30.6 C
Jakarta
Wednesday, June 25, 2025

Marc Marquez Raih Kemenangan Fantastis, Didedikasikan untuk Semua Ducatisti

Marc Marquez dan Ducati Lenovo Team benar-benar membuat perbedaan besar di Autodromo Internazionale del Mugello. Dalam balapan Brembo Grand Prix Italia yang dramatis dan penuh adrenalin, Márquez keluar sebagai pemenang, sementara rekan setimnya, Francesco Bagnaia, harus puas finis di posisi keempat.

Kemenangan ini menjadi yang ke-93 sepanjang karier Marc Márquez di semua kelas, dan menjadi bukti nyata dirinya kini kembali berada di puncak performa.Kemenangan ini juga menegaskan dominasi Ducati Lenovo Team, yang menguasai jalannya balapan di kandang sendiri.

Sejak awal balapan, pertarungan di Mugello berlangsung sengit dan penuh ketegangan, dengan posisi terdepan terus berganti antara Bagnaia dan Alex Márquez.Namun saat memasuki putaran kesembilan, Marc Márquez mengambil alih kepemimpinan dan tak pernah melepasnya hingga garis finis.

Strategi cerdas Márquez memainkan peran krusial, terutama dalam mengatur daya tahan ban dan menjaga ritme balapan.Meski mendapat tekanan hebat dari Pecco Bagnaia, pembalap bernomor 93 ini tetap tenang dan fokus menjaga kecepatan di tikungan.

Ketika Alex Márquez sempat memimpin, Márquez menyadari itulah saatnya untuk memacu lebih agresif. Keputusan itu terbukti jitu, karena kecepatan Alex begitu kuat dan hanya bisa ditandingi oleh manuver tajam dan konsistensi tinggi dari sang juara dunia.

Di belakangnya, Fabio Di Giannantonio dari VR46 Racing Team tampil mengejutkan dengan finis ketiga, menggeser Bagnaia di akhir balapan.Alex Márquez sendiri mengamankan posisi kedua dengan motor Desmosedici GP milik Gresini Racing Team, menegaskan dominasi penuh Ducati di empat besar

Empat posisi teratas dikuasai oleh motor Ducati, memperlihatkan betapa kuatnya pabrikan asal Italia ini di sirkuit Mugello. Tak hanya dari sisi pembalap, Ducati juga mengukuhkan keunggulan dalam klasemen tim dan konstruktor.

Ducati Lenovo Team tetap kokoh di puncak klasemen tim dengan 430 poin, unggul jauh dari pesaing lainnya. Sementara Ducati juga memimpin klasemen konstruktor dengan koleksi 319 poin, menegaskan status mereka sebagai kekuatan utama di MotoGP musim ini.

Baca Juga :  Sepi karena Korona

Marc Márquez kini memimpin klasemen pembalap dengan total 270 poin, unggul 40 poin dari adiknya, Alex Márquez.

Bagnaia sebenarnya memulai balapan dengan performa luar biasa, bahkan sempat memimpin jalannya lomba di lap-lap awal. Namun insiden di akhir lap kelima membuatnya kehilangan momentum dan posisi terdepan.

Pecco sempat bersenggolan hingga nyaris terjatuh di tikungan terakhir, yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri.Setelah itu, penurunan grip ban depan mempersulitnya dalam mempertahankan ritme dan bertahan dari gempuran pembalap di belakang.

Bagnaia mengakui ia harus menjaga jarak sepersepuluh detik dari pembalap di depannya untuk tetap aman. Namun itu tidak selalu bisa dijaga, dan hasilnya, ia kehilangan posisi podium yang sudah hampir digenggamnya.

“Hari ini, di hadapan penonton yang luar biasa ini, saya mengupayakan segalanya. Ketika saya mencoba mengatur kecepatan di depan, saya nyaris terjatuh di tikungan terakhir,” ujar Bagnaia.

“Sayangnya, ketika grip ban depan menurun, saya tidak mendapatkan penunjang yang cukup dan saya lebih kesulitan.”

“Saya perlu menjaga jarak sekitar persepuluh detik di belakang pembalap di depan, lalu dengan cepat mendekat dan mencoba menyalip — jika tidak, saya berisiko kehilangan kontrol bagian depan.”

“Saya harus menerima bahwa ini adalah situasinya untuk saat ini dan terus bekerja dengan tim untuk menemukan solusi, sambil selalu memberikan yang terbaik.”

Marc Márquez sendiri menyebut kondisi lintasan cukup sulit, sehingga mempertahankan kecepatan tinggi penuh risiko. Ia telah menyiapkan plan B jika lawan mendekat, yakni membawa motor dengan aman hingga garis finis.

“Di awal balapan, saya berusaha mengatur ketahanan ban agar pemakaian bisa bertahan lebih lama. Setiap kali saya mencoba mengendalikan situasi, Pecco kembali menyerang,” ujar Marc Márquez.

