27.8 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Prevalensi Stunting di Gunung Mas Terus Turun, Kini di Angka 10,39 Persen

KUALA KURUN, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) terus menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya penurunan prevalensi stunting.

Berdasarkan data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Gumas mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2024, yakni mencapai 10,39 persen, setelah sebelumnya tercatat 12,9 persen pada tahun 2023.

Sekretaris Daerah (Sekda) Gumas, Richard FL, menjelaskan, jika dibandingkan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang mencatatkan prevalensi stunting di angka 17,9 persen, penurunan yang terjadi di tahun 2023 dan 2024 menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Penurunan sebesar 5 persen dari tahun 2022 ke 2023 ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah daerah dalam menangani masalah stunting.

“Data terbaru dari e-PPGBM menunjukkan prevalensi stunting di Gumas sudah berada di angka 10,39 persen. Ini tentu pencapaian yang positif, meskipun kita masih terus bekerja keras untuk menurunkan angka ini lebih jauh,” ujar Richard FL, Kamis (21/11).

Baca Juga :  Pedangang Enggan Jualan di Pasar Ramadan, Pemkab Gumas Tidak Sediakan Lapak

Lebih lanjut, Richard menambahkan, pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gumas semakin diperkuat dengan adanya Perpres 72 Tahun 2021 yang menegaskan pentingnya kerangka intervensi dan kelembagaan dalam percepatan penurunan stunting, baik di tingkat pusat maupun daerah. Target nasional untuk prevalensi stunting di Indonesia adalah 14 persen pada tahun 2024, sesuai dengan RPJMN 2020-2024.

Pemerintah Gumas juga melibatkan pendekatan multisektor dalam penanganan stunting, dengan mengarahkan intervensi yang spesifik dan sensitif. Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap dapat mempercepat pencapaian target penurunan stunting di daerah.

“Peran multisektor sangat penting dalam penurunan stunting. Semua pihak dari tingkat pusat hingga desa harus terlibat, dan penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh,” tambah Richard.

Baca Juga :  Dinkes Masih Gelorakan Program Penurunan Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gumas, Arnold, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Heriyanto, menjelaskan bahwa publikasi data prevalensi stunting dilakukan sebagai bagian dari evaluasi intervensi yang telah dilakukan di tingkat puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan desa. Data ini akan menjadi bahan penting dalam perumusan kebijakan dan upaya lebih lanjut dalam percepatan penurunan stunting.

“Publikasi ini melibatkan 60 peserta yang terdiri dari dinas terkait, camat, kepala puskesmas, dan kepala desa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memantau progres dalam penurunan stunting,” jelas Heriyanto.

Melalui upaya yang terus dilakukan, Pemkab Gumas berharap prevalensi stunting di wilayah ini dapat semakin menurun dan membantu mewujudkan Indonesia bebas stunting pada masa mendatang. (nya)

KUALA KURUN, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) terus menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya penurunan prevalensi stunting.

Berdasarkan data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Gumas mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2024, yakni mencapai 10,39 persen, setelah sebelumnya tercatat 12,9 persen pada tahun 2023.

Sekretaris Daerah (Sekda) Gumas, Richard FL, menjelaskan, jika dibandingkan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang mencatatkan prevalensi stunting di angka 17,9 persen, penurunan yang terjadi di tahun 2023 dan 2024 menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Penurunan sebesar 5 persen dari tahun 2022 ke 2023 ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah daerah dalam menangani masalah stunting.

“Data terbaru dari e-PPGBM menunjukkan prevalensi stunting di Gumas sudah berada di angka 10,39 persen. Ini tentu pencapaian yang positif, meskipun kita masih terus bekerja keras untuk menurunkan angka ini lebih jauh,” ujar Richard FL, Kamis (21/11).

Baca Juga :  Pedangang Enggan Jualan di Pasar Ramadan, Pemkab Gumas Tidak Sediakan Lapak

Lebih lanjut, Richard menambahkan, pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gumas semakin diperkuat dengan adanya Perpres 72 Tahun 2021 yang menegaskan pentingnya kerangka intervensi dan kelembagaan dalam percepatan penurunan stunting, baik di tingkat pusat maupun daerah. Target nasional untuk prevalensi stunting di Indonesia adalah 14 persen pada tahun 2024, sesuai dengan RPJMN 2020-2024.

Pemerintah Gumas juga melibatkan pendekatan multisektor dalam penanganan stunting, dengan mengarahkan intervensi yang spesifik dan sensitif. Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap dapat mempercepat pencapaian target penurunan stunting di daerah.

“Peran multisektor sangat penting dalam penurunan stunting. Semua pihak dari tingkat pusat hingga desa harus terlibat, dan penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh,” tambah Richard.

Baca Juga :  Dinkes Masih Gelorakan Program Penurunan Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gumas, Arnold, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Heriyanto, menjelaskan bahwa publikasi data prevalensi stunting dilakukan sebagai bagian dari evaluasi intervensi yang telah dilakukan di tingkat puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan desa. Data ini akan menjadi bahan penting dalam perumusan kebijakan dan upaya lebih lanjut dalam percepatan penurunan stunting.

“Publikasi ini melibatkan 60 peserta yang terdiri dari dinas terkait, camat, kepala puskesmas, dan kepala desa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memantau progres dalam penurunan stunting,” jelas Heriyanto.

Melalui upaya yang terus dilakukan, Pemkab Gumas berharap prevalensi stunting di wilayah ini dapat semakin menurun dan membantu mewujudkan Indonesia bebas stunting pada masa mendatang. (nya)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/