Ketua Umum PSSI Erick Thohir resmi memperpanjang aturan larangan penonton tim tamu hadir di stadion pada seluruh laga Liga 1 musim 2025/2026.Aturan tersebut pertama kali berlaku sejak tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 silam yang memakan korban 135 nyawa, meski saat itu sama sekali tidak ada suporter tim tamu yang hadir.
Padahal larangan tersebut seharusnya bisa diakhiri mulai musim depan. Namun karena pertimbangan keamanan, PSSI pun memutuskan untuk kembali memperpanjang aturan itu.
“Belum (diizinkan suporter tim tamu hadir). Ya gimana kondisinya. Kalau ada suporter yang menjadi korban lagi gimana. Ini sepak bola, jangan hanya menjadi entertainment,” kata Erick, sebagaimana dikutip dari Antara.
Selain karena alasan keamanan, salah satu hal yang melatarbelakangi perpanjangan larangan itu adalah ulah para oknum Bobotoh yang merayakan juara Persib secara berlebihan pada 24 Mei lalu.
Kala itu, mereka menyalakan flare dan petasan, hingga membuat laga melawan Persis Solo terhenti dua kali. Pelatih Persib Bojan Hodak dan sejumlah pemain bahkan memohon untuk menghentikan aksi anarkis itu, namun tidak digubris.
Akibatnya, seisi stadion tertutup asap dan wasit Rio Permana Putra memutuskan laga berhenti meski masih menyisakan empat menit karena tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
Bahkan seremonial penyerahan trofi juga sempat tertunda karena lapangan tertutup asap. Lebih memalukan lagi, suporter berbondong-bondong turun dan masuk ke lapangan serta merusak fasilitas stadion GBLA.
“Saya di sini karena kepercayaan FIFA dan pemerintah setelah peristiwa besar Kanjuruhan. Liga masih terjadi hal-hal, tapi tidak bisa salahkan klub dan liga saja. Kita harus introspeksi, suporter introspeksi, contoh ya lihat di Bandung kemarin. Akhirnya rugi. Dan yang paling sedih kemarin ada perwakilan FIFA,” tegas Erick.
Ia pun menyayangkan akibat kejadian memalukan itu, FIFA pun memutuskan larangan kehadiran penonton tim tamu diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Liga 1, terutama menitikberatkan pada penyalaan flare, termasuk yang terjadi pada 24 Mei itu.
“Sayang agak sedikit dinodai, artinya banyak suporter yang turun ke lapangan. Ini menjadi catatan buat kita supaya musim mendatang bisa lebih siap mempersiapkan kejadian seperti sekarang ini,” kata Ferry.
Ia mengungkapkan aspek keamanan menjadi aspek yang paling mendapat atensi untuk dievaluasi, antara lain mencegah penonton membawa petasan dan suar (flare) ke dalam stadion. (jpc)