Tersesat selama
seminggu di hutan tanpa tahu ke mana arah untuk pulang, Indra Wijaya Arta
Kesuma (30) mendengar suara aneh. Padahal hanya ada dia sendiri. Itulah sedikit
cerita yang dia bawa pulang setelah berhasil ditemukan seorang pemburu dari
Desa Tambelum dan dibawa pulang oleh langsung Korlap TRC BPBD Kabupaten Murung
Raya (Mura).
HERMAN, Puruk Cahu
Indra Wijaya Arta
Kesuma (30) yang sempat hilang sepekan di Gunung Muro, setelah ditemukan oleh
seorang pemburu dari Desa Tambelum dan dibawa oleh langsung Korlap TRC BPBD
Kabupaten Murung Raya (Mura) ke rumah pamannya di Gang Balanga Puruk Cahu,
Kabupaten Murung Raya, Jumat, (7/6).
KEPULANGAN Indra di
rumah di Puruk Cahu disambut isak tangisan ibu dan keluarga. Dia juga disambut
dengan tradisi adat Dayak berupa Tampung Tawar oleh pihak keluarga.
Ibunya, Margaretha pun
langsung memeluk korban, karena rasa kecemasan yang mendalam. “Terima kasih
Tuhan telah mempertemukan anak kami,” ungkap ibu koban Margaretha saat
memeluk Indra Wijaya yang tengah memasuki halaman rumah.
Pihak keluarga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim pencari baik itu BPBD Murung Raya,
TNI, Polsek Tanah Siang Selatan yang berusaha turut serta dalam pencarian
korban.
“Tak ada yang tahu
apa yang harus kami ucapkan selain berterima kasih kepada seluruh tim pencari,
kami bersyukur anak kami bisa ditemukan, terutama seorang warga Tambelum,”
lanjut ibu Indra.
Kejadian tersesat di
hutan tersebut, masih membekas di ingatan Indra Wijaya Arta Kesuma. Dia mengaku
trauma dan tidak akan lagi melakukan pendakian gunung. Dirinya berencana
kembali ke Palangka Raya dalam waktu dekat untuk fokus bekerja saja.
Selama seminggu
menghilang di Gunung Muro, dia mengaku menemu kejadian-kejadian aneh. Seperti
mendengar suara lonceng, suara tertawa lelaki hingga suara hembusan nafas.
Padahal tak ada manusia selain dirinya. Suara aneh tersebut didengar setiap
malam.
Pada hari ketiga tersesat
Indra mengatakan sudah merasakan lemas dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Supaya tetap bertahan hidup di hutan lalu turun dari Gunung Muro untuk
menyusuri sungai agar bisa minum.
“Pada hari ketiga
saya masih belum ditemukan, saya menyusuri sungai dan tinggal di sebuah pondok
tua yang sudah tidak ada penghuninya,” ucapnya.
Indra mengaku selama 4
hari tinggal di pondok, dia tidak bertemu siapapun. Dia tak melihat siapapun
selain dirinya sendiri. Padahal pondok yang disebutkannya dua kali disinggahi
oleh tim pencarian yang juga mengaku tidak melihat siapapun berada di pondok
tersebut.
“Di bantaran sungai tersebut ada tiga
pondok, di mana ketiga pondok sudah di cek tidak ada siapapun, apalagi melihat
korban berada di salah satu pondok tersebut,” ucap Ketua Korlap BPBD Mura,
Hairinsyah. (*)