26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pemprov Kalteng Putuskan Tak Memperpanjang Status Tanggap Darurat

PALANGKA RAYA-Status
tanggap darurat karhutla telah berakhir kemarin (30/9). Mempertimbangkan kondisi
saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemrpov) Kalteng memutuskan untuk tidak
memperpanjang status tersebut.

Sekda Kalteng Fahrizal Fitri menyebut, sebagaimana
keputusan beberapa waktu lalu, status tanggap darurat ini diberlakukan selama
dua pekan atau 14 hari.

“Jika melihat keadaan Kalteng, khususnya di wilayah Kota
Palangka Raya saat ini, kami tidak melakukan perpanjangan. Artinya status
tersebut sudah berhenti,” katanya saat diwawancarai usai penyusunan NPHD, di
ruang rapat Setda Kalteng.

Selama status tanggap darurat diberlakukan, pihaknya
bersama jajaran terkait telah mengerahkan seluruh tim melakukan penanganan
secara maksimal. Termasuk di bidang kesehatan, dengan mengratiskan seluruh
pengobatan bagi pasien terdampak karhutla dan penyediaan rumah-rumah oksigen.

Baca Juga :  Pembuatan SIM Kolektif Tanpa Tes yang Beredar di Medsos Dipastikan Itu

“Bahkan selama status tanggap darurat ini, anak-anak
sekolah diliburkan dan beberapa sekolah terdampak lainnya dikurangi jam
belajarnya,” ungkapnya kepada awak media.

Fahrizal menambahkan, secara kasat mata dapat terlihat bahwa
kondisi saat ini di Kota Palangka Raya dan Kalteng, secara umum sudah menunjukkan
perbaikan. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang sebelumnya berkategori
berbahaya, kini sudah menurun.

“Kemudian jarak pandang yang awalnya tidak sampai di atas
satu kilometer, sekarang sudah lebih dari dua kilometer,” sebutnya.

Untuk itu, mulai hari ini (kemairn, red) kegiatan belajar
mengajar di sekolah sudah mulai diaktifkan kembali.

“Saya juga sudah menegaskan agar anak-anak tidak
ketinggalan materi pelajaran karena adanya libur dua pekan lalu. Untuk sekolah
yang belum dapat melaksanakan ujian tengah semester (UTS), maka bisa dilaksankan
saat KBM kembali normal,” tegasnya.

Baca Juga :  BRG Pastikan Sekat Kanal Masih Efektif Cegah Kebakaran Gambut

Meski demikian, Fahrizal mengakui bahwa pihaknya belum
melakukan pembahasan secara rinci terkait evaluasi tanggap darurat yang
berlangsung selama dua pekan itu. Oleh karena itu, pemerintah provinsi belum bisa
memastikan seberapa jauh perkembangan kondisi udara dan penanganan karhutla, jumlah
pasien terdampak asap, hingga besaran dana yang telah dikeluarkan. (abw/ce/ram)


PERKEMBANGAN DALAM PENANGGULANGAN KARHUTLA 2019

 

– 34.856 hotspot

– 10.602 hektare

– 2.269 kejadian

– 148 kasus penegakan hukum

78 tsk

         
3.394 kasus ISPA

1.299 kasus Diare

 

 

*3 Jan s/d 29 Sept 2019

Sumber: Posko Satgas PDB Karhutla Kalteng

PALANGKA RAYA-Status
tanggap darurat karhutla telah berakhir kemarin (30/9). Mempertimbangkan kondisi
saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemrpov) Kalteng memutuskan untuk tidak
memperpanjang status tersebut.

Sekda Kalteng Fahrizal Fitri menyebut, sebagaimana
keputusan beberapa waktu lalu, status tanggap darurat ini diberlakukan selama
dua pekan atau 14 hari.

“Jika melihat keadaan Kalteng, khususnya di wilayah Kota
Palangka Raya saat ini, kami tidak melakukan perpanjangan. Artinya status
tersebut sudah berhenti,” katanya saat diwawancarai usai penyusunan NPHD, di
ruang rapat Setda Kalteng.

Selama status tanggap darurat diberlakukan, pihaknya
bersama jajaran terkait telah mengerahkan seluruh tim melakukan penanganan
secara maksimal. Termasuk di bidang kesehatan, dengan mengratiskan seluruh
pengobatan bagi pasien terdampak karhutla dan penyediaan rumah-rumah oksigen.

Baca Juga :  Pembuatan SIM Kolektif Tanpa Tes yang Beredar di Medsos Dipastikan Itu

“Bahkan selama status tanggap darurat ini, anak-anak
sekolah diliburkan dan beberapa sekolah terdampak lainnya dikurangi jam
belajarnya,” ungkapnya kepada awak media.

Fahrizal menambahkan, secara kasat mata dapat terlihat bahwa
kondisi saat ini di Kota Palangka Raya dan Kalteng, secara umum sudah menunjukkan
perbaikan. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang sebelumnya berkategori
berbahaya, kini sudah menurun.

“Kemudian jarak pandang yang awalnya tidak sampai di atas
satu kilometer, sekarang sudah lebih dari dua kilometer,” sebutnya.

Untuk itu, mulai hari ini (kemairn, red) kegiatan belajar
mengajar di sekolah sudah mulai diaktifkan kembali.

“Saya juga sudah menegaskan agar anak-anak tidak
ketinggalan materi pelajaran karena adanya libur dua pekan lalu. Untuk sekolah
yang belum dapat melaksanakan ujian tengah semester (UTS), maka bisa dilaksankan
saat KBM kembali normal,” tegasnya.

Baca Juga :  BRG Pastikan Sekat Kanal Masih Efektif Cegah Kebakaran Gambut

Meski demikian, Fahrizal mengakui bahwa pihaknya belum
melakukan pembahasan secara rinci terkait evaluasi tanggap darurat yang
berlangsung selama dua pekan itu. Oleh karena itu, pemerintah provinsi belum bisa
memastikan seberapa jauh perkembangan kondisi udara dan penanganan karhutla, jumlah
pasien terdampak asap, hingga besaran dana yang telah dikeluarkan. (abw/ce/ram)


PERKEMBANGAN DALAM PENANGGULANGAN KARHUTLA 2019

 

– 34.856 hotspot

– 10.602 hektare

– 2.269 kejadian

– 148 kasus penegakan hukum

78 tsk

         
3.394 kasus ISPA

1.299 kasus Diare

 

 

*3 Jan s/d 29 Sept 2019

Sumber: Posko Satgas PDB Karhutla Kalteng

Terpopuler

Artikel Terbaru