PROKALTENG.CO-Suasana Arafah tahun ini terasa lebih tertib dan lengang dibanding musim haji sebelumnya. Salah satu penyebab utamanya adalah penerapan sistem pengawasan ketat oleh otoritas Arab Saudi. Setiap jemaah haji wajib menunjukkan kartu Nusuk( dokumen resmi izin haji, untuk bisa memasuki kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut memantau langsung proses wukuf di Arafah, Kamis (5/6), mengungkapkan bahwa sistem pemeriksaan di lapangan berjalan sangat ketat. Setiap jemaah harus melewati dua hingga tiga titik pemeriksaan.
โKami datang ke sini itu dua tiga kali diperiksa. Jadi kalau hilang saja (kartu Nusuk) itu bermasalah. Maka itu, semua ada lebih 100 Nusuk yang hilang dari jemaah, itu kami gantikan semuanya. Karena kalau enggak ada itu, tidak bisa masuk,โ ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kini tidak ada lagi celah bagi jemaah non-resmi atau yang biasa disebut โjemaah gelapโ untuk menyusup ke kawasan Armuzna. Pengetatan ini adalah bagian dari upaya pemerintah Arab Saudi untuk menjaga ketertiban dan keselamatan jutaan jemaah dari seluruh dunia.
โTidak mungkin ada jemaah yang gelap mau masuk di pekarangan Arafah. Jadi tidak mungkin. Tahun depan akan lebih disiplin lagi. Jangan coba-coba untuk mengakses haji tanpa ada pendaftaran resmi dari lembaga yang ditentukan pemerintah Indonesia atau Pemerintah Saudi Arabia,โ tegasnya.
Selain jemaah, pengawasan juga berlaku untuk kendaraan. Bahkan mobil pejabat atau diplomat tidak bisa masuk tanpa surat izin resmi (tasrih). โMobil pun harus menggunakan tasrih. Sekalipun mobil diplomat enggak bisa masuk kalau tidak ada itu,โ ujar Menag.
Kedisiplinan yang ditegakkan Arab Saudi ini menurut Menag justru berdampak positif. Jalanan menuju Arafah terasa lebih teratur dan tidak sesemrawut seperti tahun-tahun sebelumnya. โEfeknya bagus sekali. Jalanan di Mekah pun hening,โ imbuhnya.
Dalam konteks ini, Menag mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk semakin sadar akan pentingnya mengikuti jalur haji resmi. Upaya pemerintah Arab Saudi untuk membatasi akses sembarangan merupakan bentuk perlindungan terhadap integritas ibadah dan keselamatan jemaah.
โKami ingin memastikan bahwa yang berhaji adalah mereka yang sah dan terdaftar secara resmi. Ini adalah ibadah agung, dan harus ditempuh dengan cara yang benar,โ pungkasnya. (jpg)