SAMPIT, PROKALTENG.CO – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor memberikan apresiasi kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Kotim, atas peluncuran program Santripreneur di aula Kursus Latihan Kerja (KLK), Selasa (7/10).
Program ini dinilai selaras dengan semangat Hari Santri Nasional yang tahun ini mengusung tema Taat Ngaji, Melek Teknologi. Menurut Halikinnor, inisiatif BAZNAS membuka ruang bagi para santri untuk berwirausaha merupakan langkah positif dalam membangun kemandirian dan daya saing generasi muda.
“Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BAZNAS Kabupaten Kotawaringin Timur atas inisiatifnya dalam memberikan ruang bagi para santri untuk berkembang melalui program Santripreneur ini,” ujarnya.
Ia menilai tema Hari Santri Nasional tersebut menjadi pengingat bahwa santri masa kini tidak hanya dituntut mendalami ilmu agama, tetapi juga harus cakap menguasai teknologi.
Menurutnya, santri yang kreatif, produktif, dan inovatif akan mampu menjadi penggerak ekonomi umat serta kontributor dalam pembangunan daerah “Tema ini mengajarkan kepada kita semua bahwa santri masa kini harus kuat dalam ilmu agama sekaligus cerdas dalam menguasai teknologi,” lanjutnya.
Halikinnor berharap pelatihan Santripreneur ini dapat menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan santri yang berlandaskan nilai-nilai keislaman. Ia menegaskan bahwa dunia saat ini membutuhkan generasi muda yang memiliki karakter jujur, amanah, dan disiplin—nilai-nilai yang sudah tertanam dalam diri seorang santri.
“Melalui pelatihan ini, saya berharap para santri dapat membangun semangat wirausaha yang dilandasi nilai-nilai keislaman. Dunia saat ini membutuhkan generasi muda yang jujur, amanah, dan disiplin. Nilai-nilai inilah yang telah terpatri dalam diri seorang santri,” kata Halikinnor.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Kotim akan terus mendukung program seperti ini karena dinilai strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkarakter dan mandiri. Sinergi dari berbagai pihak dan pondok pesantren perlu terus dijaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis keagamaan dan kearifan lokal.
“Program Santripreneur adalah langkah strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkarakter, mandiri, dan berakhlak mulia,” imbuhnya. (mif/kpg)