28.2 C
Jakarta
Sunday, June 29, 2025

Inilah 5 Sifat yang Membuatmu Lebih Mudah Menarik Pasangan Abusif

Kamu sempat yakin bahwa kali ini akan berbeda. Tapi nyatanya, kamu kembali terjebak dalam hubungan yang penuh luka dan emosi yang melelahkan. Lagi-lagi kamu menjadi korban dari pola hubungan yang tidak sehat.

Kamu mulai bertanya, “Apa salahku sampai terus-terusan begini?”

Mengapa kamu selalu tertarik atau malah menarik pasangan yang salah? Yang toxic, manipulatif, bahkan cenderung abusif?

Ternyata, ada pola bawah sadar yang membuat seseorang lebih rentan terjebak dalam hubungan seperti itu.

Dilansir dari Your Tango, inilah 5 sifat yang membuatmu lebih mudah menarik pasangan abusif.

  1. Kamu Terbiasa Memaafkan Hal yang Tidak Sepatutnya Ditoleransi

Jika kamu tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan atau manipulasi, kamu bisa saja tidak sadar bahwa kamu cenderung merasa nyaman dengan suasana negatif. Bukan karena kamu suka disakiti, tapi karena itu familiar terbiasa.

Kamu cenderung mencari alasan untuk tetap bertahan. Membuat pembenaran atas perilaku pasanganmu. Padahal, kamu hanya mengulangi pola yang sama dari masa lalu. Hingga akhirnya kamu begitu lelah dan sadar bahwa ini bukan kehidupan yang kamu inginkan.

  1. Kamu Terjebak dalam Peran Sebagai Korban

Menjadi korban bisa menjadi cara bertahan hidup di lingkungan yang menyakitkan. Kadang, rasa iba atau simpati yang kamu terima dari orang lain terasa seperti pelipur lara. Tapi tanpa sadar, kamu terus mencari validasi dengan cara ini bahkan dari pelaku itu sendiri.

Baca Juga :  Perilaku Menawan untuk Meningkatkan Status Sosial

Terapis Nancy Carbone menjelaskan bahwa jika kamu terus mengabaikan suara hatimu sendiri dan membiarkan kritik internal mendominasi, kamu hanya akan terus menyabotase dirimu sendiri.

Ubah perspektif, kenali pola pikir yang membuatmu terjebak, dan ambil alih kendali atas hidupmu.

  1. Kamu Takut Sendiri

Ketakutan akan kesepian bisa membuatmu terjebak dalam hubungan yang buruk. Kamu mungkin merasa butuh cinta, validasi, bahkan sentuhan fisik—dan tanpa sadar memancarkan energi putus asa itu ke luar.

Orang yang hanya memberi cinta setengah hati akan datang karena mereka tahu kamu tak akan menuntut lebih. Kamu pun cenderung menutup mata terhadap tanda-tanda bahaya, karena menurutmu lebih baik punya pasangan yang buruk daripada tidak punya sama sekali.

Padahal, mengenali pola ini adalah langkah pertama untuk keluar dari lingkaran setan tersebut.

  1. Kamu Rindu Dicintai Tapi Tak Percaya Pantas Mendapatkannya

Ketika harga dirimu rendah, kamu lebih mudah larut dalam emosi negatif seperti cemas, takut, atau sedih. Energi ini secara tidak sadar kamu pancarkan, dan seperti hukum tarik-menarik energi negatif akan menarik orang dengan energi serupa.

Jika kamu tidak merasa pantas dicintai, bagaimana bisa meyakinkan orang lain untuk mencintaimu dengan benar?

Life coach Kelly Rudolph menyarankan untuk fokus pada me time, afirmasi positif, dan menjauh dari hal-hal yang membuatmu terpuruk. Semakin kamu mencintai dan menghargai diri sendiri, semakin kamu menarik cinta yang sehat.

  1. Kamu Merasa Layak Menderita
Baca Juga :  Alasan Pria Menjauhimu Saat Dia Sudah Mulai Mencintaimu

Banyak orang yang tumbuh dalam lingkungan penuh kritik akhirnya menanam keyakinan bahwa mereka memang pantas disakiti. Mereka tak sadar bahwa cinta seharusnya tidak menyakitkan.

Padahal, mencintai diri sendiri adalah kunci untuk memutus pola ini. Meski butuh proses, kamu bisa mulai dari hal kecil: menerima dirimu apa adanya, memberi ruang untuk salah, dan belajar bersikap lembut pada diri sendiri.

Menurut penelitian dalam Clinical Psychology & Psychotherapy, kritik internal yang terus-menerus justru memperkuat persepsi negatif dan rasa tidak aman dalam bersosialisasi.

Mulailah bertanya pada dirimu, “Kalau orang lain melakukan hal ini, apakah aku akan menghakimi mereka sekeras ini?”

Jika kamu dibesarkan dalam lingkungan yang tidak sehat secara emosional, kamu mungkin tanpa sadar mengulang pola tersebut saat dewasa. Sebuah studi pada 2021 menemukan bahwa kekerasan emosional sejak masa kanak-kanak dapat memicu kecemasan, depresi, bahkan gangguan kepribadian saat dewasa muda.

Namun, ini bukan akhir cerita. Kamu bisa berubah. Kamu bisa menyembuhkan. Mulailah dari satu hal dengan mencintai dan menghargai diri sendiri. Saat kamu penuh cinta pada dirimu sendiri, cinta dari luar pun akan datang bukan yang menyakitimu, tapi yang menumbuhkanmu.(jpc)

Kamu sempat yakin bahwa kali ini akan berbeda. Tapi nyatanya, kamu kembali terjebak dalam hubungan yang penuh luka dan emosi yang melelahkan. Lagi-lagi kamu menjadi korban dari pola hubungan yang tidak sehat.

Kamu mulai bertanya, “Apa salahku sampai terus-terusan begini?”

Mengapa kamu selalu tertarik atau malah menarik pasangan yang salah? Yang toxic, manipulatif, bahkan cenderung abusif?

Ternyata, ada pola bawah sadar yang membuat seseorang lebih rentan terjebak dalam hubungan seperti itu.

Dilansir dari Your Tango, inilah 5 sifat yang membuatmu lebih mudah menarik pasangan abusif.

  1. Kamu Terbiasa Memaafkan Hal yang Tidak Sepatutnya Ditoleransi

Jika kamu tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan atau manipulasi, kamu bisa saja tidak sadar bahwa kamu cenderung merasa nyaman dengan suasana negatif. Bukan karena kamu suka disakiti, tapi karena itu familiar terbiasa.

Kamu cenderung mencari alasan untuk tetap bertahan. Membuat pembenaran atas perilaku pasanganmu. Padahal, kamu hanya mengulangi pola yang sama dari masa lalu. Hingga akhirnya kamu begitu lelah dan sadar bahwa ini bukan kehidupan yang kamu inginkan.

  1. Kamu Terjebak dalam Peran Sebagai Korban

Menjadi korban bisa menjadi cara bertahan hidup di lingkungan yang menyakitkan. Kadang, rasa iba atau simpati yang kamu terima dari orang lain terasa seperti pelipur lara. Tapi tanpa sadar, kamu terus mencari validasi dengan cara ini bahkan dari pelaku itu sendiri.

Baca Juga :  Perilaku Menawan untuk Meningkatkan Status Sosial

Terapis Nancy Carbone menjelaskan bahwa jika kamu terus mengabaikan suara hatimu sendiri dan membiarkan kritik internal mendominasi, kamu hanya akan terus menyabotase dirimu sendiri.

Ubah perspektif, kenali pola pikir yang membuatmu terjebak, dan ambil alih kendali atas hidupmu.

  1. Kamu Takut Sendiri

Ketakutan akan kesepian bisa membuatmu terjebak dalam hubungan yang buruk. Kamu mungkin merasa butuh cinta, validasi, bahkan sentuhan fisik—dan tanpa sadar memancarkan energi putus asa itu ke luar.

Orang yang hanya memberi cinta setengah hati akan datang karena mereka tahu kamu tak akan menuntut lebih. Kamu pun cenderung menutup mata terhadap tanda-tanda bahaya, karena menurutmu lebih baik punya pasangan yang buruk daripada tidak punya sama sekali.

Padahal, mengenali pola ini adalah langkah pertama untuk keluar dari lingkaran setan tersebut.

  1. Kamu Rindu Dicintai Tapi Tak Percaya Pantas Mendapatkannya

Ketika harga dirimu rendah, kamu lebih mudah larut dalam emosi negatif seperti cemas, takut, atau sedih. Energi ini secara tidak sadar kamu pancarkan, dan seperti hukum tarik-menarik energi negatif akan menarik orang dengan energi serupa.

Jika kamu tidak merasa pantas dicintai, bagaimana bisa meyakinkan orang lain untuk mencintaimu dengan benar?

Life coach Kelly Rudolph menyarankan untuk fokus pada me time, afirmasi positif, dan menjauh dari hal-hal yang membuatmu terpuruk. Semakin kamu mencintai dan menghargai diri sendiri, semakin kamu menarik cinta yang sehat.

  1. Kamu Merasa Layak Menderita
Baca Juga :  Alasan Pria Menjauhimu Saat Dia Sudah Mulai Mencintaimu

Banyak orang yang tumbuh dalam lingkungan penuh kritik akhirnya menanam keyakinan bahwa mereka memang pantas disakiti. Mereka tak sadar bahwa cinta seharusnya tidak menyakitkan.

Padahal, mencintai diri sendiri adalah kunci untuk memutus pola ini. Meski butuh proses, kamu bisa mulai dari hal kecil: menerima dirimu apa adanya, memberi ruang untuk salah, dan belajar bersikap lembut pada diri sendiri.

Menurut penelitian dalam Clinical Psychology & Psychotherapy, kritik internal yang terus-menerus justru memperkuat persepsi negatif dan rasa tidak aman dalam bersosialisasi.

Mulailah bertanya pada dirimu, “Kalau orang lain melakukan hal ini, apakah aku akan menghakimi mereka sekeras ini?”

Jika kamu dibesarkan dalam lingkungan yang tidak sehat secara emosional, kamu mungkin tanpa sadar mengulang pola tersebut saat dewasa. Sebuah studi pada 2021 menemukan bahwa kekerasan emosional sejak masa kanak-kanak dapat memicu kecemasan, depresi, bahkan gangguan kepribadian saat dewasa muda.

Namun, ini bukan akhir cerita. Kamu bisa berubah. Kamu bisa menyembuhkan. Mulailah dari satu hal dengan mencintai dan menghargai diri sendiri. Saat kamu penuh cinta pada dirimu sendiri, cinta dari luar pun akan datang bukan yang menyakitimu, tapi yang menumbuhkanmu.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru