PALANGKA
RAYA-PT
Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalteng semakin mengukuhkan posisinya di
peringkat satu nasional kategori bank umum kelompok usaha (buku) II. Sebagai bank
milik pemerintah Kalteng, BKT alias Bank Kalteng meraih tiga kali juara
nasional.
Memegang teguh prinsip sebagai
mitra terpercaya meraih sukses, dibuktikan dengan konsistensi memberikan
pelayanan dan menjaga kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan,
BKT dianugerahi sebagai bank terbaik Indonesia versi Majalah Investor, 28 Juni
2019.
Dua pekan berikutnya, 13
Juli 2019, BKT menyabet penghargaan Bisnis Indonesia Award 2019 dengan
penilaian kinerja positif sepanjang tiga tahun terakhir. Laba bersih perseroan
tercatat sebesar Rp226,98 miliar atau naik 9,11 persen secara tahunan pada
2018, melanjutkan capaian positif pada 2016 dan 2017, dengan masing-masingnya
tercatat sebesar Rp190,24 miliar dan Rp208,02 miliar.
Kali ini, Jumat 28
Juli, anugerah kepala daerah dan BUMD terbaik 2019 oleh The Asian Post, BKT
meraih peringkat satu nasional. Kriteria penilaian badan usaha milik daerah
(BUMD) yakni BPD milik pemda terbaik, berdasarkan indikator permodalan,
kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi.
Sebanyak 14 BPD meraih
predikat “the bestâ€. Terbagi dalam lima kelompok berdasarkan aset. Pada
kelompok aset Rp5 triliun sampai dengan di bawah Rp10 triliun, Bank Kalteng
alias BKT nomor wahid, disusul Bank Sultra, Bank Bengkulu, Bank Maluku Malut,
dan Bank Sulteng.
“BPD Kalteng BUMD
terbaik untuk buku II,†ungkap Direktur Utama Yayah Diasmono kepada Kalteng
Pos, tadi malam.
Sementara itu, seperti
yang kerap disampaikan oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Pemprov Kalteng terus
berproses dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena itu, pemprov
berharap adanya dukungan dari seluruh pihak, karena Kalteng akan menyambut
Indonesia baru, yang segala sesuatunya sudah serbadigital.
Diungkapkan orang nomor
satu di Kalteng ini, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) saat ini
masih terbilang kecil. Meski demikian, pihaknya akan terus bekerja keras
menggali sumber dana dari berbagai sektor. Salah satunya dari sektor pertanian
melalui pengembangan tanaman kakao dan tebu. (abe/ce)