PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO-Sejak
pandemi Covid-19 melanda Kalteng pada Maret lalu, kenaikan kasus tiap bulan
terus terjadi hingga September. Kabar baik datang pada Oktober lalu. Selama Oktober
jumlah kasus menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya. Angka kesembuhan menjadi
catatan tertinggi selama bulan itu.
Namun ketika memasuki November, data
menunjukkan terjadi ledakan kasus mencapai 1.561. Angka kematian tertinggi terjadi
pada November, yakni mencapai yakni 42 orang per bulan .
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia
(PAEI) Kalteng Rini Fotrina mengatakan, penambahan kasus pada bulan ini sudah
tidak dapat ditemukan klaster baru, karena saking banyaknya kasus dan penularan
yang terjadi.
“Tidak ada klaster baru yang kami temukan
karena sudah tercampur semua. Lebih banyak klaster keluarga,†katanya saat
dikonfirmasi Kalteng Pos (Grup kaltengpos.co (prokalteng.co), Senin sore
(30/11).
Diungkapkannya, lonjakan kasus yang terjadi
beberapa hari ini sebetulnya kasus bersambung. Maksudnya, setelah dipasangkan
dengan tingkat penularan atau rate
transmission (Rt), misal tingkat penularan atau Rt berada pada angka satu (1).
Kemudian muncul lima kasus. Berarti satu dari lima orang itu akan menularkan
dua hingga tiga orang. Sehingga, jika lima orang terpapar, maka dimungkinkan
akan menular hingga dua kali lipatnya.
“Berkenaan hal ini kan sudah dihitung
perkiraanya melalui Rt. Saat ini di Kalteng Rt berada pada angka 1. Ada
peningkatan tapi hanya di nol koma saja. Karena ada kasus baru muncul, makin
tinggi Rt, maka makin tinggi pula penularannya,†ungkapnya.
Dijelaskannya, karena saat terjadi kenaikan
Rt, maka harus ada tindakan di lapangan seperti memperketat protokol kesehatan
(prokes) dan membubarkan kerumunan. Apabila hal ini dijalankan, maka yang jatuh
sakit akibat Covid-19 tidak akan muncul atau tidak bertambah.
“Tetapi kenapa saat ini masih bertambah? Itu
pertanyaanya. Ketika saya melihat klasternya itu sudah tercampur, dua orang
saja yang terpapar bisa menularkan hingga sembilan orang,†jelasnya.
Jika melihat data beberapa hari lalu, terjadi
kenaikan yang saat itu dianggap cukup signifikan, yakni 131 kasus dalam sehari.
Kemudian dua hari lalu, Minggu (29/11), terjadi lonjakan hingga 157 kasus. PAEI
memperkirakan minggu depan bisa meningkat jadi 200-an apabila tidak cepat
ditangani.
“Jika jumlah kasus makin tinggi dan terus naik,
bukan tidak mungkin minggu depan bisa menjadi 200-an kasus jika tidak
ditangani,†tegasnya.
Merujuk pada perkembangan data, lonjakan
terjadi pasca liburan panjang akhir Oktober hingga awal November lalu. Pihaknya
pun menyebut hal itu menjadi salah satu faktornya, lantaran libur memancing
mobilisasi orang keluar dan masuk ke Kalteng.
“Penularan pada saat liburan ini bisa dari
transportasi, rumah makan, atau tempat-tempat wisata ,kemudian membawa
penularannya ke rumah masing-masing,†ucap Rini.
Selain itu, perjalanan dinas baik negeri
maupun swasta juga jadi salah satu faktor lonjakan kasus ini. Dalam perjalanan,
lanjut dia, minimal pasti ada orang yang tertular Covid-19.
Berbicara soal Covid-19 gelombang kedua,
pihaknya tidak dapat menyampaikan bahwa lonjakan kasus yang terjadi ini suatu
gelombang. Lantaran, dalam penetapan gelombang itu ada perhitungan dan target
puncak tertinggi yang dicapai.
“Gelombang pada suatu daerah atau negara itu
sudah dibuat penetapan target puncak tertingginya, sedangkan di Kalteng tidak
ada penetapan. Dapat disebut gelombang apabila dalam rentang waktu tertentu terjadi
kasus dan pada bulan berikutnya tidak ada wabah dalam artian nol kasus,
kemudian bulan berikutnya terjadi kenaikan kasus,†bebernya.
Namun, jika nantinya Satgas Pusat menetapkan
adanya Covid-19 gelombang kedua, maka daerah juga akan mengikuti. Tentunya pihak
pusat juga sudah menetapkan batas standar. Namun, tambah dia, hingga saat ini
PAEI se-Indonesia belum membuat keputusan adanya Covid-19 gelombang satu maupun
dua.
“Kami imbau masyarakat patuh dan menerapkan
prokes dengan baik dan benar, hindari kerumunan, dan jangan berkelompok atau
berkerumun karena klasternya pun sudah tercampur rata,†pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan data per Senin
(30/11), jumlah akumulasi pasien konfirmasi positif Covid-19 di Kalteng
bertambah sebanyak 60 orang, dengan total kasus mencapai 5.946 orang.
Penambahan pasien dinyatakan sembuh sebanyak 13 orang dan pasien dinyatakan
meninggal dunia sebanyak 197 orang atau dengan tingkat kematian case fatality rate
(CFR) 3,3 persen.