31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Luas Lahan Terbakar di 2019 Naik Empat Kali Lipat Dibanding 2015

SAMPIT – Kebakaran hutan
dan lahan (Karhutla) di Kotim mencapai puncaknya. Luas lahan terbakar pun sudah
mencapai ribuan hektare.

Data yang dihimpun dari Pusdalops
Kalteng, luas lahan yang terbakar mencapai 1.358, 33 hektare per tanggal 6
September. Jumlah itu lebih empat kali lipat dari luas lahan terbakar di tahun
2015 silam, yang hanya mencapai 318 hektare.

Namun, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kotim menyebut hanya ada sekitar 300 hektare yang
tercatat sampai 6 September.

Plt BPBD Kotim Muhammad Yusuf
beralasan ada beberapa wilayah di kecamatan yang terbakar sampai saat ini belum
ada melakukan koordinasi. Padahal koordinasi dan komunikasi ini penting
dilakukan. “Memang ada beberapa kecamatan yang aktif melaporkan kepada kita
terkait wilayahnya yang terbakar dan ada juga yang tidak melapor. Padahal
komunikasi seperti ini dan saat ini diperlukan sekali,”ujarnya.

Baca Juga :  Banyak Laporan Terkait Persoalan Lahan di Kalteng

“Apalagi jika masuk wilayah
korporasi, mereka agak malas melaporkan kepada kami,”tambahnya.

Kami berharap, baik itu pihak
perusahaan yang ada di Kotim ini aktif dan tanggap jika ada kebencanaan
khususnya karhutla di wilayahnya. Selain itu pula, kepada pihak kecamatan agar
aktif melakukan koordinasi kepada BPBD dan Tim Satgas Karhutla.

Perlu diketahui, setiap saat BPBD
terus melakukan sosialisasi terkait karhutla ini di setiap kecamatan di Kotim
ini. Jadi masalah kebakaran ini diharapkan keterlibatan semua pihak untuk
melakukan pencegahannya. Yakni memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang
memang karhutla ini hampir 90 persen diduga oleh tangan manusia. “Jika
kebakaran di korporasi, maka menjadi tanggung jawab dari pihak korporasi untuk
melakukan pemadaman kebakaran tersebut,”ungkapnya.

Baca Juga :  Hasil Tes Laboratorium Lambat, Pikirkan untuk Pindah Tempat Pengujian

Terpisah, Kepala BMKG Kotim Nur
Setiawan mengatakan, jika dilihat pada Jumat (6/9), jumlah titik api merupakan
terbanyak di Kalteng dengan 347 titik. Namun, pada Sabtu (7/9) jumlah titik api
mengalami penurunan menjadi 142 titik. Meski demikian, masih tinggi pada angka
ratusan tersebut. “Masih belum ada tanda masuk musim penghujan, diprediksi
musim kemarau ini sampai Oktober 2019 mendatang. (rif/ram/ctk/nto)

SAMPIT – Kebakaran hutan
dan lahan (Karhutla) di Kotim mencapai puncaknya. Luas lahan terbakar pun sudah
mencapai ribuan hektare.

Data yang dihimpun dari Pusdalops
Kalteng, luas lahan yang terbakar mencapai 1.358, 33 hektare per tanggal 6
September. Jumlah itu lebih empat kali lipat dari luas lahan terbakar di tahun
2015 silam, yang hanya mencapai 318 hektare.

Namun, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kotim menyebut hanya ada sekitar 300 hektare yang
tercatat sampai 6 September.

Plt BPBD Kotim Muhammad Yusuf
beralasan ada beberapa wilayah di kecamatan yang terbakar sampai saat ini belum
ada melakukan koordinasi. Padahal koordinasi dan komunikasi ini penting
dilakukan. “Memang ada beberapa kecamatan yang aktif melaporkan kepada kita
terkait wilayahnya yang terbakar dan ada juga yang tidak melapor. Padahal
komunikasi seperti ini dan saat ini diperlukan sekali,”ujarnya.

Baca Juga :  Banyak Laporan Terkait Persoalan Lahan di Kalteng

“Apalagi jika masuk wilayah
korporasi, mereka agak malas melaporkan kepada kami,”tambahnya.

Kami berharap, baik itu pihak
perusahaan yang ada di Kotim ini aktif dan tanggap jika ada kebencanaan
khususnya karhutla di wilayahnya. Selain itu pula, kepada pihak kecamatan agar
aktif melakukan koordinasi kepada BPBD dan Tim Satgas Karhutla.

Perlu diketahui, setiap saat BPBD
terus melakukan sosialisasi terkait karhutla ini di setiap kecamatan di Kotim
ini. Jadi masalah kebakaran ini diharapkan keterlibatan semua pihak untuk
melakukan pencegahannya. Yakni memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang
memang karhutla ini hampir 90 persen diduga oleh tangan manusia. “Jika
kebakaran di korporasi, maka menjadi tanggung jawab dari pihak korporasi untuk
melakukan pemadaman kebakaran tersebut,”ungkapnya.

Baca Juga :  Hasil Tes Laboratorium Lambat, Pikirkan untuk Pindah Tempat Pengujian

Terpisah, Kepala BMKG Kotim Nur
Setiawan mengatakan, jika dilihat pada Jumat (6/9), jumlah titik api merupakan
terbanyak di Kalteng dengan 347 titik. Namun, pada Sabtu (7/9) jumlah titik api
mengalami penurunan menjadi 142 titik. Meski demikian, masih tinggi pada angka
ratusan tersebut. “Masih belum ada tanda masuk musim penghujan, diprediksi
musim kemarau ini sampai Oktober 2019 mendatang. (rif/ram/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru