31.2 C
Jakarta
Monday, March 31, 2025

Dayak Kalteng Tidak Penah Mengkhianati Sejarah Soekarno

INDONESIA memiliki sejarah panjang. Salah satunya, terkait rencana
pemindahan ibu kota Indonesia yang dicanangkan Presiden Ir Soekarno di Palangka
Raya 54 tahun silam. Sejarah yang diukir proklamator Indonesia tersebut, tidak dikhianati
oleh masyarakat Dayak di Kalteng.

“Jangan terlena dengan isu
pemindahan ibu kota, namun kita juga harus yakin apabila ibu kota dipindahkan
di Kalteng. Kita semuanya tahu histori presiden pertaman Indonesia menginginkan
ibu kota di Kalteng,” ucap Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Agustiar Sabran,
di sela-sela peringatan ulang tahun ke-12 DAD Kalteng, tadi malam.

Agustiar juga meminta warga
Kalteng tidak melupakan sejarah. Kalteng sangat erat dengan pemindahan ibu kota.
Meski DAD juga menyadari Bumi Pancasila Kalteng masih banyak kekurangan di
berbagai sektor pembangunan.

Baca Juga :  Beda Rezeki Pedagang Pakaian dan Kue Kering

“Dengan momentum HUT ke-12 DAD
Kalteng, hendaknya kita semuanya selalu bersyukur, adanya DAD bisa mengangkat
harkat dan martabat dayak. Dalam hidup kita selalu harus bisa bersikap adil,
jujur tidak diskriminatif terhadap sesama manusia dengan mengedepankan
perbuatan yang baik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sudah seharusnya, kata Agustiar, sebagai
masyarakat dayak, harus menjunjung tinggi nilai pancasila. Masyarakat dayak
terbuka bagi seluruh suku-suku di Indonesia, berbagai perbedaan agama dan
budaya.

Mari kita jaga keutuhan NKRI dan
juga manggatang utus Dayak. Kita buktikan Dayak itu bisa menerima perbedaan. Dayak
harus berdaya saing, dengan berbagai banyak SDM dan harus jadi tuan rumah di
rumahnya sendiri dengan spirit lokal yang harus diperkuat melalui penguatan
kultur, budaya hingga social,” tutur Agustiar yang juga politisi PDIP yang
terpilih menjadi anggota DPR RI Dapil Kalteng 2020-2024. (ena/abe/nto)

Baca Juga :  Isu Pasar Ditutup, Ini Penjelasan Tim Gugus Tugas Covid-19 Palangka Ra

INDONESIA memiliki sejarah panjang. Salah satunya, terkait rencana
pemindahan ibu kota Indonesia yang dicanangkan Presiden Ir Soekarno di Palangka
Raya 54 tahun silam. Sejarah yang diukir proklamator Indonesia tersebut, tidak dikhianati
oleh masyarakat Dayak di Kalteng.

“Jangan terlena dengan isu
pemindahan ibu kota, namun kita juga harus yakin apabila ibu kota dipindahkan
di Kalteng. Kita semuanya tahu histori presiden pertaman Indonesia menginginkan
ibu kota di Kalteng,” ucap Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Agustiar Sabran,
di sela-sela peringatan ulang tahun ke-12 DAD Kalteng, tadi malam.

Agustiar juga meminta warga
Kalteng tidak melupakan sejarah. Kalteng sangat erat dengan pemindahan ibu kota.
Meski DAD juga menyadari Bumi Pancasila Kalteng masih banyak kekurangan di
berbagai sektor pembangunan.

Baca Juga :  Beda Rezeki Pedagang Pakaian dan Kue Kering

“Dengan momentum HUT ke-12 DAD
Kalteng, hendaknya kita semuanya selalu bersyukur, adanya DAD bisa mengangkat
harkat dan martabat dayak. Dalam hidup kita selalu harus bisa bersikap adil,
jujur tidak diskriminatif terhadap sesama manusia dengan mengedepankan
perbuatan yang baik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sudah seharusnya, kata Agustiar, sebagai
masyarakat dayak, harus menjunjung tinggi nilai pancasila. Masyarakat dayak
terbuka bagi seluruh suku-suku di Indonesia, berbagai perbedaan agama dan
budaya.

Mari kita jaga keutuhan NKRI dan
juga manggatang utus Dayak. Kita buktikan Dayak itu bisa menerima perbedaan. Dayak
harus berdaya saing, dengan berbagai banyak SDM dan harus jadi tuan rumah di
rumahnya sendiri dengan spirit lokal yang harus diperkuat melalui penguatan
kultur, budaya hingga social,” tutur Agustiar yang juga politisi PDIP yang
terpilih menjadi anggota DPR RI Dapil Kalteng 2020-2024. (ena/abe/nto)

Baca Juga :  Isu Pasar Ditutup, Ini Penjelasan Tim Gugus Tugas Covid-19 Palangka Ra

Terpopuler

Artikel Terbaru