BATITA itu duduk di pangkuan ibunya. Didekap hangat. Perawat berusaha memasang
slang oksigen pada hidung bayi laki-laki yang diketahui bernama Aray tersebut.
Menangis ketika dua ujung slang dimasukkan ke lubang hidung. Tak lama
berselang, terdiam. Ia pun menghirup udara segar dari slang itu.
Ayah dari Aray, Achmad Irfan
mengatakan, rumahnya berada di Jalan RTA Milono diselimuti asap tebal.
Bersama istri dan tiga anaknya, mereka
menuju Rumah Oksigen di RSUD dr Doris Sylvanus. Memburu udara segar. Sesuatu yang
dirindukan. Dalam kondisi kabut asap seperti saat ini, tidur anaknya pun tak nyenyak.
Gelisah.
“Kalau kondisi anak sih sehat.
Hanya karena asap, jadi tidur menjadi tidak nyaman dan sering menangis,â€
katanya kepada Kalteng Pos.
Pengunjung lain, Fani, mengaku
sesak bernapas akibat kabut asap. Tiga hari terkahir asap pekat menyelimuti
sekitar tempat tinggalnya. Perempuan paruh baya itu datang jauh-jauh dari
Tangkiling untuk menemukan Rumah Oksigen. “Dada saya merasa sakit dan susah
untuk bernapas,†ujarnya.
Pihak RSUD dr Doris Sylvanus menyiapkan
lima bed, lengkap dengan tabung oksigen. Melayani warga mulai pukul 07.00 WIB-21.00
WIB.
“Rumah Oksigen disiapkan untuk
melayani masyarakat yang merasa terganggu pernapasannya, baik itu sesak napas,
batuk, atau pusing. Jika masyarakat membutuhkan oksigen, silakan datang ke sini.
Tanpa dipungut biaya,†kata Kepala Seksi Humas Pelayanan Unit Pelayanan
Pengaduan Kesehatan RSUD dr Doris Sylvanus, Cipta Yanatama.(ami/nue/ram)