32.5 C
Jakarta
Tuesday, November 26, 2024

Pemda Jangan Tutupi Data Covid-19

PROKALTENG.CO – Karut-marut data kasus Covid-19 berlanjut. Beberapa waktu lalu, pemerintah mengumumkan bahwa data kematian terkini tidak akurat dan sedang dilakukan cleaning up alias perapian. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada keterlambatan laporan. Baik untuk kasus terkonfirmasi, sembuh, maupun meninggal.

Khususnya akibat peningkatan kasus selama dua bulan terakhir. Rilis resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika kemarin menunjukkan bahwa saat ini ada lebih dari 50 ribu kasus aktif yang belum ter-update status terakhirnya. Apakah berakhir dengan kondisi sembuh atau meninggal.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pemda tidak menutup-nutupi data terkait dengan Covid-19. Saat ini upaya pemerintah semakin masif untuk melakukan 3T (pengetesan, pelacakan, dan pengobatan), vaksinasi, fasilitas isoter, serta peralatan pengobatan.

”Saya titip kepada pemda, ndak perlu ada angka-angka yang ditutupi. Biar aja dibuka. Itu masalah kita rame-rame kok. Ndak ada yang salah. Yang salah kalau kita tutupi. Kalau kita patuh dengan protokol itu, pasti (angka kasus aktif) turun,” pesannya.

Baca Juga :  Baru Pulang dari Kalsel, Warga Panarung Diwajibkan Isolasi Mandiri

Sementara Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kementerian Kesehatan mendukung pemerintah daerah untuk menyelesaikan updating kasus ini dalam waktu sesingkat-singkatnya, agar sesegera mungkin kita dapat menyajikan data yang lebih akurat dan tepat waktu.

“Angka kematian tidak dihilangkan dari laporan harian yang disampaikan kepada publik setiap hari. Hanya, komponen angka kematian sedang diperbaiki agar pemerintah bisa menentukan level PPKM secara lebih tepat,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, kemarin (14/8).

Nadia memastikan, pihaknya tetap berkomitmen tinggi terhadap transparansi data dan terus-menerus memperbaiki kualitas data nasional. Berdasar data terakhir, Nadia menyebut secara nasional terjadi penurunan kasus konfirmasi positif 18 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Baca Juga :  Sehari Seribu Orang Terbang

Meski demikian, ada perbedaan di setiap provinsi. Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Bangka Belitung mencatat peningkatan kasus lebih dari 20 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, di provinsi-provinsi Pulau Jawa, ada tren penurunan kasus. Yang paling signifikan terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat sehingga sangat memengaruhi tren pertambahan kasus secara nasional.

Nadia menyebutkan, per 12 Agustus, tidak ada provinsi yang mencatat bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur isolasi lebih dari 80 persen. Tentu hal itu menggembirakan sehingga dapat menekan beban sistem kesehatan di rumah sakit. “Namun, untuk BOR ICU, terdapat beberapa provinsi dengan BOR ICU lebih dari 80 persen, yaitu Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau,” katanya.

PROKALTENG.CO – Karut-marut data kasus Covid-19 berlanjut. Beberapa waktu lalu, pemerintah mengumumkan bahwa data kematian terkini tidak akurat dan sedang dilakukan cleaning up alias perapian. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada keterlambatan laporan. Baik untuk kasus terkonfirmasi, sembuh, maupun meninggal.

Khususnya akibat peningkatan kasus selama dua bulan terakhir. Rilis resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika kemarin menunjukkan bahwa saat ini ada lebih dari 50 ribu kasus aktif yang belum ter-update status terakhirnya. Apakah berakhir dengan kondisi sembuh atau meninggal.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pemda tidak menutup-nutupi data terkait dengan Covid-19. Saat ini upaya pemerintah semakin masif untuk melakukan 3T (pengetesan, pelacakan, dan pengobatan), vaksinasi, fasilitas isoter, serta peralatan pengobatan.

”Saya titip kepada pemda, ndak perlu ada angka-angka yang ditutupi. Biar aja dibuka. Itu masalah kita rame-rame kok. Ndak ada yang salah. Yang salah kalau kita tutupi. Kalau kita patuh dengan protokol itu, pasti (angka kasus aktif) turun,” pesannya.

Baca Juga :  Baru Pulang dari Kalsel, Warga Panarung Diwajibkan Isolasi Mandiri

Sementara Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kementerian Kesehatan mendukung pemerintah daerah untuk menyelesaikan updating kasus ini dalam waktu sesingkat-singkatnya, agar sesegera mungkin kita dapat menyajikan data yang lebih akurat dan tepat waktu.

“Angka kematian tidak dihilangkan dari laporan harian yang disampaikan kepada publik setiap hari. Hanya, komponen angka kematian sedang diperbaiki agar pemerintah bisa menentukan level PPKM secara lebih tepat,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, kemarin (14/8).

Nadia memastikan, pihaknya tetap berkomitmen tinggi terhadap transparansi data dan terus-menerus memperbaiki kualitas data nasional. Berdasar data terakhir, Nadia menyebut secara nasional terjadi penurunan kasus konfirmasi positif 18 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Baca Juga :  Sehari Seribu Orang Terbang

Meski demikian, ada perbedaan di setiap provinsi. Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Bangka Belitung mencatat peningkatan kasus lebih dari 20 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, di provinsi-provinsi Pulau Jawa, ada tren penurunan kasus. Yang paling signifikan terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat sehingga sangat memengaruhi tren pertambahan kasus secara nasional.

Nadia menyebutkan, per 12 Agustus, tidak ada provinsi yang mencatat bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur isolasi lebih dari 80 persen. Tentu hal itu menggembirakan sehingga dapat menekan beban sistem kesehatan di rumah sakit. “Namun, untuk BOR ICU, terdapat beberapa provinsi dengan BOR ICU lebih dari 80 persen, yaitu Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau,” katanya.

Terpopuler

Artikel Terbaru