Belum sebulan memimpin Kementerian Komunikasi dan Digital atau Kemkomdigi, Meutya Hafid sudah digoyang cobaan dengan pekerja di lingkungan Kemkomdigi yang terlibat kasus judi online. Isu judi online ini memang sebelumnya diutarakan oleh Menkomdigi Meutya Hafid untuk diperangi saat dirinya menjabat sebagai Menteri Komdigi.
Serius dengan pemberantasan judi online yang bahkan melibatkan internal Komdigi, Menteri Komunikasi dan Digital atau Menkomdigi Meutya Hafid menyebut pihaknya akan terbuka dan transparan. Meutya Hafid juga mempersilahkan pihak kepolisian untuk masuk ke kantornya untuk melakukan bersih-bersih.
“Pertemuan dengan pak Prabowo tentunya kita update mengenai ditangkapnya karyawan dari Kemkomdigi. Ini sebetulnya awal yang mengejutkan bagi saya sebagai Menkomdigi namun harus dihadapi dan juga harus didukung tentunya,” kata Meutya Hafid di lingkungan Istana Negara Jakarta, Jumat (1/11).
Dirinya juga memastikan bahwa Komdigi mendukung dan sekali lagi membuka pintu kepada kepolisian untuk melakukan (penyelidikan) jika dilakukan pengembangan penyidikan, termasuk kalau memang harus masuk ke kantorcKemkomdigi.
“Bagi kami ini baik. Sekali lagi, upaya bersih-bersih, agar kantor kami juga bisa menjalankan tugas dan fungsi yang diamanahkan Presiden dengan baik,” terang Meutya Hafid.
Aksi bersih-bersih kantor Komdigi dari mafia judi online yang ternyata bersarang di tubuh Kementerian itu sendiri juga didukung oleh Presiden Prabowo Subianto. Menkomdigi Meutya Hafid menyebut, Presiden Prabowo Subianto mendukung penuh upaya kepolisian menyelidiki kasus judi online yang melibatkan pekerja mereka.
“Jadi tadi Presiden menyampaikan, bahwa langkah-langkah sudah betul, diteruskan, kita saat ini melakukan sterilisasi di lantai-lantai yang terkait, kemudian kita juga sudah mengeluarkan Instruksi Menteri, agar semua pejabat maupun PNS di lingkungan Kemkomdigi bisa bekerja membantu polisi, untuk kemudian menemukan kalau memang masih ada anggota-anggota lain dari Kemkomdigi yang juga akan dilakukan
Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menangkap 11 orang dalam kasus judi online, beberapa di antaranya adalah pegawai dan staf ahli Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Pegawai kementerian ini diduga melakukan penyalahgunaan wewenang.
Pegawai Kementerian Komdigi yang dimaksud diduga melakukan pembiaran terhadap laman judi online yang dikelola oleh kenalannya. Sehingga laman tersebut tetap beroperasi. Pegawai tersebut hanya memblokir situs yang tidak dikenal berdasarkan data miliknya.(jpc)