PALANGKA RAYA- Kalteng kaya akan sumber daya alam. Berbagai
jenis batu, kayu, dan tumbuhan bisa dioleh menjadi barang yang bernilai
ekonomis. Seperti halnya yang dijual di pusat oleh-oleh di Jalan Batam.
Minggu
pagi, lalu lalang penghuni pasar tak pernah sepi. Deretan toko oleh-oleh sudah
menyusun rapi dagangannya. Berupa anyaman bamboo, anyaman rotan, manik-manik,
dan lain sebagainya.
Beberapa
di antaranya baru membuka. Belum ada tampak pembeli saat penulis mendatangi
salah satu tokoh. Untuk
mengetahui lebih banyak lagi animo pembeli dan
kerajinan apa saja yang paling diminati pemburuh oleh-oleh.
Sesampai
di toko,
penulis disambut baik oleh Soni,
penjaga toko kerajinan tangan dan
aneka makanan
khas Kalteng.
Penulis
langsung bertanya harga. Mandau, senjata
khas suku Dayak
dibandrol mulai dengan harga Rp300ribu– Rp3
juta, Ada juga segala ragam tas
berbahan
rotan yang dipatok harga Rp750 ribu– Rp2
juta, sedangkan anyaman berbahan manik–manik dipatok harga dari Rp350
ribu– Rp600
ribu.
Pernak pernik hiasan berupa kalung,
mata
kalung, gelang, dan cincin pun tersedia juga di
toko dengan harga bervariasi.
Dody Alexandres,
salah satu
pemilik toko menjelaskan, hasil kerajinan tangan yang dijual merupakan hasil karya dari karyawannya yang berjumlah empat
orang. “Ada
juga beberapa warga yang menitipkan kerajinan tangan mereka ditempat kami,â€katanya.
Keberadaan
pusat oleh-oleh kerajinan di Jalan Batam bisa dibilang berjalan normal, meski
tidak setiap hari animo pembeli banyak berdatangan.
Kini,
para pedagang bersemangat memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan ke
luar Kalteng. Mulai dari Surabaya, Jakarta, hingga
Bandung.
“Kami kini merambah atau menawarkan melalui pasar online,â€
tambah
Dody.
Besar harapan saya agar semakin banyak yang
mencintai dan melestarikan budaya bangsa yang diwariskan, salah
satunya memperkenalkan kerajinan tangan yang agar semakin dikenal dan diminati
wisatawan yang berkunjung ke Kalteng.(yuda/ram)