27.8 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Pembangunan RMP Diharapkan Tercipta Lapangan Kerja Baru dan Mendongkrak Perekonomian Lokal

SAMPIT, PROKALTENG.CO — Pembangunan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan dari padi lokal.

RMP ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian petani setempat, sekaligus menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi para petani di daerah Kotim. Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kotim, Shalahuddin, menjelaskan RMP tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing beras hasil produksi petani lokal.

Pabrik penggilingan padi ini dilengkapi dengan serangkaian mesin canggih yang dirancang untuk menghasilkan beras dengan kualitas premium serta memiliki rendemen yang tinggi.

“Dengan kapasitas pengering sebesar 10 ton per jam dan kapasitas pengolahan beras sekitar 3,5 hingga 4 ton per jam, kami berharap RMP ini dapat menghasilkan beras berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan nasional,” ujarnya saat meninjau pembangunan RMP, belum lama ini.

Baca Juga :  Terapkan Teknologi Inovasi dan SDM yang Cukup

Shalahuddin menambahkan, keberadaan RMP ini tidak hanya bermanfaat bagi petani di Kotim, namun juga diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang selama ini menjadi kendala utama dalam sektor pertanian. Terutama dalam hal harga jual hasil panen padi.

Dengan fasilitas pengolahan yang lebih efisien, petani di Kotim dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih menguntungkan. Selain itu, pembangunan RMP di Desa Lampuyang tersebut juga diharapkan dapat menjadi pusat pengolahan padi yang dapat menyerap hasil panen dari kabupaten lain, sehingga memperluas dampaknya bagi sektor pertanian di Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Dengan adanya RMP ini, masalah yang telah dihadapi petani kita selama ini, seperti sulitnya mendapatkan harga yang kompetitif, bisa diatasi. Petani bisa menjual hasil panennya dengan harga yang lebih menguntungkan. Sementara konsumen juga dapat memperoleh beras premium dengan harga yang lebih bersahabat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sampai Akhir Desember 2023, Realisasi Pendapatan Daerah Kotim Capai 88,58 Persen

Pembangunan RMP ini juga mendukung tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kemandirian pangan daerah. Dengan adanya fasilitas pengolahan padi yang lebih modern dan efisien. Diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru serta mendongkrak perekonomian lokal.

RMP itu diperkirakan akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintah daerah optimis bahwa proyek ini akan menjadi contoh keberhasilan dalam memperkuat sektor pertanian di Kotim. Shalahuddin juga berharap agar proyek ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Kalteng dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian mereka.

Dengan adanya RMP, diharapkan kualitas beras asal Kotim dapat diakui lebih luas dan menjadi komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional. RMP ini bukan hanya soal pengolahan padi semata, tetapi juga berkaitan erat dengan peningkatan kesejahteraan petani dan perkembangan ekonomi daerah secara keseluruhan. (mif/ ens/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO — Pembangunan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan dari padi lokal.

RMP ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian petani setempat, sekaligus menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi para petani di daerah Kotim. Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kotim, Shalahuddin, menjelaskan RMP tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing beras hasil produksi petani lokal.

Pabrik penggilingan padi ini dilengkapi dengan serangkaian mesin canggih yang dirancang untuk menghasilkan beras dengan kualitas premium serta memiliki rendemen yang tinggi.

“Dengan kapasitas pengering sebesar 10 ton per jam dan kapasitas pengolahan beras sekitar 3,5 hingga 4 ton per jam, kami berharap RMP ini dapat menghasilkan beras berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan nasional,” ujarnya saat meninjau pembangunan RMP, belum lama ini.

Baca Juga :  Terapkan Teknologi Inovasi dan SDM yang Cukup

Shalahuddin menambahkan, keberadaan RMP ini tidak hanya bermanfaat bagi petani di Kotim, namun juga diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang selama ini menjadi kendala utama dalam sektor pertanian. Terutama dalam hal harga jual hasil panen padi.

Dengan fasilitas pengolahan yang lebih efisien, petani di Kotim dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih menguntungkan. Selain itu, pembangunan RMP di Desa Lampuyang tersebut juga diharapkan dapat menjadi pusat pengolahan padi yang dapat menyerap hasil panen dari kabupaten lain, sehingga memperluas dampaknya bagi sektor pertanian di Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Dengan adanya RMP ini, masalah yang telah dihadapi petani kita selama ini, seperti sulitnya mendapatkan harga yang kompetitif, bisa diatasi. Petani bisa menjual hasil panennya dengan harga yang lebih menguntungkan. Sementara konsumen juga dapat memperoleh beras premium dengan harga yang lebih bersahabat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sampai Akhir Desember 2023, Realisasi Pendapatan Daerah Kotim Capai 88,58 Persen

Pembangunan RMP ini juga mendukung tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kemandirian pangan daerah. Dengan adanya fasilitas pengolahan padi yang lebih modern dan efisien. Diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru serta mendongkrak perekonomian lokal.

RMP itu diperkirakan akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintah daerah optimis bahwa proyek ini akan menjadi contoh keberhasilan dalam memperkuat sektor pertanian di Kotim. Shalahuddin juga berharap agar proyek ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Kalteng dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian mereka.

Dengan adanya RMP, diharapkan kualitas beras asal Kotim dapat diakui lebih luas dan menjadi komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional. RMP ini bukan hanya soal pengolahan padi semata, tetapi juga berkaitan erat dengan peningkatan kesejahteraan petani dan perkembangan ekonomi daerah secara keseluruhan. (mif/ ens/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/