30.5 C
Jakarta
Thursday, May 29, 2025

Meninggal di Turki, Petugas Forensik di Inggris Nyatakan Jantung Ibu Muda Tersebut Tidak Ada

Seorang ibu berusia 28 tahun bernama Beth Martin merasa tidak enak badan saat sedang dalam penerbangan dari Inggris ke Turki. Awalnya, kondisinya diduga karena keracunan makanan.

Namun, beberapa jam setelah tiba di Istanbul, kondisi Beth memburuk. Ia mulai mengigau dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Menurut laporan Daily Mail, Beth yang merupakan ibu dari dua anak, meninggal dunia keesokan harinya, tepatnya pada 28 April 2025.

Suaminya, Luke, mengaku sempat merasa dipersulit oleh pihak berwenang di Turki. Ia bahkan sempat dicurigai sebagai orang yang meracuni istrinya.

Luke akhirnya berhasil membawa pulang jenazah Beth ke Inggris. Di sana, petugas forensik menyatakan bahwa jantung Beth sudah tidak ada lagi di dalam tubuhnya.

Baca Juga :  Beri Sinyal untuk India, Xi Jinping Serukan Perang Kapan Saja

Kementerian Kesehatan Turki mengatakan bahwa Beth meninggal karena serangan jantung yang disebabkan oleh kegagalan banyak organ. Namun, mereka tidak menjelaskan secara rinci apa pemicu kegagalan tersebut.

Pihak Turki juga membantah pernyataan forensik Inggris, dengan menegaskan bahwa Beth tidak menjalani operasi atau pembedahan apa pun saat menjalani autopsi di rumah sakit tempat ia meninggal.

Kini keluarga Beth mempertanyakan apakah dokter di Rumah Sakit Universitas Marmara, Istanbul, telah membuat kesalahan. Mereka menduga bisa saja Beth diberi suntikan penisilin tanpa mengetahui bahwa ia memiliki alergi terhadap obat itu.

Dilansir dari New York Post, rumah sakit tersebut saat ini tengah dalam proses penyelidikan terkait kematian Beth.

Baca Juga :  Gara-Gara Kentut, Buron Kasus Narkoba Berhasil Diciduk

Petugas forensik di Inggris memperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk mengetahui penyebab pasti mengapa organ-organ tubuh Beth tiba-tiba berhenti berfungsi.(jpc)

Seorang ibu berusia 28 tahun bernama Beth Martin merasa tidak enak badan saat sedang dalam penerbangan dari Inggris ke Turki. Awalnya, kondisinya diduga karena keracunan makanan.

Namun, beberapa jam setelah tiba di Istanbul, kondisi Beth memburuk. Ia mulai mengigau dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Menurut laporan Daily Mail, Beth yang merupakan ibu dari dua anak, meninggal dunia keesokan harinya, tepatnya pada 28 April 2025.

Suaminya, Luke, mengaku sempat merasa dipersulit oleh pihak berwenang di Turki. Ia bahkan sempat dicurigai sebagai orang yang meracuni istrinya.

Luke akhirnya berhasil membawa pulang jenazah Beth ke Inggris. Di sana, petugas forensik menyatakan bahwa jantung Beth sudah tidak ada lagi di dalam tubuhnya.

Baca Juga :  Beri Sinyal untuk India, Xi Jinping Serukan Perang Kapan Saja

Kementerian Kesehatan Turki mengatakan bahwa Beth meninggal karena serangan jantung yang disebabkan oleh kegagalan banyak organ. Namun, mereka tidak menjelaskan secara rinci apa pemicu kegagalan tersebut.

Pihak Turki juga membantah pernyataan forensik Inggris, dengan menegaskan bahwa Beth tidak menjalani operasi atau pembedahan apa pun saat menjalani autopsi di rumah sakit tempat ia meninggal.

Kini keluarga Beth mempertanyakan apakah dokter di Rumah Sakit Universitas Marmara, Istanbul, telah membuat kesalahan. Mereka menduga bisa saja Beth diberi suntikan penisilin tanpa mengetahui bahwa ia memiliki alergi terhadap obat itu.

Dilansir dari New York Post, rumah sakit tersebut saat ini tengah dalam proses penyelidikan terkait kematian Beth.

Baca Juga :  Gara-Gara Kentut, Buron Kasus Narkoba Berhasil Diciduk

Petugas forensik di Inggris memperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk mengetahui penyebab pasti mengapa organ-organ tubuh Beth tiba-tiba berhenti berfungsi.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru