal mungkin. Generasi Dayak harus jadi generasi unggul dan cerdas, mampu manggatang utus untuk kemajuan daerah,” pungkas Ririen Binti. (tim)