“Dia mengerem sangat keras dan sangat lambat, sementara saya lebih fokus pada kecepatan di tikungan. Ketika Alex memimpin, saya tahu inilah saatnya untuk mulai memacu lebih keras, karena ia punya kecepatan yang sangat kuat.”

Baca Juga :  Dua Atlet Angkat Besi Kota Ikuti Piala Gubernur Kaltim Junior 2022

“Kondisi lintasan cukup sulit hari ini, dan mempertahankan ritme yang sangat cepat itu berisiko. Jika ada yang berhasil mendekat, plan B saya hanyalah membawa motor sampai finis.”

Luigi Dall’Igna selaku General Manager Ducati Corse mengaku sangat puas dengan hasil di Mugello.

“Kami sangat senang menyaksikan empat besar di Mugello semuanya adalah Ducati. Ini adalah balapan yang spektakuler, terutama selama lima atau enam putaran pertama — awal yang mendebarkan yang benar-benar menguji emosi saya,” ujar Dall’Igna.

Melihat empat besar ditempati motor Ducati adalah pemandangan yang luar biasa membanggakan bagi seluruh Ducatisti di seluruh dunia.

Dall’Igna memuji Márquez atas kemenangan fantastis yang menurutnya layak dipersembahkan untuk para penggemar Ducati.

Selamat kepada Marc atas kemenangan fantastis ini, yang didedikasikan untuk semua Ducatisti.

“Ia juga mengapresiasi penampilan Bagnaia di awal lomba, meski mengakui masih ada langkah terakhir yang belum bisa ditempuh Pecco,” ujar Dall’Igna.

“Sangat menyenangkan juga melihat Pecco memimpin di awal. Dari sisi kami, kami akan terus memberikan dukungan penuh agar ia bisa mengambil langkah terakhir yang masih ia lewatkan.”

Dominasi Ducati di Mugello tak hanya menunjukkan kekuatan teknis tim, tapi juga bukti nyata betapa solidnya kolaborasi antara pembalap, teknisi, dan strategi tim.Kini semua mata tertuju pada Grand Prix Belanda di Sirkuit TT Assen akhir pekan ini, di mana Ducati Lenovo Team akan kembali mencoba mempertahankan keunggulannya.

Marc Márquez telah mengirimkan sinyal keras kepada para rivalnya ia bukan hanya kembali — tapi juga siap merebut tahta dunia. Jika konsistensi ini terus berlanjut, musim ini bisa menjadi milik Ducati dan Márquez sepenuhnya. (jpc)

Marc Marquez dan Ducati Lenovo Team benar-benar membuat perbedaan besar di Autodromo Internazionale del Mugello. Dalam balapan Brembo Grand Prix Italia yang dramatis dan penuh adrenalin, Márquez keluar sebagai pemenang, sementara rekan setimnya, Francesco Bagnaia, harus puas finis di posisi keempat.

Kemenangan ini menjadi yang ke-93 sepanjang karier Marc Márquez di semua kelas, dan menjadi bukti nyata dirinya kini kembali berada di puncak performa.Kemenangan ini juga menegaskan dominasi Ducati Lenovo Team, yang menguasai jalannya balapan di kandang sendiri.

Sejak awal balapan, pertarungan di Mugello berlangsung sengit dan penuh ketegangan, dengan posisi terdepan terus berganti antara Bagnaia dan Alex Márquez.Namun saat memasuki putaran kesembilan, Marc Márquez mengambil alih kepemimpinan dan tak pernah melepasnya hingga garis finis.

Strategi cerdas Márquez memainkan peran krusial, terutama dalam mengatur daya tahan ban dan menjaga ritme balapan.Meski mendapat tekanan hebat dari Pecco Bagnaia, pembalap bernomor 93 ini tetap tenang dan fokus menjaga kecepatan di tikungan.

Ketika Alex Márquez sempat memimpin, Márquez menyadari itulah saatnya untuk memacu lebih agresif. Keputusan itu terbukti jitu, karena kecepatan Alex begitu kuat dan hanya bisa ditandingi oleh manuver tajam dan konsistensi tinggi dari sang juara dunia.

Di belakangnya, Fabio Di Giannantonio dari VR46 Racing Team tampil mengejutkan dengan finis ketiga, menggeser Bagnaia di akhir balapan.Alex Márquez sendiri mengamankan posisi kedua dengan motor Desmosedici GP milik Gresini Racing Team, menegaskan dominasi penuh Ducati di empat besar

Empat posisi teratas dikuasai oleh motor Ducati, memperlihatkan betapa kuatnya pabrikan asal Italia ini di sirkuit Mugello. Tak hanya dari sisi pembalap, Ducati juga mengukuhkan keunggulan dalam klasemen tim dan konstruktor.

Ducati Lenovo Team tetap kokoh di puncak klasemen tim dengan 430 poin, unggul jauh dari pesaing lainnya. Sementara Ducati juga memimpin klasemen konstruktor dengan koleksi 319 poin, menegaskan status mereka sebagai kekuatan utama di MotoGP musim ini.

Baca Juga :  Sepi karena Korona

Marc Márquez kini memimpin klasemen pembalap dengan total 270 poin, unggul 40 poin dari adiknya, Alex Márquez.

Bagnaia sebenarnya memulai balapan dengan performa luar biasa, bahkan sempat memimpin jalannya lomba di lap-lap awal. Namun insiden di akhir lap kelima membuatnya kehilangan momentum dan posisi terdepan.

Pecco sempat bersenggolan hingga nyaris terjatuh di tikungan terakhir, yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri.Setelah itu, penurunan grip ban depan mempersulitnya dalam mempertahankan ritme dan bertahan dari gempuran pembalap di belakang.

Bagnaia mengakui ia harus menjaga jarak sepersepuluh detik dari pembalap di depannya untuk tetap aman. Namun itu tidak selalu bisa dijaga, dan hasilnya, ia kehilangan posisi podium yang sudah hampir digenggamnya.

“Hari ini, di hadapan penonton yang luar biasa ini, saya mengupayakan segalanya. Ketika saya mencoba mengatur kecepatan di depan, saya nyaris terjatuh di tikungan terakhir,” ujar Bagnaia.

“Sayangnya, ketika grip ban depan menurun, saya tidak mendapatkan penunjang yang cukup dan saya lebih kesulitan.”

“Saya perlu menjaga jarak sekitar persepuluh detik di belakang pembalap di depan, lalu dengan cepat mendekat dan mencoba menyalip — jika tidak, saya berisiko kehilangan kontrol bagian depan.”

“Saya harus menerima bahwa ini adalah situasinya untuk saat ini dan terus bekerja dengan tim untuk menemukan solusi, sambil selalu memberikan yang terbaik.”

Marc Márquez sendiri menyebut kondisi lintasan cukup sulit, sehingga mempertahankan kecepatan tinggi penuh risiko. Ia telah menyiapkan plan B jika lawan mendekat, yakni membawa motor dengan aman hingga garis finis.

“Di awal balapan, saya berusaha mengatur ketahanan ban agar pemakaian bisa bertahan lebih lama. Setiap kali saya mencoba mengendalikan situasi, Pecco kembali menyerang,” ujar Marc Márquez.

“Dia mengerem sangat keras dan sangat lambat, sementara saya lebih fokus pada kecepatan di tikungan. Ketika Alex memimpin, saya tahu inilah saatnya untuk mulai memacu lebih keras, karena ia punya kecepatan yang sangat kuat.”

Baca Juga :  Dua Atlet Angkat Besi Kota Ikuti Piala Gubernur Kaltim Junior 2022

“Kondisi lintasan cukup sulit hari ini, dan mempertahankan ritme yang sangat cepat itu berisiko. Jika ada yang berhasil mendekat, plan B saya hanyalah membawa motor sampai finis.”

Luigi Dall’Igna selaku General Manager Ducati Corse mengaku sangat puas dengan hasil di Mugello.

“Kami sangat senang menyaksikan empat besar di Mugello semuanya adalah Ducati. Ini adalah balapan yang spektakuler, terutama selama lima atau enam putaran pertama — awal yang mendebarkan yang benar-benar menguji emosi saya,” ujar Dall’Igna.

Melihat empat besar ditempati motor Ducati adalah pemandangan yang luar biasa membanggakan bagi seluruh Ducatisti di seluruh dunia.

Dall’Igna memuji Márquez atas kemenangan fantastis yang menurutnya layak dipersembahkan untuk para penggemar Ducati.

Selamat kepada Marc atas kemenangan fantastis ini, yang didedikasikan untuk semua Ducatisti.

“Ia juga mengapresiasi penampilan Bagnaia di awal lomba, meski mengakui masih ada langkah terakhir yang belum bisa ditempuh Pecco,” ujar Dall’Igna.

“Sangat menyenangkan juga melihat Pecco memimpin di awal. Dari sisi kami, kami akan terus memberikan dukungan penuh agar ia bisa mengambil langkah terakhir yang masih ia lewatkan.”

Dominasi Ducati di Mugello tak hanya menunjukkan kekuatan teknis tim, tapi juga bukti nyata betapa solidnya kolaborasi antara pembalap, teknisi, dan strategi tim.Kini semua mata tertuju pada Grand Prix Belanda di Sirkuit TT Assen akhir pekan ini, di mana Ducati Lenovo Team akan kembali mencoba mempertahankan keunggulannya.

Marc Márquez telah mengirimkan sinyal keras kepada para rivalnya ia bukan hanya kembali — tapi juga siap merebut tahta dunia. Jika konsistensi ini terus berlanjut, musim ini bisa menjadi milik Ducati dan Márquez sepenuhnya. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/