28.7 C
Jakarta
Saturday, March 1, 2025

Getah Nyatu! Warisan Budaya Kalteng yang Mendunia, Kini Bahan Baku Sulit Didapat

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Getah Nyatu. Slah satu kerajinan khas Kalimantan Tengah, semakin dikenal hingga ke kancah internasional. Surtiati, seorang pengrajin Getah Nyatu asal Palangka Raya, telah menekuni bidang ini selama 27 tahun.

Mantan pegawai BKKBN ini memilih untuk meneruskan usaha mantan suaminya dan berhasil mengembangkan kerajinan tersebut hingga lebih maju dan dikenal luas. Menurut Surtiati, Getah Nyatu adalah warisan budaya yang sudah ada sejak lama di Kalteng.

Kerajinan ini pertama kali diperkenalkan oleh almarhum Damang Salilah. Karena nilai budayanya yang tinggi, produk berbahan Getah Nyatu kini menjadi pilihan utama untuk suvenir khas daerah.

“Kalau Getah Nyatu ini seperti keturunan ya. Pencetusnya dulu pertama pembuatnya itu Almarhum Damang Salilah. Dan kenapa Getah Nyatu diteruskan? Karena ini memang budaya Kalteng. Makanya, untuk suvenir, sekarang itu wajib pakai Getah Nyatu,” ujar Surtiati saat ditemui Prokalteng.co, Sabtu (1/3/2025).

Ketika mengikuti lomba di Jerman, Surtiati berhasil meraih juara dua, sementara juara pertama diraih oleh peserta dari Korea Selatan. Ia menyebut banyak orang kagum dengan produk Getah Nyatu karena keunikannya.

“Ketika saya demo di sana, banyak yang mau beli. Tapi kita nggak bawa produk karena hanya untuk contoh dan menunjukkan cara pembuatannya. Mereka tertarik karena ini tidak ada limbahnya. Sekecil apa pun potongan itu bisa kita daur ulang lagi,” jelasnya.

Baca Juga :  Aturan Makan 20 Menit Tak Berlaku di Banjarmasin

Dalam proses pembuatannya, Getah Nyatu hanya membutuhkan lem dan air panas untuk membentuk berbagai produk kerajinan. Keunikan ini menjadikan Getah Nyatu berbeda dari kerajinan lain di Indonesia.

“Mereka juga kagum karena cuma pakai lem dan air panas aja. Makanya saya berusaha mengembangkan kerajinan ini, karena ini kebudayaan Kalteng yang tidak ada di provinsi lain,” tambahnya.

Namun, pasokan bahan baku semakin sulit diperoleh. Salah satu sumber utama Getah Nyatu berasal dari daerah Takaras. Bahkan, untuk mendapatkannya, Surtiati harus melakukan pemesanan sejak Oktober tahun lalu dan baru menerima bahan pada bulan ini.

“Getahnya sekarang ini saya dapat dari Takaras. Itu pun saya pesan dari Oktober. Baru bulan ini ada. Makanya saya bilang, susah ya,” katanya.

Produk yang dibuat tidak hanya berbentuk kapal, tetapi juga Batang Garing, Telawang, dan berbagai suvenir lainnya. Kapal dipilih sebagai produk utama karena mencerminkan budaya masyarakat Kalteng yang sejak dulu mengandalkan transportasi air.

Baca Juga :  Truk Semen Gagal Menanjak dan Menghantam Toyota Avanza di Jalan Ahmad Yani Balangan

“Kita utamakan perahu karena Kalteng ini dari dulu transportasinya lewat air, sungai. Ini memang khas Kalteng. Ada perahu untuk Tiwah, ada juga untuk perang zaman dulu,” ungkapnya.

Dari segi pendapatan, bisnis ini mengalami peningkatan signifikan. “Tahun 2023 pendapatan saya mentok di Rp330 juta. Alhamdulillah, tahun 2024 ini mencapai Rp 700 juta,” ungkapnya.

Produk yang ditawarkan memiliki berbagai harga, misalnya perahu seharga Rp 3,5 juta dan model lebih kecil seharga Rp 1,25 juta.

Surtiati berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan keberlanjutan Getah Nyatu, terutama dalam hal bahan baku. Masuknya perkebunan sawit menyebabkan banyak pohon Getah Nyatu ditebang, sehingga ketersediaan bahan semakin terbatas.

“Kalau tidak dibudidayakan dan SDM-nya tidak disiapkan, Getah Nyatu bisa punah. Padahal ini adalah kerajinan khas yang sangat unik,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah dapat membantu melestarikan warisan budaya ini agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang dan terus mengharumkan nama Kalimantan Tengah di tingkat nasional maupun internasional. (ndo)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Getah Nyatu. Slah satu kerajinan khas Kalimantan Tengah, semakin dikenal hingga ke kancah internasional. Surtiati, seorang pengrajin Getah Nyatu asal Palangka Raya, telah menekuni bidang ini selama 27 tahun.

Mantan pegawai BKKBN ini memilih untuk meneruskan usaha mantan suaminya dan berhasil mengembangkan kerajinan tersebut hingga lebih maju dan dikenal luas. Menurut Surtiati, Getah Nyatu adalah warisan budaya yang sudah ada sejak lama di Kalteng.

Kerajinan ini pertama kali diperkenalkan oleh almarhum Damang Salilah. Karena nilai budayanya yang tinggi, produk berbahan Getah Nyatu kini menjadi pilihan utama untuk suvenir khas daerah.

“Kalau Getah Nyatu ini seperti keturunan ya. Pencetusnya dulu pertama pembuatnya itu Almarhum Damang Salilah. Dan kenapa Getah Nyatu diteruskan? Karena ini memang budaya Kalteng. Makanya, untuk suvenir, sekarang itu wajib pakai Getah Nyatu,” ujar Surtiati saat ditemui Prokalteng.co, Sabtu (1/3/2025).

Ketika mengikuti lomba di Jerman, Surtiati berhasil meraih juara dua, sementara juara pertama diraih oleh peserta dari Korea Selatan. Ia menyebut banyak orang kagum dengan produk Getah Nyatu karena keunikannya.

“Ketika saya demo di sana, banyak yang mau beli. Tapi kita nggak bawa produk karena hanya untuk contoh dan menunjukkan cara pembuatannya. Mereka tertarik karena ini tidak ada limbahnya. Sekecil apa pun potongan itu bisa kita daur ulang lagi,” jelasnya.

Baca Juga :  Aturan Makan 20 Menit Tak Berlaku di Banjarmasin

Dalam proses pembuatannya, Getah Nyatu hanya membutuhkan lem dan air panas untuk membentuk berbagai produk kerajinan. Keunikan ini menjadikan Getah Nyatu berbeda dari kerajinan lain di Indonesia.

“Mereka juga kagum karena cuma pakai lem dan air panas aja. Makanya saya berusaha mengembangkan kerajinan ini, karena ini kebudayaan Kalteng yang tidak ada di provinsi lain,” tambahnya.

Namun, pasokan bahan baku semakin sulit diperoleh. Salah satu sumber utama Getah Nyatu berasal dari daerah Takaras. Bahkan, untuk mendapatkannya, Surtiati harus melakukan pemesanan sejak Oktober tahun lalu dan baru menerima bahan pada bulan ini.

“Getahnya sekarang ini saya dapat dari Takaras. Itu pun saya pesan dari Oktober. Baru bulan ini ada. Makanya saya bilang, susah ya,” katanya.

Produk yang dibuat tidak hanya berbentuk kapal, tetapi juga Batang Garing, Telawang, dan berbagai suvenir lainnya. Kapal dipilih sebagai produk utama karena mencerminkan budaya masyarakat Kalteng yang sejak dulu mengandalkan transportasi air.

Baca Juga :  Truk Semen Gagal Menanjak dan Menghantam Toyota Avanza di Jalan Ahmad Yani Balangan

“Kita utamakan perahu karena Kalteng ini dari dulu transportasinya lewat air, sungai. Ini memang khas Kalteng. Ada perahu untuk Tiwah, ada juga untuk perang zaman dulu,” ungkapnya.

Dari segi pendapatan, bisnis ini mengalami peningkatan signifikan. “Tahun 2023 pendapatan saya mentok di Rp330 juta. Alhamdulillah, tahun 2024 ini mencapai Rp 700 juta,” ungkapnya.

Produk yang ditawarkan memiliki berbagai harga, misalnya perahu seharga Rp 3,5 juta dan model lebih kecil seharga Rp 1,25 juta.

Surtiati berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan keberlanjutan Getah Nyatu, terutama dalam hal bahan baku. Masuknya perkebunan sawit menyebabkan banyak pohon Getah Nyatu ditebang, sehingga ketersediaan bahan semakin terbatas.

“Kalau tidak dibudidayakan dan SDM-nya tidak disiapkan, Getah Nyatu bisa punah. Padahal ini adalah kerajinan khas yang sangat unik,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah dapat membantu melestarikan warisan budaya ini agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang dan terus mengharumkan nama Kalimantan Tengah di tingkat nasional maupun internasional. (ndo)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/