27.2 C
Jakarta
Wednesday, May 1, 2024

Mengenal Madu Kelulut di Desa Balukon, Ternyata Banyak Kasiatnya

PALANGKA RAYA, PROKALTENG. CO– Tahukah keberadaan madu kelulut ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan? Ya, madu kelulut ini merupakan salah satu jenis produk lebah yang belum populer. Madu yang memiliki nama lain stingless bee honey  atau madu meliponin ini berasal dari lebah Trigona itama dan Trigona thoracica.

Madu kelulut  dari Desa Balukon, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah ini misalnya. Seperti madu kelulut pada umumnya, madu ini memiliki manfaat antara lain untuk menambah nafsu makan. Tak hanya itu, madu ini juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati sariawan, mengobati luka bakar. Ini dinilai juga sangat baik untuk balita, mengobati demam, dan panas dalam,  dan juga sangat baik digunakan untuk kecantikan sebagai masker wajah.

Baca Juga :  Melihat Kondisi Bangunan SDN Sanggang 2, Bupati Mengaku Prihatin

Ketua Kelompok Lebah Madu Kelulut Desa Balukon, Ariadi mengatakan dalam proses memanen, pihaknya hanya hanya menggunakan alat dan bahan sederhana. “Alat dan bahan yang kami perlukan dalam proses produksi antara lain membuat kotak lebah dari papan kayu dengan ketebalan 2 cm.  Ini untuk proses pemindahan, pemecahan keloni lebah, maupun pemanen madu,” ungkap saat dibincangi Prokalteng.co, Kamis (1/9/2022).

Disinggung sistem budidaya bibit lebah, lahan serta pakan, dia mengaku awal mulanya hanya di dalam kotak yang sudah dibuat. Dirinya menjelaskan bahwa dalam setiap kotak terdiri dari  lebah pekerja, lebah jantan dan lebah ratu.

Sementara untuk bisa menghasilkan madu, dibutuhkan waktu sekitar satu bulan tergantung makanan atau pakan yang tersedia (tanaman bunga,red). Selain itu juga perlu adanya alat panen madu berupa alat penyedot yang dirangkai dari pompa galon atau  selang.

Baca Juga :  Kondisi Air Mulai Surut, namun Warga Tetap Diminta Waspada

Menurutnya, untuk produksi awal madu kelulut yang kini tengah digeluti dirinya itu dimulai dari tahun 2020 lalu. Dari bantuan program Agroforestry dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) saat itu, maka tercetus ide dirinya untuk membuat  budidaya lebah madu kelulut ini.

“Tahap penjualan madu kelulut, saat ini dipasarkan dalam bentuk kemasan botol, serta label yang mencantumkan nama produk. Produk dijual secara online atau juga bisa dititipkan di warung dan toko-toko terdekat,”ujarnya.






Reporter: Marini

PALANGKA RAYA, PROKALTENG. CO– Tahukah keberadaan madu kelulut ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan? Ya, madu kelulut ini merupakan salah satu jenis produk lebah yang belum populer. Madu yang memiliki nama lain stingless bee honey  atau madu meliponin ini berasal dari lebah Trigona itama dan Trigona thoracica.

Madu kelulut  dari Desa Balukon, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah ini misalnya. Seperti madu kelulut pada umumnya, madu ini memiliki manfaat antara lain untuk menambah nafsu makan. Tak hanya itu, madu ini juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati sariawan, mengobati luka bakar. Ini dinilai juga sangat baik untuk balita, mengobati demam, dan panas dalam,  dan juga sangat baik digunakan untuk kecantikan sebagai masker wajah.

Baca Juga :  Melihat Kondisi Bangunan SDN Sanggang 2, Bupati Mengaku Prihatin

Ketua Kelompok Lebah Madu Kelulut Desa Balukon, Ariadi mengatakan dalam proses memanen, pihaknya hanya hanya menggunakan alat dan bahan sederhana. “Alat dan bahan yang kami perlukan dalam proses produksi antara lain membuat kotak lebah dari papan kayu dengan ketebalan 2 cm.  Ini untuk proses pemindahan, pemecahan keloni lebah, maupun pemanen madu,” ungkap saat dibincangi Prokalteng.co, Kamis (1/9/2022).

Disinggung sistem budidaya bibit lebah, lahan serta pakan, dia mengaku awal mulanya hanya di dalam kotak yang sudah dibuat. Dirinya menjelaskan bahwa dalam setiap kotak terdiri dari  lebah pekerja, lebah jantan dan lebah ratu.

Sementara untuk bisa menghasilkan madu, dibutuhkan waktu sekitar satu bulan tergantung makanan atau pakan yang tersedia (tanaman bunga,red). Selain itu juga perlu adanya alat panen madu berupa alat penyedot yang dirangkai dari pompa galon atau  selang.

Baca Juga :  Kondisi Air Mulai Surut, namun Warga Tetap Diminta Waspada

Menurutnya, untuk produksi awal madu kelulut yang kini tengah digeluti dirinya itu dimulai dari tahun 2020 lalu. Dari bantuan program Agroforestry dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) saat itu, maka tercetus ide dirinya untuk membuat  budidaya lebah madu kelulut ini.

“Tahap penjualan madu kelulut, saat ini dipasarkan dalam bentuk kemasan botol, serta label yang mencantumkan nama produk. Produk dijual secara online atau juga bisa dititipkan di warung dan toko-toko terdekat,”ujarnya.






Reporter: Marini

Terpopuler

Artikel Terbaru