32.4 C
Jakarta
Monday, June 9, 2025

Yuk Simak! Makna Doa “Semoga Menjadi Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah

Kerap kali, saat kita menghadiri acara pernikahan, doa yang disampaikan kepada pasangan pengantin adalah, “Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.”

Kalimat ini begitu sering diucapkan, namun tidak semua orang benar-benar memahami arti dan maknanya secara mendalam. Apa sebenarnya makna di balik tiga kata ini?

Yuk, simak penjelasannya dari KH. Quraish Shihab sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Panrita ID.

  1. Sakinah – Ketenteraman yang Menenangkan

Sakinah berarti ketenangan. Bukan hanya sekadar tenang secara fisik, tetapi juga ketenangan batin, jiwa, dan pikiran.Bayangkan seorang suami yang pulang ke rumah setelah seharian menghadapi tekanan pekerjaan, macet, dan beban pikiran. Harapannya, ketika ia tiba di rumah, ia menemukan ketenangan di pelukan istri dan keluarga.

Begitu juga sebaliknya, istri yang ditinggal bekerja seharian ingin merasa tenang, yakin bahwa suaminya di luar sana menjaga amanah, tidak neko-neko.Rumah tangga yang sakinah adalah rumah yang menjadi tempat “pulang” bagi hati dan jiwa, tempat istirahat dari hiruk-pikuk dunia luar.

  1. Mawaddah – Cinta yang Lapang Dada
Baca Juga :  Empat Shio Diramalkan Akan Mendapatkan Rezeki Tak Terduga

Mawaddah sering diartikan sebagai cinta, tapi bukan cinta biasa. Ini adalah cinta yang jernih dari prasangka buruk.Dalam mawaddah, seseorang mencintai pasangannya tanpa terlalu fokus pada kekurangannya. Ia melihat dengan mata kasih, bukan mata kritik.

Ibarat seorang ibu melihat anaknya yang buta sebelah atau sumbing, bukan cacat yang terlihat, tapi cinta yang tetap utuh.Cinta semacam ini tidak muncul otomatis. Ia tumbuh dan diperjuangkan. Keduanya saling menyadari bahwa masing-masing memiliki kekurangan.

Maka, ketika melihat kelemahan pasangannya, ia berkata dalam hati: “Aku pun punya kekurangan.” Ini adalah cinta yang saling menguatkan, bukan saling menuntut.

  1. Rahmah – Kasih yang Menguatkan

Rahmah berarti kasih sayang yang timbul dari empati terhadap ketidakberdayaan. Rahmah adalah kepekaan hati ketika melihat pasangan sedang lelah, sedih, atau rapuh, dan dorongan untuk hadir serta menguatkannya.

Baca Juga :  Pertama Memulai Olahraga Lari? Simak 5 Tips Ini Supaya Tak Mudah Lelah

Rahmah bukan sekadar perasaan, tapi tindakan yang lahir dari kasih. Misalnya, ketika istri sedang jatuh sakit, suami tidak hanya iba, tapi juga tergerak untuk merawat dengan penuh kesabaran. Atau ketika suami sedang di titik rendah, istri hadir bukan untuk menghakimi, tapi untuk menjadi penopang.

Sakinah, mawaddah, warahmah bukan sekadar doa, tapi prinsip yang harus diperjuangkan bersama setiap hari.Rumah tangga bukan tempat untuk mencari yang sempurna, melainkan ruang untuk saling menyempurnakan dalam cinta, tenang dalam jiwa, dan lembut dalam kasih.(jpc)

Kerap kali, saat kita menghadiri acara pernikahan, doa yang disampaikan kepada pasangan pengantin adalah, “Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.”

Kalimat ini begitu sering diucapkan, namun tidak semua orang benar-benar memahami arti dan maknanya secara mendalam. Apa sebenarnya makna di balik tiga kata ini?

Yuk, simak penjelasannya dari KH. Quraish Shihab sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Panrita ID.

  1. Sakinah – Ketenteraman yang Menenangkan

Sakinah berarti ketenangan. Bukan hanya sekadar tenang secara fisik, tetapi juga ketenangan batin, jiwa, dan pikiran.Bayangkan seorang suami yang pulang ke rumah setelah seharian menghadapi tekanan pekerjaan, macet, dan beban pikiran. Harapannya, ketika ia tiba di rumah, ia menemukan ketenangan di pelukan istri dan keluarga.

Begitu juga sebaliknya, istri yang ditinggal bekerja seharian ingin merasa tenang, yakin bahwa suaminya di luar sana menjaga amanah, tidak neko-neko.Rumah tangga yang sakinah adalah rumah yang menjadi tempat “pulang” bagi hati dan jiwa, tempat istirahat dari hiruk-pikuk dunia luar.

  1. Mawaddah – Cinta yang Lapang Dada
Baca Juga :  Empat Shio Diramalkan Akan Mendapatkan Rezeki Tak Terduga

Mawaddah sering diartikan sebagai cinta, tapi bukan cinta biasa. Ini adalah cinta yang jernih dari prasangka buruk.Dalam mawaddah, seseorang mencintai pasangannya tanpa terlalu fokus pada kekurangannya. Ia melihat dengan mata kasih, bukan mata kritik.

Ibarat seorang ibu melihat anaknya yang buta sebelah atau sumbing, bukan cacat yang terlihat, tapi cinta yang tetap utuh.Cinta semacam ini tidak muncul otomatis. Ia tumbuh dan diperjuangkan. Keduanya saling menyadari bahwa masing-masing memiliki kekurangan.

Maka, ketika melihat kelemahan pasangannya, ia berkata dalam hati: “Aku pun punya kekurangan.” Ini adalah cinta yang saling menguatkan, bukan saling menuntut.

  1. Rahmah – Kasih yang Menguatkan

Rahmah berarti kasih sayang yang timbul dari empati terhadap ketidakberdayaan. Rahmah adalah kepekaan hati ketika melihat pasangan sedang lelah, sedih, atau rapuh, dan dorongan untuk hadir serta menguatkannya.

Baca Juga :  Pertama Memulai Olahraga Lari? Simak 5 Tips Ini Supaya Tak Mudah Lelah

Rahmah bukan sekadar perasaan, tapi tindakan yang lahir dari kasih. Misalnya, ketika istri sedang jatuh sakit, suami tidak hanya iba, tapi juga tergerak untuk merawat dengan penuh kesabaran. Atau ketika suami sedang di titik rendah, istri hadir bukan untuk menghakimi, tapi untuk menjadi penopang.

Sakinah, mawaddah, warahmah bukan sekadar doa, tapi prinsip yang harus diperjuangkan bersama setiap hari.Rumah tangga bukan tempat untuk mencari yang sempurna, melainkan ruang untuk saling menyempurnakan dalam cinta, tenang dalam jiwa, dan lembut dalam kasih.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/