28.9 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Mendorong Tumbuhnya Ekosistem UMKM dengan Inovasi dan Kolaborasi

JAKARTA – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian dan merupakan motor penggerak perekonomian Indonesia.

Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 60,51 persen. Tidak hanya itu, UMKM turut memberikan penyerapan tenaga kerja sebesar 96,92 persen.

Saat ini jumlah UMKM mencapai 64,2 juta. Dengan jumlah tersebut, UMKM mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 15,65 persen.

Dengan data tersebut, UMKM memainkan peranan yang sangat penting dalam menggerakkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh UMKM juga tidak sedikit, terutama dalam hal akses ke pasar, modal, dan teknologi.

Dalam konteks ini, koperasi muncul sebagai ekosistem pemberdayaan yang krusial, menyediakan berbagai dukungan yang diperlukan oleh UMKM untuk tumbuh dan berkembang.

Salah satu wadah ekosistem yang cocok bagi UMKM adalah koperasi, sebagai organisasi yang didirikan dan dioperasikan oleh anggotanya untuk kepentingan bersama, memiliki potensi besar untuk memberdayakan UMKM.

Dalam ekosistem ini, koperasi berfungsi sebagai wadah untuk mengonsolidasikan sumber daya, baik dari segi modal, tenaga kerja, maupun teknologi.

Dengan bergabung dalam koperasi, UMKM dapat mengakses berbagai layanan yang mungkin sulit mereka dapatkan secara individual, seperti pembiayaan dengan bunga rendah, pelatihan peningkatan kapasitas, dan akses ke jaringan pemasaran yang lebih luas.

Naik kelas

Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM, M. Riza Damanik, dalam sebuah sesi talk show Sampoerna Festival UMKM 2024 belum lama ini menekankan pentingnya peran koperasi dalam mendukung UMKM.

Maka salah satu strategi utama pemerintah adalah mendorong usaha mikro untuk naik kelas adalah bergabung dalam kelompok atau koperasi. Dengan demikian, usaha mikro tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi dapat memanfaatkan kekuatan kolektif untuk tumbuh dan berkembang.

Lebih lanjut, koperasi modern juga dinilai potensial untuk dapat berperan sebagai pendamping bagi UMKM, memberikan mereka akses ke pembiayaan, serta membantu mereka memanfaatkan digitalisasi dalam operasional bisnis.

Koperasi faktanya memang dapat memperkuat usaha mikro dengan membangun kluster-kluster ekonomi berbasis digitalisasi. Dengan demikian, usaha mikro yang sebelumnya berjalan sendiri-sendiri bisa bergabung dalam kelompok yang lebih besar dan saling mendukung satu sama lain.

Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa di Kementerian Perdagangan, Rifan Ardianto, menyarankan pelaku usaha untuk memanfaatkan lima sektor ekonomi digital yang saat ini sedang tumbuh pesat, yaitu e-commerce, fintech, edutech, healthtech, dan media online.

Menurutnya, dengan penetrasi teknologi digital yang mencapai 58 persen di bidang usaha kecil dan 32 persen di usaha mikro, terdapat potensi besar bagi UMKM untuk naik kelas melalui digitalisasi.

Baca Juga :  Bersama Dekranas dan BUMN, BRI Dukung UMKM Naik Kelas dengan Sertifikasi TKDN

Tren digitalisasi telah mendorong lebih dari 69 persen konsumen untuk berbelanja produk lokal, dan ini adalah peluang besar bagi UMKM untuk memperkuat brand mereka di pasar domestik​.

Transformasi digital menjadi pembahasan yang menarik yang disampaikan pada sebuah forum diskusi oleh Hendy Setiono CEO dari Baba Rafi Enterprise dan Kusdarmawan Aryo Baskoro Owner Distro Rown Division.

Mereka tak segan membagikan pengalaman dalam membangun usaha dari skala mikro hingga menjadi besar, salah satunya dengan beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Keduanya mengakui bahwa digitalisasi membawa tantangan tersendiri, bukan hanya tentang meningkatkan penjualan, tetapi juga tentang menciptakan nilai dan pengalaman bagi pelanggan atas produk yang diciptakan penanganan keluhan pelanggan dan mitigasi risiko terkait kejahatan siber.

Namun, mereka optimistis bahwa dengan digitalisasi sebagai bagian dari strategi bisnis di era saat ini dan UMKM di Indonesia dapat tumbuh semakin pesat.

Di sisi lain, Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta Elisabeth Ratu Ratu Rante Allo mengutarakan saat ini Jakarta juga sedang menghadapi tantangan dengan adanya pemindahan Ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kota Jakarta harus mulai bersiap untuk bertransisi menuju Kota Global dan menjadi pusat perekonomian berskala global setelah tidak lagi menjadi Ibukota.

