33 C
Jakarta
Wednesday, June 25, 2025

Kolaborasi Seniman Lintas Aliran, Djoko Edan dan Webbech Gelar Pameran “XXX Posed”

PROKALTENG.CO-Semangat kebersamaan melahirkan kolaborasi menarik dari dua pelukis lintas aliran dalam pameran bertajuk XXX Posed.

Digelar di Galeri Merah Putih, Alun-Alun Kota Surabaya, pameran ini berlangsung mulai 31 Mei hingga 5 Juni 2025. Yang juga sekaligus untuk menyambut perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732.

Menariknya, pameran ini awalnya direncanakan oleh tiga pelukis. Namun, salah satu peserta harus batal tampil karena alasan kesehatan.

Meski demikian, dua seniman yang tersisa tetap melangsungkan pameran dengan serius.

Djoko Edan, salah satu peserta pameran yang diikenal dengan gaya lukis dekoratif, menampilkan dua karya istimewa.

Salah satunya menggambarkan sosok Arjuna dan Sinta, yang menjadi simbol pasangan abadi tak terpisahkan.

“Lukisan ini menggambarkan cinta dan kesetiaan. Saya ingin membawa pesan universal tentang hubungan manusia,” ungkap Djoko.

Baca Juga :  Moana, Penampilan Balet Klasik 100 Siswa dari Usia 3 Tahun hingga 40 Tahun

Karya lainnya menggambarkan sudut Kota Lama Surabaya, yang sengaja dibuat bertepatan dengan perayaan HJKS. Karya ini ia kerjakan selama 1,5 bulan.

“Saya ingin menampilkan sisi Surabaya yang berbeda, sekaligus memberi penghormatan kepada kota ini,” tuturnya.

Yang membuat karyanya unik, seluruh lukisan Djoko Edan memiliki tekstur khas menyerupai anyaman bambu.

Tekstur ini bukan sekadar ornamen, melainkan mengandung makna filosofis.

Konsep vertikal dan horisontal menggambarkan hubungan religius dan sosial dalam kehidupan manusia.

Sementara itu, perupa asal Surabaya Webbech, juga hadir dengan karya tak kalah menarik berjudul Hijrah.

Dikerjakan selama tiga minggu, lukisan berukuran 5 x 1,5 meter ini menggunakan media cat akrilik di atas kanvas, dengan nuansa monokrom hijau-hitam yang mencolok.

Baca Juga :  Sulam Silam: Pameran dalam Stoples

“Lukisan ini bercerita soal pergeseran masyarakat ke dunia digital. Saya gabungkan unsur logo Meta dan Android dengan gambar kambing di sisi kanan dan kiri, sebagai simbol pergeseran budaya,” jelas Webbech, pelukis dengan aliran ekspresionis ini.

Tak hanya itu, ia juga menyisipkan mitos lokal ke dalam karyanya. Nuansa warna dan simbol yang digunakan menggambarkan kecemasan akan lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus digitalisasi. (sam/nur/jpg)

 

PROKALTENG.CO-Semangat kebersamaan melahirkan kolaborasi menarik dari dua pelukis lintas aliran dalam pameran bertajuk XXX Posed.

Digelar di Galeri Merah Putih, Alun-Alun Kota Surabaya, pameran ini berlangsung mulai 31 Mei hingga 5 Juni 2025. Yang juga sekaligus untuk menyambut perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732.

Menariknya, pameran ini awalnya direncanakan oleh tiga pelukis. Namun, salah satu peserta harus batal tampil karena alasan kesehatan.

Meski demikian, dua seniman yang tersisa tetap melangsungkan pameran dengan serius.

Djoko Edan, salah satu peserta pameran yang diikenal dengan gaya lukis dekoratif, menampilkan dua karya istimewa.

Salah satunya menggambarkan sosok Arjuna dan Sinta, yang menjadi simbol pasangan abadi tak terpisahkan.

“Lukisan ini menggambarkan cinta dan kesetiaan. Saya ingin membawa pesan universal tentang hubungan manusia,” ungkap Djoko.

Baca Juga :  Moana, Penampilan Balet Klasik 100 Siswa dari Usia 3 Tahun hingga 40 Tahun

Karya lainnya menggambarkan sudut Kota Lama Surabaya, yang sengaja dibuat bertepatan dengan perayaan HJKS. Karya ini ia kerjakan selama 1,5 bulan.

“Saya ingin menampilkan sisi Surabaya yang berbeda, sekaligus memberi penghormatan kepada kota ini,” tuturnya.

Yang membuat karyanya unik, seluruh lukisan Djoko Edan memiliki tekstur khas menyerupai anyaman bambu.

Tekstur ini bukan sekadar ornamen, melainkan mengandung makna filosofis.

Konsep vertikal dan horisontal menggambarkan hubungan religius dan sosial dalam kehidupan manusia.

Sementara itu, perupa asal Surabaya Webbech, juga hadir dengan karya tak kalah menarik berjudul Hijrah.

Dikerjakan selama tiga minggu, lukisan berukuran 5 x 1,5 meter ini menggunakan media cat akrilik di atas kanvas, dengan nuansa monokrom hijau-hitam yang mencolok.

Baca Juga :  Sulam Silam: Pameran dalam Stoples

“Lukisan ini bercerita soal pergeseran masyarakat ke dunia digital. Saya gabungkan unsur logo Meta dan Android dengan gambar kambing di sisi kanan dan kiri, sebagai simbol pergeseran budaya,” jelas Webbech, pelukis dengan aliran ekspresionis ini.

Tak hanya itu, ia juga menyisipkan mitos lokal ke dalam karyanya. Nuansa warna dan simbol yang digunakan menggambarkan kecemasan akan lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus digitalisasi. (sam/nur/jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru