28.4 C
Jakarta
Monday, August 18, 2025

Dugaan Tewasnya Siswi SMA di Seruyan karena Bundir Dinilai Janggal, Keluarga Harapkan Hasil Autopsi

KEMATIAN tragis menimpa seorang siswi kelas SMA di Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan. Ia ditemukan tak bernyawa pada Sabtu (9/8/2025) lalu dengan kondisi seutas tali melilit di tubuhnya.

Dikutip dari Beritasampit, peristiwa itu awalnya disebut-sebut sebagai dugaan bunuh diri (bundir). Namun, keluarga korban menolak keras anggapan tersebut. Mereka menilai ada banyak kejanggalan yang tidak bisa diabaikan dari kondisi saat ditemukan.

“Janggal kematiannya, posisi almarhumah saat ditemukan lututnya menyentuh tanah dan tali tergantung di dagu bukan di leher,” kata KS, keluarga korban, Jumat (15/8/2025).

Guna membuktikan penyebab pasti kejadian tersebut, makam gadis itu kemudian dibongkar untuk dilakukan autopsi. Keluarga berharap hasil autopsi bisa menjawab semua keraguan yang ada dan memberi titik terang.

“Mudah-mudahan habis autopsi bisa diketahui hasilnya dan polisi bisa mengusut tuntas kasus ini jika memang kecurigaan kami terhadap kematian EA benar dibunuh,” tambahnya.

Autopsi terhadap jenazah EA dilakukan di RSUD dr Murjani, Sampit, pada Jumat (15/8/2025) sore.

Baca Juga :  Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di DAS Katingan

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, jenazah tiba di rumah sakit sekitar pukul 17.00 WIB dan selesai diperiksa pada pukul 20.00 WIB. Proses tersebut dikawal anggota kepolisian dan disaksikan pihak keluarga.

Kasat Reskrim Polres Seruyan, AKP Rahmad Tuah, mengatakan pihaknya mendampingi jalannya autopsi. Ia menyebut dugaan sementara memang mengarah pada gantung diri.

“Hari ini kami melakukan pendampingan autopsi terhadap saudari berinisial E yang diduga sementara kematiannya karena gantung diri,” ujarnya.

Namun, Rahmad menegaskan bahwa hasil resmi autopsi bukan kewenangan kepolisian untuk dipublikasikan.

“Kalau hasil otopsi, saya tidak berwenang menjelaskan karena itu adalah kewenangan dokter forensik. Bahkan, beliau pun kalau ke media biasanya tidak berkenan,” jelasnya.

Ia memperkirakan laporan tertulis dari tim forensik baru akan keluar satu hingga dua minggu ke depan.

Sementara itu, setelah proses autopsi rampung, jenazah akan dimakamkan kembali pada Sabtu (16/8/2025).

Terkait kemungkinan penyebab kematian selain gantung diri, penyelidikan masih terus berjalan.

Baca Juga :  Kejari Seruyan Minta Kades Manfaatkan Program Jaksa Jaga Desa

“Sejauh ini bocorannya belum ada. Kita masih dalami, apakah sebelumnya korban ada masalah keluarga atau permasalahan lain. Semua masih dalam proses penyelidikan,” terangnya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan luka lain di tubuh korban, Rahmad menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

“Tidak ada luka lain. Yang terlihat hanya lebam mayat, dan itu normal terjadi sekitar tiga jam setelah seseorang meninggal, baik karena sakit maupun sebab lainnya,” tegasnya.

Pihak kepolisian saat ini masih memintai keterangan dari sejumlah orang yang dianggap berkaitan dengan kasus tersebut. “Kami lakukan pemeriksaan intensif terhadap pihak-pihak terkait,” kata Rahmad.

Ia menambahkan, pihak keluarga korban juga sudah mendapatkan penjelasan lengkap dari dokter forensik.

“Insya Allah keluarga bisa menerima karena sudah ada penjelasan secara ilmiah dan terperinci dari dokter. Sementara ini, keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang untuk mencari penyebabnya,” pungkasnya. (mif/kpg)

KEMATIAN tragis menimpa seorang siswi kelas SMA di Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan. Ia ditemukan tak bernyawa pada Sabtu (9/8/2025) lalu dengan kondisi seutas tali melilit di tubuhnya.

Dikutip dari Beritasampit, peristiwa itu awalnya disebut-sebut sebagai dugaan bunuh diri (bundir). Namun, keluarga korban menolak keras anggapan tersebut. Mereka menilai ada banyak kejanggalan yang tidak bisa diabaikan dari kondisi saat ditemukan.

“Janggal kematiannya, posisi almarhumah saat ditemukan lututnya menyentuh tanah dan tali tergantung di dagu bukan di leher,” kata KS, keluarga korban, Jumat (15/8/2025).

Guna membuktikan penyebab pasti kejadian tersebut, makam gadis itu kemudian dibongkar untuk dilakukan autopsi. Keluarga berharap hasil autopsi bisa menjawab semua keraguan yang ada dan memberi titik terang.

“Mudah-mudahan habis autopsi bisa diketahui hasilnya dan polisi bisa mengusut tuntas kasus ini jika memang kecurigaan kami terhadap kematian EA benar dibunuh,” tambahnya.

Autopsi terhadap jenazah EA dilakukan di RSUD dr Murjani, Sampit, pada Jumat (15/8/2025) sore.

Baca Juga :  Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di DAS Katingan

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, jenazah tiba di rumah sakit sekitar pukul 17.00 WIB dan selesai diperiksa pada pukul 20.00 WIB. Proses tersebut dikawal anggota kepolisian dan disaksikan pihak keluarga.

Kasat Reskrim Polres Seruyan, AKP Rahmad Tuah, mengatakan pihaknya mendampingi jalannya autopsi. Ia menyebut dugaan sementara memang mengarah pada gantung diri.

“Hari ini kami melakukan pendampingan autopsi terhadap saudari berinisial E yang diduga sementara kematiannya karena gantung diri,” ujarnya.

Namun, Rahmad menegaskan bahwa hasil resmi autopsi bukan kewenangan kepolisian untuk dipublikasikan.

“Kalau hasil otopsi, saya tidak berwenang menjelaskan karena itu adalah kewenangan dokter forensik. Bahkan, beliau pun kalau ke media biasanya tidak berkenan,” jelasnya.

Ia memperkirakan laporan tertulis dari tim forensik baru akan keluar satu hingga dua minggu ke depan.

Sementara itu, setelah proses autopsi rampung, jenazah akan dimakamkan kembali pada Sabtu (16/8/2025).

Terkait kemungkinan penyebab kematian selain gantung diri, penyelidikan masih terus berjalan.

Baca Juga :  Kejari Seruyan Minta Kades Manfaatkan Program Jaksa Jaga Desa

“Sejauh ini bocorannya belum ada. Kita masih dalami, apakah sebelumnya korban ada masalah keluarga atau permasalahan lain. Semua masih dalam proses penyelidikan,” terangnya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan luka lain di tubuh korban, Rahmad menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

“Tidak ada luka lain. Yang terlihat hanya lebam mayat, dan itu normal terjadi sekitar tiga jam setelah seseorang meninggal, baik karena sakit maupun sebab lainnya,” tegasnya.

Pihak kepolisian saat ini masih memintai keterangan dari sejumlah orang yang dianggap berkaitan dengan kasus tersebut. “Kami lakukan pemeriksaan intensif terhadap pihak-pihak terkait,” kata Rahmad.

Ia menambahkan, pihak keluarga korban juga sudah mendapatkan penjelasan lengkap dari dokter forensik.

“Insya Allah keluarga bisa menerima karena sudah ada penjelasan secara ilmiah dan terperinci dari dokter. Sementara ini, keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang untuk mencari penyebabnya,” pungkasnya. (mif/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/