UMKM Jakarta juga harus beradaptasi dengan cepat terkait peralihan Jakarta menjadi kota global ini dengan cara terus melakukan inovasi.

Sehubungan dengan hal ini, seluruh elemen masyarakat termasuk usaha besar dan swasta dapat turut menjadi elemen pengungkit dalam mendorong UMKM lebih besar di sektor perekonomian ke depan.

Kolaborasi antara UMKM dan berbagai pihak, termasuk ritel modern dan platform e-commerce, juga menjadi pilar utama dalam mendorong UMKM naik kelas.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, saat menutup acara Sampoerna Festival UMKM 2024 pekan lalu juga telah menegaskan bahwa kolaborasi antara UMKM dengan ritel modern dapat membuka akses pasar yang lebih luas, sementara inovasi produk dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) diperlukan agar UMKM tetap kompetitif di pasar global.

Wamendag Jerry menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023, kebijakan terkait perdagangan melalui sistem elektronik untuk mendorong pertumbuhan niaga-el yang sehat di era ekonomi digital.

Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan pelaku usaha dalam negeri, tetapi juga untuk melindungi konsumen dari praktik-praktik perdagangan yang tidak sehat, seperti predatory pricing dan penyalahgunaan data.

Lebih lanjut, terhubungnya produk lokal dan UMKM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dengan konsumen secara luas, baik nasional maupun internasional merupakan kunci lainnya agar produk Indonesia dapat naik kelas.

Baca Juga :  Ini Jurus BRI Kelola NPL UMKM Tetap Rendah Dibawah Industri Perbankan Nasional

Salah satu caranya yaitu melalui festival UMKM yang diharapkan mampu membuka akses pasar yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar UMKM dapat memasarkan produk mereka di pasar domestik dan pasar global.

Keberhasilan penyelenggaraan festival UMKM pun diharapkan dapat membuat para pelaku UMKM terus bersemangat dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan.

Peningkatan kualitas produk dan layanan diharapkan dapat membuat UMKM bersaing di dalam negeri dan menembus pasar global melalui peluang perdagangan ekspor.

Semua berharap, UMKM Indonesia dapat merajai pasar dalam dan luar negeri. Untuk itu, masyarakat harus senantiasa bangga, membeli, dan memakai produk Indonesia.

Penyelenggaraan festival UMKM seperti Sampoerna Festival UMKM 2024 yang mengusung tema Kreasi Nusantara Kebanggaan Indonesia, menjadi langkah nyata dukungan untuk berkarya bagi UMKM seiring memaknai kemerdekaan ke-79 RI dan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung peran UMKM di Indonesia.

Acara yang diadakan pada 20-23 Agustus 2024 di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, itu menampilkan lebih dari 150 pelaku UMKM yang memamerkan produk-produk mereka mulai dari kriya, kuliner, fesyen dan jasa.

Kegiatan ini juga menghadirkan fasilitas pusat layanan terpadu yang dibutuhkan oleh UMKM, yaitu layanan konsultasi perizinan NIB dari, pendaftaran merek, izin edar olahan pangan dan kosmetik, sertifikasi halal, layanan konsultasi pajak dan juga layanan identitas kependudukan digital.

Pada kegiatan ini juga diberikan apresiasi kepada 11 lembaga mitra layanan dan instansi pemerintah yang telah memberikan dukungan akses layanan kepada UMKM, serta memberikan kesempatan bagi UMKM untuk terlibat dalam kegiatan sosial Sampoerna Berbagi.

Kesuksesan Sampoerna Festival UMKM 2024 tidak hanya tercermin dari jumlah pengunjung yang mencapai 1.000 – 1.500 orang per hari, tetapi juga dari omzet penjualan UMKM yang mencapai sekitar 70 juta rupiah per hari.

Lebih dari itu, beberapa UMKM juga mendapatkan fasilitasi administrasi perizinan yang diperlukan selama festival berlangsung.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang pameran produk tetapi juga memberikan berbagai layanan seperti konsultasi bisnis, perizinan, serta peluang untuk menjalin jaringan (networking) dengan pihak-pihak yang relevan.

Festival UMKM juga membuktikan bahwa melalui inovasi, kolaborasi, dan dukungan dari berbagai pihak, UMKM dapat terbantu dalam berbagai macam hal baik dari sisi akses pemasaran, pelatihan, perizinan, dan akses pembiayaan.

Dengan terus mendorong UMKM untuk naik kelas, bangsa ini tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (ANTARA)

*) Penulis adalah Pegiat Koperasi dan UMKM.

Oleh Luqmanul Hakim*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo

JAKARTA – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian dan merupakan motor penggerak perekonomian Indonesia.

Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 60,51 persen. Tidak hanya itu, UMKM turut memberikan penyerapan tenaga kerja sebesar 96,92 persen.

Saat ini jumlah UMKM mencapai 64,2 juta. Dengan jumlah tersebut, UMKM mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 15,65 persen.

Dengan data tersebut, UMKM memainkan peranan yang sangat penting dalam menggerakkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh UMKM juga tidak sedikit, terutama dalam hal akses ke pasar, modal, dan teknologi.

Dalam konteks ini, koperasi muncul sebagai ekosistem pemberdayaan yang krusial, menyediakan berbagai dukungan yang diperlukan oleh UMKM untuk tumbuh dan berkembang.

Salah satu wadah ekosistem yang cocok bagi UMKM adalah koperasi, sebagai organisasi yang didirikan dan dioperasikan oleh anggotanya untuk kepentingan bersama, memiliki potensi besar untuk memberdayakan UMKM.

Dalam ekosistem ini, koperasi berfungsi sebagai wadah untuk mengonsolidasikan sumber daya, baik dari segi modal, tenaga kerja, maupun teknologi.

Dengan bergabung dalam koperasi, UMKM dapat mengakses berbagai layanan yang mungkin sulit mereka dapatkan secara individual, seperti pembiayaan dengan bunga rendah, pelatihan peningkatan kapasitas, dan akses ke jaringan pemasaran yang lebih luas.

Naik kelas

Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM, M. Riza Damanik, dalam sebuah sesi talk show Sampoerna Festival UMKM 2024 belum lama ini menekankan pentingnya peran koperasi dalam mendukung UMKM.

Maka salah satu strategi utama pemerintah adalah mendorong usaha mikro untuk naik kelas adalah bergabung dalam kelompok atau koperasi. Dengan demikian, usaha mikro tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi dapat memanfaatkan kekuatan kolektif untuk tumbuh dan berkembang.

Lebih lanjut, koperasi modern juga dinilai potensial untuk dapat berperan sebagai pendamping bagi UMKM, memberikan mereka akses ke pembiayaan, serta membantu mereka memanfaatkan digitalisasi dalam operasional bisnis.

Koperasi faktanya memang dapat memperkuat usaha mikro dengan membangun kluster-kluster ekonomi berbasis digitalisasi. Dengan demikian, usaha mikro yang sebelumnya berjalan sendiri-sendiri bisa bergabung dalam kelompok yang lebih besar dan saling mendukung satu sama lain.

Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa di Kementerian Perdagangan, Rifan Ardianto, menyarankan pelaku usaha untuk memanfaatkan lima sektor ekonomi digital yang saat ini sedang tumbuh pesat, yaitu e-commerce, fintech, edutech, healthtech, dan media online.

Menurutnya, dengan penetrasi teknologi digital yang mencapai 58 persen di bidang usaha kecil dan 32 persen di usaha mikro, terdapat potensi besar bagi UMKM untuk naik kelas melalui digitalisasi.

Baca Juga :  Bersama Dekranas dan BUMN, BRI Dukung UMKM Naik Kelas dengan Sertifikasi TKDN

Tren digitalisasi telah mendorong lebih dari 69 persen konsumen untuk berbelanja produk lokal, dan ini adalah peluang besar bagi UMKM untuk memperkuat brand mereka di pasar domestik​.

Transformasi digital menjadi pembahasan yang menarik yang disampaikan pada sebuah forum diskusi oleh Hendy Setiono CEO dari Baba Rafi Enterprise dan Kusdarmawan Aryo Baskoro Owner Distro Rown Division.

Mereka tak segan membagikan pengalaman dalam membangun usaha dari skala mikro hingga menjadi besar, salah satunya dengan beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Keduanya mengakui bahwa digitalisasi membawa tantangan tersendiri, bukan hanya tentang meningkatkan penjualan, tetapi juga tentang menciptakan nilai dan pengalaman bagi pelanggan atas produk yang diciptakan penanganan keluhan pelanggan dan mitigasi risiko terkait kejahatan siber.

Namun, mereka optimistis bahwa dengan digitalisasi sebagai bagian dari strategi bisnis di era saat ini dan UMKM di Indonesia dapat tumbuh semakin pesat.

Di sisi lain, Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta Elisabeth Ratu Ratu Rante Allo mengutarakan saat ini Jakarta juga sedang menghadapi tantangan dengan adanya pemindahan Ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kota Jakarta harus mulai bersiap untuk bertransisi menuju Kota Global dan menjadi pusat perekonomian berskala global setelah tidak lagi menjadi Ibukota.

UMKM Jakarta juga harus beradaptasi dengan cepat terkait peralihan Jakarta menjadi kota global ini dengan cara terus melakukan inovasi.

Sehubungan dengan hal ini, seluruh elemen masyarakat termasuk usaha besar dan swasta dapat turut menjadi elemen pengungkit dalam mendorong UMKM lebih besar di sektor perekonomian ke depan.

Kolaborasi antara UMKM dan berbagai pihak, termasuk ritel modern dan platform e-commerce, juga menjadi pilar utama dalam mendorong UMKM naik kelas.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, saat menutup acara Sampoerna Festival UMKM 2024 pekan lalu juga telah menegaskan bahwa kolaborasi antara UMKM dengan ritel modern dapat membuka akses pasar yang lebih luas, sementara inovasi produk dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) diperlukan agar UMKM tetap kompetitif di pasar global.

Wamendag Jerry menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023, kebijakan terkait perdagangan melalui sistem elektronik untuk mendorong pertumbuhan niaga-el yang sehat di era ekonomi digital.

Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan pelaku usaha dalam negeri, tetapi juga untuk melindungi konsumen dari praktik-praktik perdagangan yang tidak sehat, seperti predatory pricing dan penyalahgunaan data.

Lebih lanjut, terhubungnya produk lokal dan UMKM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dengan konsumen secara luas, baik nasional maupun internasional merupakan kunci lainnya agar produk Indonesia dapat naik kelas.

Baca Juga :  Ini Jurus BRI Kelola NPL UMKM Tetap Rendah Dibawah Industri Perbankan Nasional

Salah satu caranya yaitu melalui festival UMKM yang diharapkan mampu membuka akses pasar yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar UMKM dapat memasarkan produk mereka di pasar domestik dan pasar global.

Keberhasilan penyelenggaraan festival UMKM pun diharapkan dapat membuat para pelaku UMKM terus bersemangat dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan.

Peningkatan kualitas produk dan layanan diharapkan dapat membuat UMKM bersaing di dalam negeri dan menembus pasar global melalui peluang perdagangan ekspor.

Semua berharap, UMKM Indonesia dapat merajai pasar dalam dan luar negeri. Untuk itu, masyarakat harus senantiasa bangga, membeli, dan memakai produk Indonesia.

Penyelenggaraan festival UMKM seperti Sampoerna Festival UMKM 2024 yang mengusung tema Kreasi Nusantara Kebanggaan Indonesia, menjadi langkah nyata dukungan untuk berkarya bagi UMKM seiring memaknai kemerdekaan ke-79 RI dan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung peran UMKM di Indonesia.

Acara yang diadakan pada 20-23 Agustus 2024 di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, itu menampilkan lebih dari 150 pelaku UMKM yang memamerkan produk-produk mereka mulai dari kriya, kuliner, fesyen dan jasa.

Kegiatan ini juga menghadirkan fasilitas pusat layanan terpadu yang dibutuhkan oleh UMKM, yaitu layanan konsultasi perizinan NIB dari, pendaftaran merek, izin edar olahan pangan dan kosmetik, sertifikasi halal, layanan konsultasi pajak dan juga layanan identitas kependudukan digital.

Pada kegiatan ini juga diberikan apresiasi kepada 11 lembaga mitra layanan dan instansi pemerintah yang telah memberikan dukungan akses layanan kepada UMKM, serta memberikan kesempatan bagi UMKM untuk terlibat dalam kegiatan sosial Sampoerna Berbagi.

Kesuksesan Sampoerna Festival UMKM 2024 tidak hanya tercermin dari jumlah pengunjung yang mencapai 1.000 – 1.500 orang per hari, tetapi juga dari omzet penjualan UMKM yang mencapai sekitar 70 juta rupiah per hari.

Lebih dari itu, beberapa UMKM juga mendapatkan fasilitasi administrasi perizinan yang diperlukan selama festival berlangsung.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang pameran produk tetapi juga memberikan berbagai layanan seperti konsultasi bisnis, perizinan, serta peluang untuk menjalin jaringan (networking) dengan pihak-pihak yang relevan.

Festival UMKM juga membuktikan bahwa melalui inovasi, kolaborasi, dan dukungan dari berbagai pihak, UMKM dapat terbantu dalam berbagai macam hal baik dari sisi akses pemasaran, pelatihan, perizinan, dan akses pembiayaan.

Dengan terus mendorong UMKM untuk naik kelas, bangsa ini tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (ANTARA)

*) Penulis adalah Pegiat Koperasi dan UMKM.

Oleh Luqmanul Hakim*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo

Terpopuler

Artikel Terbaru