29.6 C
Jakarta
Thursday, May 22, 2025

Minimnya Generasi Muda Kuasai Menjawet Uwei, Kadisparbudpora Berharap Begini

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Keterampilan tradisional menjawet uwei dilombakan dalam gelaran Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 di Kota Palangka Raya.  Menjawet uwei atau dalam bahasa Indonesia menganyam rotan ini merupakan keterampilan tradisional Dayak yang kini semakin tergerus. Terutama jarang dikuasai oleh generasi muda.

“Selain menjadi mata lomba dalam FBIM 2025, maka tak kalah penting lomba keterampilan tradisional Menjawet Uwei ini adalah sebagai upaya menjaga eksistensi tradisi dari kearifan lokal masyarakat Dayak,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kota Palangka Raya, Iin Hendrayati Idris, Kamis (22/5/2025).

Diakuinya bahwa keterampilan menganyam rotan ini, sudah hampir tidak ada generasi penerusnya. Bisa dilihat rata-rata peserta dalam FBIM ini, adalah ibu-ibu yang sudah berpengalaman

Baca Juga :  Perencanaan Harus Berdasarkan Data yang Akurat dan Dapat Dipertanggungjawabkan

“Rendahnya minat generasi muda terhadap keterampilan menjawet tersebut harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.

Sebab, anak-anak muda sekarang terbukti jarang yang bisa melakukan menjawet. Padahal ini adalah warisan budaya yang sangat berharga. IIn berharap, dengan adanya lomba seperti ini, bisa memotivasi generasi berikutnya untuk belajar dan meneruskan tradisi ini.

“Lomba menjawet uwei tidak hanya sebatas kompetisi, tetapi menjadi media edukasi dan promosi budaya lokal. Saya berharap kegiatan ini bisa menginspirasi pemerintah daerah lain, serta sekolah-sekolah untuk memasukkan keterampilan tradisional ke dalam kegiatan ekstrakurikuler atau pelatihan khusus,” ujarnya.

Terlebih Kalteng terkenal dengan anyaman rotannya. Karena itu ke depan, kegiatan seperti FBIM dan even lainnya dapat terus berlanjut. Terutama menjadikan menjawet uwei sebagai bagian dari mata lomba keterampilan.

Baca Juga :  Selain Tempat Ibadah, Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat Islam

“Menjawet Uwei bukan hanya sekadar keterampilan tangan, melainkan cerminan identitas budaya Dayak yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang,” tandasnya. (jef/hnd)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Keterampilan tradisional menjawet uwei dilombakan dalam gelaran Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 di Kota Palangka Raya.  Menjawet uwei atau dalam bahasa Indonesia menganyam rotan ini merupakan keterampilan tradisional Dayak yang kini semakin tergerus. Terutama jarang dikuasai oleh generasi muda.

“Selain menjadi mata lomba dalam FBIM 2025, maka tak kalah penting lomba keterampilan tradisional Menjawet Uwei ini adalah sebagai upaya menjaga eksistensi tradisi dari kearifan lokal masyarakat Dayak,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kota Palangka Raya, Iin Hendrayati Idris, Kamis (22/5/2025).

Diakuinya bahwa keterampilan menganyam rotan ini, sudah hampir tidak ada generasi penerusnya. Bisa dilihat rata-rata peserta dalam FBIM ini, adalah ibu-ibu yang sudah berpengalaman

Baca Juga :  Perencanaan Harus Berdasarkan Data yang Akurat dan Dapat Dipertanggungjawabkan

“Rendahnya minat generasi muda terhadap keterampilan menjawet tersebut harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.

Sebab, anak-anak muda sekarang terbukti jarang yang bisa melakukan menjawet. Padahal ini adalah warisan budaya yang sangat berharga. IIn berharap, dengan adanya lomba seperti ini, bisa memotivasi generasi berikutnya untuk belajar dan meneruskan tradisi ini.

“Lomba menjawet uwei tidak hanya sebatas kompetisi, tetapi menjadi media edukasi dan promosi budaya lokal. Saya berharap kegiatan ini bisa menginspirasi pemerintah daerah lain, serta sekolah-sekolah untuk memasukkan keterampilan tradisional ke dalam kegiatan ekstrakurikuler atau pelatihan khusus,” ujarnya.

Terlebih Kalteng terkenal dengan anyaman rotannya. Karena itu ke depan, kegiatan seperti FBIM dan even lainnya dapat terus berlanjut. Terutama menjadikan menjawet uwei sebagai bagian dari mata lomba keterampilan.

Baca Juga :  Selain Tempat Ibadah, Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat Islam

“Menjawet Uwei bukan hanya sekadar keterampilan tangan, melainkan cerminan identitas budaya Dayak yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang,” tandasnya. (jef/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/