25 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

Dua Kecamatan Ini Jadi Pemasok Asap di Sampit

SAMPIT – Luas hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin
Timur yang sudah terbakar tahun ini mencapai 70 hektare. Ada dua lokasi karhutla
yang paling menonjol. Yang pertama di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (Samuda)
dan Mentaya Hilir Utara (Bagendang).

Kedua kecamatan ini yang menjadi
pemasok asap sampai ke Sampit, karena hembusan angin yang mengarah ke utara.
Bahkan baru-baru ini, tim gabungan karhutla Kotim berhasil memadamkan api di
Jalan Amin Klaru lingkar selatan Sampit, Sabtu (20/7).

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan (DPKP) Kotim Rihel menjelaskan, ada 3 titik yang terbakar
Jumat dan Sabtu (19-20/7) lalu. Luas lahan yang terbakar sekitar 1 hektare. Hal
ini diperparah dengan arah angin yang mengarah ke jalan sehingga menyebabkan
asap menjadi pekat dan membuat suasana di jalan tampak gelap, Senin (22/7).

Baca Juga :  Tunjuk Jubir Khusus, Pemkab Kobar Tetapkan Status Siaga Covid-19

Rihel menjelaskan, meski sempat
terjadi hujan, tidak menutup kemungkinan akan ada kebakaran lahan. Sebab
kondisi tanah yang memang sangat mudah terbakar. “Penyebab kebakaran yang
terjadi tersebut dikarenakan faktor disengaja. Si pelaku membakar lalu
ditinggalkan, dan petugas yang memadamkan apinya. Tidak ada rasa penyesalan,
apalagi bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka lakukan. Yang membakar
hilang dan yang ditimbulkan api dan asap saja,” tegasnya.

Ditambahkannya, bahwa tim
karhutla  terdiri dari unsure TNI, Polri,
DPKP, BPBD, PMI dan instansi lainnya yang juga ikut dalam misi ini. Meski sudah
ada aturan yang mengatur terkait karhutla, tetap saja ada warga yang tidak taat
terhadap aturan tersebut.

Baca Juga :  Rumput dan Sampah Rumah Tangga Menghambat Arus Air

“Kita berharap udara di Bumi
Habaring Hurung ini bersih, dan menjadi tanggung jawab bersama. Saya
mengharapkan pula, masyarakat ikut terlibat dalam pencegahan kebakaran dimanapun
wilayahnya. Mari bersama-sama menciptakan keadaan yang nyaman, khususnya
menyediakan udara yang bersih. Oleh karena itu, cegah kebakaran hutan dan
lahan,” pintanya.

Dalam memadamkan api, tim
gabungan mengalami kendala. “Kesulitan pertama ialah akses menuju lokasi
kebakaran yang memang sangat sulit dijangkau. Kedua sumber air di lokasi tidak
ada. Kedua faktor ini yang menyebabkan memadamkan api kebakaran tersebut
menjadi lambat. Kita memahami wilayah di Kotim ini akses jalan jika kebakaran
terjadi, jauh dari jalan dan alat yang kita gunakan sangat sulit untuk masuk ke
area yang terbakar,” akuinya. (rif/ens/ctk/nto)

SAMPIT – Luas hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin
Timur yang sudah terbakar tahun ini mencapai 70 hektare. Ada dua lokasi karhutla
yang paling menonjol. Yang pertama di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (Samuda)
dan Mentaya Hilir Utara (Bagendang).

Kedua kecamatan ini yang menjadi
pemasok asap sampai ke Sampit, karena hembusan angin yang mengarah ke utara.
Bahkan baru-baru ini, tim gabungan karhutla Kotim berhasil memadamkan api di
Jalan Amin Klaru lingkar selatan Sampit, Sabtu (20/7).

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan (DPKP) Kotim Rihel menjelaskan, ada 3 titik yang terbakar
Jumat dan Sabtu (19-20/7) lalu. Luas lahan yang terbakar sekitar 1 hektare. Hal
ini diperparah dengan arah angin yang mengarah ke jalan sehingga menyebabkan
asap menjadi pekat dan membuat suasana di jalan tampak gelap, Senin (22/7).

Baca Juga :  Tunjuk Jubir Khusus, Pemkab Kobar Tetapkan Status Siaga Covid-19

Rihel menjelaskan, meski sempat
terjadi hujan, tidak menutup kemungkinan akan ada kebakaran lahan. Sebab
kondisi tanah yang memang sangat mudah terbakar. “Penyebab kebakaran yang
terjadi tersebut dikarenakan faktor disengaja. Si pelaku membakar lalu
ditinggalkan, dan petugas yang memadamkan apinya. Tidak ada rasa penyesalan,
apalagi bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka lakukan. Yang membakar
hilang dan yang ditimbulkan api dan asap saja,” tegasnya.

Ditambahkannya, bahwa tim
karhutla  terdiri dari unsure TNI, Polri,
DPKP, BPBD, PMI dan instansi lainnya yang juga ikut dalam misi ini. Meski sudah
ada aturan yang mengatur terkait karhutla, tetap saja ada warga yang tidak taat
terhadap aturan tersebut.

Baca Juga :  Rumput dan Sampah Rumah Tangga Menghambat Arus Air

“Kita berharap udara di Bumi
Habaring Hurung ini bersih, dan menjadi tanggung jawab bersama. Saya
mengharapkan pula, masyarakat ikut terlibat dalam pencegahan kebakaran dimanapun
wilayahnya. Mari bersama-sama menciptakan keadaan yang nyaman, khususnya
menyediakan udara yang bersih. Oleh karena itu, cegah kebakaran hutan dan
lahan,” pintanya.

Dalam memadamkan api, tim
gabungan mengalami kendala. “Kesulitan pertama ialah akses menuju lokasi
kebakaran yang memang sangat sulit dijangkau. Kedua sumber air di lokasi tidak
ada. Kedua faktor ini yang menyebabkan memadamkan api kebakaran tersebut
menjadi lambat. Kita memahami wilayah di Kotim ini akses jalan jika kebakaran
terjadi, jauh dari jalan dan alat yang kita gunakan sangat sulit untuk masuk ke
area yang terbakar,” akuinya. (rif/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru