PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng), dalam melaksanakan program dan kegiatan selalu bersinergi dengan para pemangku kepentingan dan stakeholder lainnya. Hal ini dilakukan untuk menyatakan kehadiran pemerintah dan melibatkan peran masyarakat dalam pembangunan di Kalteng.
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran seringkali menyampaikan program prioritas Huma Betang dalam pencapaian visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2025-2030. Salah satu sektor yang menjadi prioritasnya saat ini yaitu sektor perikanan.
Melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng, Pemprov Kalteng menggandeng akademisi dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan Kalteng. Hal ini disampaikan Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng Sri Widanarni, saat menerima kunjungan Tim Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (STIH) Institut Teknologi Bandung (ITB) di Aula Dislutkan Kalteng, baru-baru ini.
Tim SITH ITB yang dikoordinir oleh Donny Kusuma Hardjani. Mengatakan bahwa kunjungannya kali ini dilaksanakan dalam rangka Kajian Peta Jalan Pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menengah (Sentra IKM) Berbasis Rantai Pasok (Supply Chain) di Kalteng.
Kegiatan ini merupakan kajian kedua dan merupakan kajian lanjutan yang dilakukan oleh Tim SITH ITB di Palangka Raya Kalteng yang melibatkan Tim Kajian SITH ITB Neil Priharto, Dzulianur Mutsla, dan Nurhamidah Almatin Hidayat.
Donny mengatakan. Bahwa tujuan kerja sama yang diajukan yaitu merumuskan peta jalan pembangunan sentra industri kecil dan menengah (IKM) berbasis hilirisasi ikan lokal di Kalteng melalui pendekatan rantai pasok yang terintegrasi dan berkelanjutan.
“Hilirisasi ikan lokal akan difokuskan pada pengalengan ikan dan langkah yang diambil antara lain menyusun peta jalan pembangunan sentra IKM berbasis hilirisasi produk ikan lokal di Kalimantan Tengah. Khususnya untuk pengalengan ikan, meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi produk olahan ikan lokal, memperkuat rantai pasok ikan lokal dari hulu ke hilir terkait pengalengan ikan agar lebih efisien dan berdaya saing, serta menghubungkan industri perikanan lokal dengan pasar regional, nasional, dan internasional,” ujarnya.
Donny menyampaikan, dengan adanya kajian lanjutan ini diharapkan dapat memberikan manfaat strategis dalam merumuskan arah pembangunan industri perikanan lokal yang terstruktur dan berbasis teknologi tepat guna dan data untuk hilirisasi produk ikan lokal, khususnya industri pengalengan ikan.
Capaian kegiatan ini berupa dokumen kajian berisi rekomendasi peta jalan pembangunan sentra industri kecil dan menengah (IKM) pengalengan ikan di Kalteng untuk hilirisasi produk ikan lokal melalui pendekatan rantai pasok yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, Kepala Dislutkan Kalteng Sri Widanarni menyambut baik adanya kerja sama ini. Menurutnya, Pemprov Kalteng membuka ruang kolaborasi bersama pemangku kepentingan dan stakeholder sektor perikanan dalam mengambil peluang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah daerah dapat mengambil peluang untuk mendukung industri pengalengan dengan mendorong masyarakat untuk membudidayakan ikan patin dan melakukan pembinaan kepada Pokdakan untuk mendukung industri ini yang berdampak pada peluang lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Selain itu, Kepala Dislutkan Kalteng Sri Widanarni berharap. Dengan adanya kajian ini dapat memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat Kalteng. “Harapannya, dengan adanya industri pengalengan ini dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat dalam mendukung visi misi Gubernur Kalteng Bapak H. Agustiar Sabran dalam menyejahterakan masyarakat Palangka Raya khususnya dan Kalteng pada umumnya, menyambut Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Sejalan dengan yang disampaikan Kepala Dislutkan Sri Widanarni, Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kota Palangka Raya Indriarti Ritadewi menambahkan bahwa kota Palangka Raya memiliki luas 2.700 km2, dialiri tiga sungai yaitu sungai Rungan, sungai Sebangau dan sungai Kahayan, lima kecamatan dan 30 kelurahan.
“Di Palangka Raya terdapat Kampung Budidaya Ikan Baung yang terletak di Pahandut Seberang. Ikan patin menjadi salah satu jenis ikan yang berpotensi untuk menjadi bahan baku industri pengalengan ini. Harga yang cukup terjangkau dan ketersediaan bahan baku yang stabil di Kota Palangka Raya atau kabupaten tetangga seperti Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Katingan,” tuturnya.
Selanjutnya, Kepala Diskan Palangka Raya menambahkan bahwa Kota Palangka Raya memerlukan industri seperti industri pengalengan ini agar lebih maju dan berkembang. (hfz)