PALANGKA
RAYA- Menjadi kandidat kuat ibu kota baru, maka berbagai
proyek nasional terus dikebut pengerjaannya di Kalteng. Salah satunya
pembangunan pile slab atau jembatan layang sepanjang kurang lebih 3 km di Bukit
Rawi. Proses pengerjaan megaproyek tersebut terus berprogres.
Pembanguunan jembatan
layang Bukit Rawi yang dijadwalkan selesai dibangun dua tahun ke depan, saat
ini telah terlihat progres pembangunannya. Beberapa waktu lalu, Pemerintah
Provinsi Kalteng mendampingi Komisi V bersama kepala balai dan jajarannya meninjau
pengerjaan jalan bebas banjir yang berlokasi di Bukit Rawi itu.
“Untuk sisa fisik yang
panjangnya 3 kilometer lebih dan baru direalisasikan 800 meter, dana yang baru
masuk sekitar Rp63 miliar. Sisa pembangunannya nanti akan dibuat kontrak tahun
jamak alias multiyears,†kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) Kalteng H Shalahuddin.
Saat ini pembangunan
terus berjalan hingga berakhir masa kontrak pada Desember nanti. Meski masa
kontrak berakhir pada penghujung tahun, tapi kontrak tahun jamak sudah
dijalankan Oktober. Karena itu, pengerjaan melalui kontrak tahun jamak akan
terhitung pada Januari tahun depan hingga 2021.
Dikatakannya,
terealisasinya pengerjaan pile slab di Bukit Rawi itu tak lepas dari kerja
keras dan perjuangan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran. Shalahuddin
berkeyakinan bahwa keinginan gubernur maupun masyarakat Kalteng agar jalur
Bukit Rawi bebas banjir akan segera terwujud.
“Pengerjaan sudah lebih
dari 50 persen. Total anggaran mencapai Rp350 miliar dan dipotong Rp63 miliar
yang sudah masuk,†jelasnya.
Megaproyek yang
ditaksir menelan biaya mencapai Rp350 miliar itu akan dibangun secara bertahap.
Jangka waktu yang ditargetkan untuk penyelesaian pembangunan adalah tiga tahun.
Untuk diketahui, kawasan
Bukit Rawi menjadi salah satu prioritas pemerintah provinsi. Pasalnya, jalur
tersebut merupakan poros tengah dan akses vital yang menghubungkan Palangka
Raya menuju Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Barito Utara (Batara), Barito
Timur (Bartim), dan Murung Raya (Mura).
Selain itu, juga
menghubungkan sebagian Gunung Mas, Kapuas, dan Pulang Pisau, serta dengan
Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Kedalaman tanah gambut
di sekitar jalan Bukit Rawi mencapai 44 m. Beberapa kali pihaknya mencoba
mengatasi dengan melakukan penimbunan, tapi selalu gagal. Penurunan tanah
kembali terjadi. Itu terjadi saban tahun. Sedangkan kedalaman genangan air saat
terjadinya banjir berkisar 30 cm sampai 1,5 m.(nue/ce/ala)