26.2 C
Jakarta
Tuesday, May 20, 2025

Perbedaan Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan, Suami Wajib Mengetahui!

PROKALTENG.CO – Fenomena baby blues sudah menjadi kondisi yang sangat umum bagi seorang ibu pasca melahirkan buah hatinya. Akan tetapi, bisa jadi kondisi tersebut hanyalah depresi pasca melahirkan saja.

Terdapat dua kondisi pasca melahirkan yang dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan, menurut dr. Danti Filiadini Sp. KJ selaku dokter spesialis kesehatan jiwa RSUI mengatakan bahwa terdapat perbedaan dari baby blues dan depresi melahirkan ditinjau dari durasi kondisi yang dialami.

“Kalau baby blues itu kurang dari dua minggu jadi sifatnya lebih sementara, sedangkan depresi post partum durasinya harus lebih dari dua minggu jadi kesedihan dan suasana hati yang depresi itu menetap nggak mudah meredam”, ucapnya.

  1. Danti Filiadini Sp. KJ melanjutkan bahwa depresi setelah melahirkan pada umumnya tidak terasa karena ibu yang baru melahirkan berpotensi tidak membuka gejala yang dirasakan karena merasa lemah dan tidak bangga memiliki buah hati.
Baca Juga :  Korona Bisa Ditangkal dengan Peningkatan Imun, Jakarta Jadi Bukti

Di sisi lain, komentar orang-orang di sekitarnya akan sangat berpengaruh bagi ibu yang baru melahirkan, membandingkan anaknya dengan anak lain dan mengkritik kondisi bayinya. Demikian sangat berdampak buruk bagi seorang ibu baru.

“Kalau depresi juga motivasi untuk beraktivitas jadi turun, emosinya meledak-ledak dan sulit dikendalikan, akhirnya dia nggak fokus untuk mengurus anaknya, tidak bisa memberikan ASI, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari bahkan perawatan dirinya kurang otomatis kesehatan anaknya bisa terdampak”, jelas dr. Danti Filiadini Sp. KJ.

Kondisi ini berawal ketika setelah melahirkan dan terjadi tidak secara mendadak, depresi dapat terasa di bulan pertama setelah persalinan bahkan hingga satu tahun pertama.

Adapun baby blues munculnya secara langsung sekitar dua hingga tiga hari pasca lahiran.

Gejala depresi setelah persalinan adalah tidak terdapatnya kemauan untuk melakukan aktivitas hariannya, insomnia hingga sering tidur, mobilitas melambat, panik, lemas, susah konsentrasi, hingga pikiran bunuh diri.

Baca Juga :  3 Hal ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tidur Pakai AC

“Kalau ada minimal lima gejala dalam dua minggu serta ada distress dan disfungsi dalam sehari-hari itu bisa dibilang mengalami depresi”, dr. Danti Filiadini Sp. KJ menjelaskan.

Depresi yang dirasakan secara umum dan depresi setelah melahirkan tidak dapat disamakan, biasanya ketika melahirkan, perasaan depresi bahkan terasa menjelang persalinan, biasanya bertahan sebulan hingga setahun.

“Angka kejadian depresi postpartum ini satu dari tujuh wanita dapat mengalami depresi post partum dan data WHO sebesar 50 hingga 70 persen ibu pasca melahirkan di Indonesia mengalami baby blues, sementara sebesar 22,3 persen itu mengalami depresi post partum,” tambahnya.

Konsultasi dengan dokter atau tenaga profesional menjadi langkah paling tepat bagi ibu-ibu yang mengalami kondisi seperti ini. Tidak lupa untuk jangan malu atau ragu untuk membagikan perasaan yang dialaminya. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Fenomena baby blues sudah menjadi kondisi yang sangat umum bagi seorang ibu pasca melahirkan buah hatinya. Akan tetapi, bisa jadi kondisi tersebut hanyalah depresi pasca melahirkan saja.

Terdapat dua kondisi pasca melahirkan yang dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan, menurut dr. Danti Filiadini Sp. KJ selaku dokter spesialis kesehatan jiwa RSUI mengatakan bahwa terdapat perbedaan dari baby blues dan depresi melahirkan ditinjau dari durasi kondisi yang dialami.

“Kalau baby blues itu kurang dari dua minggu jadi sifatnya lebih sementara, sedangkan depresi post partum durasinya harus lebih dari dua minggu jadi kesedihan dan suasana hati yang depresi itu menetap nggak mudah meredam”, ucapnya.

  1. Danti Filiadini Sp. KJ melanjutkan bahwa depresi setelah melahirkan pada umumnya tidak terasa karena ibu yang baru melahirkan berpotensi tidak membuka gejala yang dirasakan karena merasa lemah dan tidak bangga memiliki buah hati.
Baca Juga :  Korona Bisa Ditangkal dengan Peningkatan Imun, Jakarta Jadi Bukti

Di sisi lain, komentar orang-orang di sekitarnya akan sangat berpengaruh bagi ibu yang baru melahirkan, membandingkan anaknya dengan anak lain dan mengkritik kondisi bayinya. Demikian sangat berdampak buruk bagi seorang ibu baru.

“Kalau depresi juga motivasi untuk beraktivitas jadi turun, emosinya meledak-ledak dan sulit dikendalikan, akhirnya dia nggak fokus untuk mengurus anaknya, tidak bisa memberikan ASI, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari bahkan perawatan dirinya kurang otomatis kesehatan anaknya bisa terdampak”, jelas dr. Danti Filiadini Sp. KJ.

Kondisi ini berawal ketika setelah melahirkan dan terjadi tidak secara mendadak, depresi dapat terasa di bulan pertama setelah persalinan bahkan hingga satu tahun pertama.

Adapun baby blues munculnya secara langsung sekitar dua hingga tiga hari pasca lahiran.

Gejala depresi setelah persalinan adalah tidak terdapatnya kemauan untuk melakukan aktivitas hariannya, insomnia hingga sering tidur, mobilitas melambat, panik, lemas, susah konsentrasi, hingga pikiran bunuh diri.

Baca Juga :  3 Hal ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tidur Pakai AC

“Kalau ada minimal lima gejala dalam dua minggu serta ada distress dan disfungsi dalam sehari-hari itu bisa dibilang mengalami depresi”, dr. Danti Filiadini Sp. KJ menjelaskan.

Depresi yang dirasakan secara umum dan depresi setelah melahirkan tidak dapat disamakan, biasanya ketika melahirkan, perasaan depresi bahkan terasa menjelang persalinan, biasanya bertahan sebulan hingga setahun.

“Angka kejadian depresi postpartum ini satu dari tujuh wanita dapat mengalami depresi post partum dan data WHO sebesar 50 hingga 70 persen ibu pasca melahirkan di Indonesia mengalami baby blues, sementara sebesar 22,3 persen itu mengalami depresi post partum,” tambahnya.

Konsultasi dengan dokter atau tenaga profesional menjadi langkah paling tepat bagi ibu-ibu yang mengalami kondisi seperti ini. Tidak lupa untuk jangan malu atau ragu untuk membagikan perasaan yang dialaminya. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru