32.5 C
Jakarta
Wednesday, October 8, 2025

Peneliti Ungkap Kesalahan Umum Saat Pilih Suplemen Vitamin D, Ini Dampaknya bagi Tubuh

PROKALTENG.CO – Banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin D untuk menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan tulang. Namun, riset terbaru mengungkap kesalahan umum yang sering dilakukan masyarakat saat memilih jenis vitamin D, yang justru bisa menurunkan efektivitasnya bagi tubuh.

Studi kolaboratif antara University of Surrey, John Innes Centre, dan Quadram Institute Bioscience menemukan bahwa tidak semua jenis vitamin D memberikan manfaat yang sama. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Nutrition Reviews menunjukkan, konsumsi vitamin D2 justru dapat menurunkan kadar vitamin D3 dalam tubuh secara signifikan.

Dalam riset tersebut, para peneliti menelusuri basis data PubMed untuk mengumpulkan studi-studi terkait antara Januari 1975 hingga Februari 2023. Dari 202 artikel yang ditemukan, hanya 11 penelitian yang memenuhi kriteria dan dianalisis lebih lanjut melalui metode uji coba terkontrol acak. Hasilnya, peserta yang mengonsumsi vitamin D2 mengalami penurunan kadar D3 serum rata-rata sebesar 18 nanomol per liter di akhir periode penelitian.

Baca Juga :  Pimpin Olahraga Sore, Darliansjah : Jaga Kesehatan dan Memperkuat Hubungan Antarpegawai

“Temuan ini menambah bukti bahwa vitamin D3 mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi sebagian besar orang ketika memilih suplemen,” tulis tim peneliti dalam laporan tersebut. Mereka juga menekankan perlunya penelitian lanjutan untuk memahami mekanisme pasti mengapa D2 bisa menurunkan kadar D3 dalam tubuh.

Peneliti menjelaskan, baik D2 maupun D3 memang dapat meningkatkan kadar vitamin D secara keseluruhan, tetapi D3 terbukti lebih efektif menjaga kestabilan kadar vitamin D dalam jangka panjang. Selain dari suplemen, vitamin D bisa diperoleh dari makanan seperti ikan berlemak (salmon, makerel, dan sarden), kuning telur, hati sapi, serta jamur yang terpapar sinar UV.

Meski sejumlah produk makanan seperti susu, yogurt, dan sereal kini telah difortifikasi dengan vitamin D, asupan dari makanan saja masih sulit memenuhi kebutuhan harian tubuh. Karena itu, masyarakat disarankan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memulai konsumsi suplemen agar dosis dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Baca Juga :  Stroke Bisa Dicegah, Hindari Kebiasaan Ini setelah Jam 5 Sore

Bagi yang menjalani pola makan vegan, kini tersedia pula vitamin D3 berbasis nabati yang dibuat dari lumut kerak, dan memiliki efektivitas serupa dengan D3 konvensional. “Hingga para ilmuwan memahami penyebab pasti perbedaan ini, memilih D3 sebagai suplemen harian merupakan langkah yang lebih aman dan andal,” ujar peneliti. {ant}

PROKALTENG.CO – Banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin D untuk menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan tulang. Namun, riset terbaru mengungkap kesalahan umum yang sering dilakukan masyarakat saat memilih jenis vitamin D, yang justru bisa menurunkan efektivitasnya bagi tubuh.

Studi kolaboratif antara University of Surrey, John Innes Centre, dan Quadram Institute Bioscience menemukan bahwa tidak semua jenis vitamin D memberikan manfaat yang sama. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Nutrition Reviews menunjukkan, konsumsi vitamin D2 justru dapat menurunkan kadar vitamin D3 dalam tubuh secara signifikan.

Dalam riset tersebut, para peneliti menelusuri basis data PubMed untuk mengumpulkan studi-studi terkait antara Januari 1975 hingga Februari 2023. Dari 202 artikel yang ditemukan, hanya 11 penelitian yang memenuhi kriteria dan dianalisis lebih lanjut melalui metode uji coba terkontrol acak. Hasilnya, peserta yang mengonsumsi vitamin D2 mengalami penurunan kadar D3 serum rata-rata sebesar 18 nanomol per liter di akhir periode penelitian.

Baca Juga :  Pimpin Olahraga Sore, Darliansjah : Jaga Kesehatan dan Memperkuat Hubungan Antarpegawai

“Temuan ini menambah bukti bahwa vitamin D3 mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi sebagian besar orang ketika memilih suplemen,” tulis tim peneliti dalam laporan tersebut. Mereka juga menekankan perlunya penelitian lanjutan untuk memahami mekanisme pasti mengapa D2 bisa menurunkan kadar D3 dalam tubuh.

Peneliti menjelaskan, baik D2 maupun D3 memang dapat meningkatkan kadar vitamin D secara keseluruhan, tetapi D3 terbukti lebih efektif menjaga kestabilan kadar vitamin D dalam jangka panjang. Selain dari suplemen, vitamin D bisa diperoleh dari makanan seperti ikan berlemak (salmon, makerel, dan sarden), kuning telur, hati sapi, serta jamur yang terpapar sinar UV.

Meski sejumlah produk makanan seperti susu, yogurt, dan sereal kini telah difortifikasi dengan vitamin D, asupan dari makanan saja masih sulit memenuhi kebutuhan harian tubuh. Karena itu, masyarakat disarankan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memulai konsumsi suplemen agar dosis dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Baca Juga :  Stroke Bisa Dicegah, Hindari Kebiasaan Ini setelah Jam 5 Sore

Bagi yang menjalani pola makan vegan, kini tersedia pula vitamin D3 berbasis nabati yang dibuat dari lumut kerak, dan memiliki efektivitas serupa dengan D3 konvensional. “Hingga para ilmuwan memahami penyebab pasti perbedaan ini, memilih D3 sebagai suplemen harian merupakan langkah yang lebih aman dan andal,” ujar peneliti. {ant}

Terpopuler

Artikel Terbaru