25.1 C
Jakarta
Wednesday, May 14, 2025

Meninggal Usai Sholat Dhuha, Ini Profil Habib Hasan bin Ja’far Assegaf

PROKALTENG.CO-Meninggalnya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf pada Rabu (13/3) lalu meninggalkan kesedihan bagi keluarga, para sahabat, dan para jemaahnya. Beliau meninggal di usia muda belum sampai 50 tahun, tepatnya di usia 47 tahun.

Selain meninggal dunia pada bulan terbaik menurut Islam yaitu bulan Ramadhan, Habib Hasan juga meninggal dengan baik setelah melaksanakan ibadah sholat Dhuha. Pada malam hari sebelum meninggal, dia masih bisa melaksanakan ibadah sholat Tarawih bersama jemaahnya dan juga sempat melaksanakan tadarus.

Setelah melaksanakan sholat Subuh, Habib Hasan sempat beristirahat tidur sejenak. Pada pukul 08.00 WIB, Habib Hasan bangun kemudian melaksanakan sholat Dhuha. Sekitar pukul 09.01 WIB, Habib Hasan meninggal dunia diduga mengalami serangan jantung. Jenazah Habib Hasan berdasarkan kesaksian sejumlah orang, dalam keadaan tersenyum.

Prosesi pemakaman Habib Hasan dilaksanakan pada Kamis (14/3) kemarin dihadiri ribuan jemaah. Habib Hasan dimakamkan di dekat pemakaman ibunda di Kompleks Masjid Nurul Musthofa Center, Jatimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Profil Habib Hasan bin Ja’far Assegaf

Baca Juga :  Kabar Duka! Mantan Wali Kota Palangka Raya Salundik Gohong Meninggal

Habib Hasan yang merupakan keturunan Rasulullah itu lahir di Kramat Empang Bogor, Jawa Barat, pada 26 Februari 1977. Dia adalah cucu dari Habib Husein bin Abdullah bin Mukhsin Al Atthas, ulama yang kerap disebut dengan panggilan Habib Keramat Empang.

Habib Hasan sudah menimba ilmu agama sejak kecil. Dia belajar mengaji kepada Syekh Usman Baraja. Untuk menunjang pengetahuan agamanya dan supaya dapat memahami kitab turast dengan baik, Habib Hasan mempelajari bahasa Arab kepada Syekh Abdul Qodir Ba’salamah dan belajar ilmu Nahwu dan Sharaf kepada Syaikh Ahmad Bafadhol.

Jika sejumlah ulama memutuskan tidak mengenyam pendidikan formal fokus pada ilmu agama, Habib Hasan juga belajar di pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA. Tak hanya itu, Habib Hasan juga melanjutkan pendidikannya di IAIN Sunan Ampel Malang.

Selain itu, Habib Hasan juga pernah nyantri Pondok Pesantren Al Hidayah Al Mumtazah dan juga belajar di Pesantren Darul Hadits Al-Faqhiyah, Malang.

Setelah itu, Habib Hasan lantas belajar ke sejumlah ulama di Jakarta untuk mematangkan pengetahuan agamanya guna meniti jalan dakwah. Lewat almarhum kakeknya, Habib Hasan dikenalkan ke sejumlah ulama.

Baca Juga :  ASN Ditemukan Meninggal, Kondisinya Membiru dalam Posisi Telungkup

Habib Hasan memulai aktivitas dakwahnya pertama kali pada 1997 di Sukabumi Jawa Barat. Pada tahun 1998, Habib Hasan berdakwah di Timor Timur bersama dengan AlHabib Abubakar bin Hasan Alatas. Setelah itu, Habib Hasan memutuskan untuk melakukan aktivitas dakwah di Jakarta.

Pada tahun 2000, Habib Hasan mendirikan Majelis Nurul Musthofa. Jemaahnya pun terus bertambah seiring berjalannya waktu meluas dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya.

Pada tahun 2003, Majelis Nurul Musthofa dikunjungi oleh sejumlah ulama besar seperti Habib Abdul Qadir Al-Masyhur dari Makkah, Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dan putranya, Habib Muhammad, dari Madinah, dan Habib Salim Asy-Syatiri dari Tarim, Hadhramaut.

Di tengahnya bertambahnya jemaah pengajian Nurul Musthofa, Habib Hasan tidak lepas mendapat ujian. Misalnya saja, acara pengajiannya disebut sebagai majelis bid’ah, syirik, dan lain-lain. (jpg)

PROKALTENG.CO-Meninggalnya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf pada Rabu (13/3) lalu meninggalkan kesedihan bagi keluarga, para sahabat, dan para jemaahnya. Beliau meninggal di usia muda belum sampai 50 tahun, tepatnya di usia 47 tahun.

Selain meninggal dunia pada bulan terbaik menurut Islam yaitu bulan Ramadhan, Habib Hasan juga meninggal dengan baik setelah melaksanakan ibadah sholat Dhuha. Pada malam hari sebelum meninggal, dia masih bisa melaksanakan ibadah sholat Tarawih bersama jemaahnya dan juga sempat melaksanakan tadarus.

Setelah melaksanakan sholat Subuh, Habib Hasan sempat beristirahat tidur sejenak. Pada pukul 08.00 WIB, Habib Hasan bangun kemudian melaksanakan sholat Dhuha. Sekitar pukul 09.01 WIB, Habib Hasan meninggal dunia diduga mengalami serangan jantung. Jenazah Habib Hasan berdasarkan kesaksian sejumlah orang, dalam keadaan tersenyum.

Prosesi pemakaman Habib Hasan dilaksanakan pada Kamis (14/3) kemarin dihadiri ribuan jemaah. Habib Hasan dimakamkan di dekat pemakaman ibunda di Kompleks Masjid Nurul Musthofa Center, Jatimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Profil Habib Hasan bin Ja’far Assegaf

Baca Juga :  Kabar Duka! Mantan Wali Kota Palangka Raya Salundik Gohong Meninggal

Habib Hasan yang merupakan keturunan Rasulullah itu lahir di Kramat Empang Bogor, Jawa Barat, pada 26 Februari 1977. Dia adalah cucu dari Habib Husein bin Abdullah bin Mukhsin Al Atthas, ulama yang kerap disebut dengan panggilan Habib Keramat Empang.

Habib Hasan sudah menimba ilmu agama sejak kecil. Dia belajar mengaji kepada Syekh Usman Baraja. Untuk menunjang pengetahuan agamanya dan supaya dapat memahami kitab turast dengan baik, Habib Hasan mempelajari bahasa Arab kepada Syekh Abdul Qodir Ba’salamah dan belajar ilmu Nahwu dan Sharaf kepada Syaikh Ahmad Bafadhol.

Jika sejumlah ulama memutuskan tidak mengenyam pendidikan formal fokus pada ilmu agama, Habib Hasan juga belajar di pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA. Tak hanya itu, Habib Hasan juga melanjutkan pendidikannya di IAIN Sunan Ampel Malang.

Selain itu, Habib Hasan juga pernah nyantri Pondok Pesantren Al Hidayah Al Mumtazah dan juga belajar di Pesantren Darul Hadits Al-Faqhiyah, Malang.

Setelah itu, Habib Hasan lantas belajar ke sejumlah ulama di Jakarta untuk mematangkan pengetahuan agamanya guna meniti jalan dakwah. Lewat almarhum kakeknya, Habib Hasan dikenalkan ke sejumlah ulama.

Baca Juga :  ASN Ditemukan Meninggal, Kondisinya Membiru dalam Posisi Telungkup

Habib Hasan memulai aktivitas dakwahnya pertama kali pada 1997 di Sukabumi Jawa Barat. Pada tahun 1998, Habib Hasan berdakwah di Timor Timur bersama dengan AlHabib Abubakar bin Hasan Alatas. Setelah itu, Habib Hasan memutuskan untuk melakukan aktivitas dakwah di Jakarta.

Pada tahun 2000, Habib Hasan mendirikan Majelis Nurul Musthofa. Jemaahnya pun terus bertambah seiring berjalannya waktu meluas dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya.

Pada tahun 2003, Majelis Nurul Musthofa dikunjungi oleh sejumlah ulama besar seperti Habib Abdul Qadir Al-Masyhur dari Makkah, Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dan putranya, Habib Muhammad, dari Madinah, dan Habib Salim Asy-Syatiri dari Tarim, Hadhramaut.

Di tengahnya bertambahnya jemaah pengajian Nurul Musthofa, Habib Hasan tidak lepas mendapat ujian. Misalnya saja, acara pengajiannya disebut sebagai majelis bid’ah, syirik, dan lain-lain. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru