29.8 C
Jakarta
Tuesday, May 20, 2025

Generasi Muda Diharapkan Bisa Mewarisi Ketrampilan Menjawet Uwei

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tradisi Manjawet Uwei, sebuah seni kerajinan anyaman rotan khas suku Dayak, kembali dihidupkan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025. Kegiatan ini menjadi panggung penting untuk memperkenalkan kembali warisan budaya Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Koordinator kegiatan Menjawet Uwei, Lilik menjelaskan bahwa Menjawet Uwei memiliki nilai historis dan kultural yang kuat sebagai bagian dari mata pencaharian masyarakat Dayak di masa lalu.

“Ini adalah adat istiadat dari zaman dulu. Sekarang diperkenalkan kembali agar tidak hilang dan bisa dikenal oleh generasi muda melalui FBIM sebagai upaya pelestarian budaya lokal ini mendapatkan momentum dan perhatian yang lebih luas,” ujarnya saat diwawancarai Prokalteng.co, Selasa (20/5/2025).

Lebih lanjut lilik mengatakan selama ini, kegiatan menjawet lebih identik dengan orang-orang tua. Sementara generasi muda cenderung lebih akrab dengan teknologi dan gadget. Padahal, kerajinan ini tidak hanya menyimpan nilai seni dan tradisi, tetapi juga berpotensi menjadi peluang usaha.

Baca Juga :  FBIM 2025 Diharapkan Jadi Momentum Kebangkitan UMKM

“Kalau dipikir tidak terlalu jauh, menjawet uwei ini bisa menjadi mata pencaharian, menambah pengetahuan, dan menarik minat anak muda,” jelasnya.

Lebih dari sekadar mengenalkan budaya, kegiatan ini juga diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.

“Ke depannya harapannya anak-anak muda bisa menjadikan ini sebagai usaha berkelanjutan. Jadi masyarakat tidak harus mencari pekerjaan lain,” tambah Lilik.

Tahun ini, lomba Menjawet Uwei untuk pertama kalinya digelar secara resmi dalam FBIM. Tema yang diangkat adalah “Pesona Kalimantan”, dengan karya-karya yang terinspirasi dari kekayaan alam dan flora khas Kalimantan seperti kelakai, kantong semar, teratai, dan anggrek. Setiap peserta dari berbagai kabupaten menampilkan motif dan desain khas daerah mereka masing-masing.

Peserta yang ikut serta berasal dari tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, yakni Barito Selatan, Palangka Raya, Gunung Mas, Kotawaringin Barat, Kapuas, Pulang Pisau, dan Katingan. Penilaian lomba dilakukan berdasarkan beberapa kriteria seperti kebersihan karya, etika dalam pengerjaan, dan keunikan desain.

Baca Juga :  Resmi Dimulai, Kanwil Kemenkumham Kalteng Gelar SKD CPNS 2023

Bahan utama yang digunakan dalam kerajinan Menjawet Uwei adalah rotan. Rotan diolah dan dianyam dengan teknik tradisional untuk menghasilkan karya-karya bernilai seni tinggi.

“Kita memang fokuskan pada bahan rotan, karena itu yang paling khas dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dayak sejak lama,” ujar Lilik.

Lilik menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

“Semoga FBIM ke depan semakin sukses dan Menjawet Uwei bisa dilanjutkan oleh generasi muda. Tahun ini kebanyakan masih orang tua yang tampil, harapannya tahun depan anak-anak muda bisa mengambil alih,” pungkasnya. (ndo/hnd)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tradisi Manjawet Uwei, sebuah seni kerajinan anyaman rotan khas suku Dayak, kembali dihidupkan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025. Kegiatan ini menjadi panggung penting untuk memperkenalkan kembali warisan budaya Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Koordinator kegiatan Menjawet Uwei, Lilik menjelaskan bahwa Menjawet Uwei memiliki nilai historis dan kultural yang kuat sebagai bagian dari mata pencaharian masyarakat Dayak di masa lalu.

“Ini adalah adat istiadat dari zaman dulu. Sekarang diperkenalkan kembali agar tidak hilang dan bisa dikenal oleh generasi muda melalui FBIM sebagai upaya pelestarian budaya lokal ini mendapatkan momentum dan perhatian yang lebih luas,” ujarnya saat diwawancarai Prokalteng.co, Selasa (20/5/2025).

Lebih lanjut lilik mengatakan selama ini, kegiatan menjawet lebih identik dengan orang-orang tua. Sementara generasi muda cenderung lebih akrab dengan teknologi dan gadget. Padahal, kerajinan ini tidak hanya menyimpan nilai seni dan tradisi, tetapi juga berpotensi menjadi peluang usaha.

Baca Juga :  FBIM 2025 Diharapkan Jadi Momentum Kebangkitan UMKM

“Kalau dipikir tidak terlalu jauh, menjawet uwei ini bisa menjadi mata pencaharian, menambah pengetahuan, dan menarik minat anak muda,” jelasnya.

Lebih dari sekadar mengenalkan budaya, kegiatan ini juga diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.

“Ke depannya harapannya anak-anak muda bisa menjadikan ini sebagai usaha berkelanjutan. Jadi masyarakat tidak harus mencari pekerjaan lain,” tambah Lilik.

Tahun ini, lomba Menjawet Uwei untuk pertama kalinya digelar secara resmi dalam FBIM. Tema yang diangkat adalah “Pesona Kalimantan”, dengan karya-karya yang terinspirasi dari kekayaan alam dan flora khas Kalimantan seperti kelakai, kantong semar, teratai, dan anggrek. Setiap peserta dari berbagai kabupaten menampilkan motif dan desain khas daerah mereka masing-masing.

Peserta yang ikut serta berasal dari tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, yakni Barito Selatan, Palangka Raya, Gunung Mas, Kotawaringin Barat, Kapuas, Pulang Pisau, dan Katingan. Penilaian lomba dilakukan berdasarkan beberapa kriteria seperti kebersihan karya, etika dalam pengerjaan, dan keunikan desain.

Baca Juga :  Resmi Dimulai, Kanwil Kemenkumham Kalteng Gelar SKD CPNS 2023

Bahan utama yang digunakan dalam kerajinan Menjawet Uwei adalah rotan. Rotan diolah dan dianyam dengan teknik tradisional untuk menghasilkan karya-karya bernilai seni tinggi.

“Kita memang fokuskan pada bahan rotan, karena itu yang paling khas dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dayak sejak lama,” ujar Lilik.

Lilik menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

“Semoga FBIM ke depan semakin sukses dan Menjawet Uwei bisa dilanjutkan oleh generasi muda. Tahun ini kebanyakan masih orang tua yang tampil, harapannya tahun depan anak-anak muda bisa mengambil alih,” pungkasnya. (ndo/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/