PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ketua DPW Partai NasDem Kalimantan Tengah (Kalteng) Faridawaty Darland Atjeh. Yang juga menjabat sebagai Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Provinsi Kalteng, menggelar gala premiere film inspiratif Bugday Tanesi (A Piece of Grain) di Studio 1-XXI Palma Palangka Raya, Sabtu (14/6).
Acara nonton bareng tersebut turut dihadiri oleh Anggota Parlemen Majelis Agung Turki, Serkan Bayram, yang juga merupakan tokoh utama dalam film tersebut. Ia hadir sebagai tamu kehormatan atas undangan langsung dari Faridawaty.
“Ini luar biasa, pertama kali ditayangkan di Indonesia dan dilakukan di Palangka Raya. Kita mendapat lisensi langsung dari Lembaga Sensor Film Indonesia. Film ini telah mendapatkan berbagai penghargaan internasional,” ujar Faridawaty.
Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Palangka Raya Katingan dan Gunung Mas ini mengungkapkan bahwa film ini sangat menyentuh hatinya karena memiliki kedekatan emosional secara pribadi.
“Saya sudah dua kali menonton film ini dan selalu menangis. Dalam keluarga, saya memiliki adik yang juga seorang disabilitas. Cerita dalam film ini sangat menggugah, terutama karena menggambarkan perjuangan seorang penyintas yang mengalami disabilitas bukan dari lahir, melainkan akibat kebakaran saat keluarganya membuka lahan gandum,” katanya.
Serkan Bayram, yang merupakan tokoh utama dalam film Bugday Tanesi, menyampaikan apresiasi kepada Faridawaty atas undangannya ke Palangka Raya. Ia mengatakan film ini merupakan kisah hidupnya selama lebih dari 50 tahun.
“Saat saya berusia 18 tahun, saya mengalami kecelakaan dan kehilangan beberapa bagian tubuh saya. Tapi saya tetap melanjutkan hidup, menjadi hakim, menikah, mendukung para penyandang disabilitas di Turki, dan akhirnya menjadi anggota parlemen. Saya bahkan berhasil mendorong perubahan undang-undang untuk hak-hak disabilitas di Turki,” ungkap Serkan.
Ia menambahkan bahwa film Bugday Tanesi telah diputar di berbagai negara dan memperoleh banyak penghargaan. Film ini, menurutnya, menjadi harapan bagi para penyandang disabilitas dan menjadi pengingat bagi masyarakat luas untuk menumbuhkan empati dan solidaritas.
“Bugday Tanesi adalah harapan. Film ini untuk mengingatkan kita bahwa tidak boleh ada disabilitas yang ditinggalkan. Ini tentang kemanusiaan, keadilan, dan kebaikan dunia. Kita tidak ingin hidup di dunia yang penuh dengan darah dan kegelisahan,” tegasnya.(hfz)