PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Rangkaian Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) pada 2023 terus berjalan. Dalam FBIM 2023, salah satu rangkaian lomba yang dilaksanakan yakni lomba balogo di Halaman GOR Serbaguna Jalan Tjilik Riwut, Jumat (26/5).
Lomba balogo ini diikuti oleh kontingen dari 12 kabupaten atau kota yakni Kabupaten Kapuas, Seruyan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Murung Raya, Gunung Mas, Lamandau, Sukamara, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Kota Palangka Raya, yang terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori regu putra dan regu putri, dimana terdiri dari tiga orang tiap regunya.
Berdasarkan hasil keputusan juri pemenang lomba balogo kategori regu putra diraih oleh Kabupaten Barito Utara sebagai juara I. Kabupaten Kotawaringin Timur juara II, dan Kabupaten Seruyan juara III. Sementara, pemenang lomba balogo kategori regu putri diraih oleh Kabupaten Barito Selatan juara I,. Kabupaten Murung Raya juara II, dan Kabupaten Lamandau juara III.
Ketua dewan juri lomba balogo Karuhei mengatakan balogo dimainkan di atas lapangan beraspal/tanah, tiga keping tempurung ditancapkan di tanah, masing-masing berjarak sekitar 15 m, 20 m, dan 25 m dari garis awal. Selain Karuhei, dua juri lain dalam lomba balogo ini yakni Nirman K. Rampay dan Ekaudi.
“Saat bermain balogo, pemain harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau campa dengan ukuran kurang lebih 50 cm, Fungsi panapak ini adalah untuk mendorong logo (tempurung kelapa berbentuk segitiga) agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain,” jelasnya.
Vina (18), mengakui, permainan Balogo seperti terlihat sepele. Hanya menghempaskan sebuah benda yang terbuat dari tempurung kelapa, sampai mengenai sasaran. Padahal, diperlukan teknik tinggi berupa ukuran tenaga yang akan digunakan, sehingga Logo tidak melesat terlalu jauh. Dan juga, konsentrasi untuk mengenai target dengan sebaik mungkin.
Kena dan tidak kena, kata Vina, sebuah hasil yang sangat mendebarkan prosesnya. Tapi, semua itu harus dinikmati, demi mencapai target yang diinginkan. Memainkan permainan Balogo sangat menyenangkan, dan menghibur. Kita juga dituntut untuk terus bergerak.
Sementara itu, Winda (25) menyampaikan hal serupa. Winda menyebut permainan yang sederhana namun diperlukan kepiawaian. Terlepas dari menang dan kalah, permainan ini menjadi wadah untuk saling silaturahmi, dan memperkuat persaudaraan. Sebab, peserta tidak hanya dari satu daerah, tapi banyak daerah di Kalteng. Sungguh beruntung dapat memainkan permainan ini dengan disaksikan banyak orang. (pri/hfz)