SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sehingga Satgas penanggulangan bencana pun berjibaku memadamkan api hingga tengah malam.
“Personel kami melakukan pemadaman hingga tengah malam tadi, dan salah satu objek vital berupa sutet dapat kita amankan,” sampai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim Multazam, Selasa (6/8).
Dirinya mengatakan. Karhutla yang terjadi di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga terjadi sejak Minggu (5/8). Berdasarkan titik panas atau hot spot yang terdeteksi di kecamatan setempat, pada Senin pagi Tim Patroli Manggala Agni melakukan pengecekan lapangan atau Ground Check (GC) ke lokasi hot spot dan ditemukan adanya kebakaran lahan.
“Tim Patroli Manggala Agni melaporkan temuannya ke kita, ada sekitar dua hektare luas lahan yang terbakar di wilayah tersebut, dan sekitar pukul 10:00 WIB, Satgas penanggulangan bencana karhutla langsung meluncur dan tiba di lokasi pada pukul 12:25 WIB dan langsung melakukan pemadaman,” ujar Multazam.
Ia mengatakan tim satgas mengalami sejumlah kendala. Mulai dari sumber air di lokasi yang tidak cukup, jarak sumber air dengan titik kebakaran yang cukup jauh, yakni 200-300 meter, sehingga lokasi karhutla yang tak dapat dijangkau dengan kendaraan roda enam atau mobil tangki. Kondisi itu membuat tim satgas harus bekerja ekstra.
“Sekitar pukul 17:00 WIB, api berhasil dilokalisir, satgas menghentikan pemadaman dan keluar dari lokasi kebakaran, tetapi tak berapa lama ada informasi bahwa sebuah tower sutet terkepung api, sehingga satgas kembali mengumpulkan personel kembali untuk melakukan pemadaman,” kata Multazam.
Dirinya juga mengatakan, pihaknya bahkan sampai meminta bantuan personel tambahan dari posko. Untuk membantu pemadaman sekaligus memasok bahan bakar minyak (BBM), sebab BBM yang dibawa satgas awal telah habis untuk operasi di siang hingga sore hari.
“Selain tim satgas masyarakat setempat juga membantu upaya pemadaman menggunakan pompa portabel. Kendala yang dihadapi pun bertambah ketika malam, terlebih lokasi tower sutet yang terkepung api cukup jauh dari pemukiman sehingga tidak ada penerangan sama sekali. Meski begitu, operasi tetap kita laksanakan,” terang Multazam.
Dia juga menyampaikan bahwa petugas PLN juga telah berada di lokasi untuk memandu operasi pemadaman, karena kawasan tersebut merupakan kawasan berisiko atas malfungsinya sutet tersebut.
“Saya tidak menyangka karhutla kali ini cukup besar, mengingat hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Kotim beberapa hari sebelumnya cukup lebat dan hampir menyeluruh wilayah,” ucap Multazam.
Dan berdasarkan laporan petugas yang melakukan pengecekan lokasi karhutla dalam kondisi kering, vegetasi berupa semak belukar dan adanya angin kencang membuat api semakin meluas.
“Alhamdulillah tadi malam kita dapat melakukan pemadaman di wilayah yang terbakar,” ucapnya.(bah/kpg)