26.3 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Jemaah Haul Guru Sekumpul Membeludak Hingga 3 Kilometer

ACARA
Haul Guru Sekumpul selalu meriah, dihadiri ratusan ribu jemaah yang datang
tidak hanya dari Pulau Kalimantan. Namun juga dari penjuru Nusantara, bahkan
mancanegara.

Haul Guru Sekumpul merupakan peringatan
hari wafatnya KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, Martapura,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Menjadi kegiatan yang luar biasa, haul
Tuan Guru Karismatik yang wafat pada 10 Agustus 2005 atau setiap tanggal 5
Rajab pada usia 63 tahun tersebut karena dihadiri sangat banyak jemaah, bisa
mencapai jutaan orang.

Pasalnya, jemaah yang datang tidak hanya dari Pulau
Kalimantan. Namun juga dari penjuru Nusantara, bahkan mancanegara.

Kegiatan haul ulama yang dilahirkan pada
11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 di Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten
Banjar tersebut menjadi acara terbesar di Kalsel. Sehingga kegiatan tersebut
sudah dipersiapkan tiga sampai empat bulan, karena jemaah yang hadir terus
meningkat setiap tahunnya.

Haul ke-15 akan dilaksanakan dua hari,
yakni, Sabtu (29/2) dan Minggu (1/3) bertepatan 5 dan 6 Rajab 1441 Hijriah.

Baca Juga :  TUNTAS ! Rapat Pleno Rekapitulasi Berjalan Transparan, Jujur, Adil, da

Pelaksanaan haul hari pertama digelar
usai salat Isya di kubah atau di tempat dimakamkannya Guru Sakumpul.

Di hari kedua dilaksanakan Mushala
Ar-Raudhah Sekumpul di samping makam tersebut, yang merupakan acara puncak.

Sejak dihari pertama hingga acara puncak haul ini, jemaah
tumpah ruah hadir, bahkan hamparan manusia hingga berkilometer jaraknya dari
titik utama mushala Ar-Raudhah.

Bahkan H-2, jemaah dari berbagai daerah
sudah sangat banyak datang ke Sakumpul, karena mereka ingin hadir lebih dekat
dengan mushala Ar-Raudhah.

Selain bila datang pada hari H,
dipastikan tidak bisa lagi masuk ke komplek mushala Ar-Raudhah, karena padatnya
jemaah yang datang bahkan bisa membeludak hingga dua atau tiga kilometer.

Seperti yang terjadi pada Haul ke-14
tahun 2019 lalu, parkir jamaah haul sudah mencapai lapangan Murjani depan
kantor Pemerintah Kota Banjarbaru, di mana jaraknya sekitar 5 kilometer dari
pusat kegiatan sehingga jamaah pun diangkut bus khusus, sebagian berjalan kaki.

Baca Juga :  Siapkan Kalteng Jadi Salah Satu Lumbung Pangan, Mentan Tanam Padi di P

Untuk haul ke-15 ini, pihak kepolisian
dan relawan sudah melakukan rekayasa lalu lintas, untuk menghindari terjadinya
kemacetan panjang.

Dengan adanya acara haul ini, jalan poros
trans Kalimantan yang melewati Kabupaten Banjar dan Banjarbaru ditutup, bahkan
hanya diberlakukan jalan satu arah untuk ke Sakumpul.

Penutupan jalan trans Kalimantan ini
sudah diumumkan jauh-jauh hari bagi angkutan berat, semua dapat memaklumi,
karena semua ingin menyukseskan acara haul.

Acara haul Guru Sakumpul ini memang
mengundang perhatian semua pihak. Bahkan pada Haul ke-13 lalu, Presiden Jokowi
hadir bersama Panglima TNI dan Kapolri serta sejumlah menteri.

Acara Haul Guru Sekumpul tidak boleh
ditunggangi kepentingan politik, hingga petinggi negara pun tidak diperkenankan
untuk menyampaikan sambutan.

Acara hanya diisi pembacaan dzikir,
maulid Habsyi dan doa, di mana kedua putra almarhum KH Muhammad Zaini bin Abdul
Ghani yang memimpin didampingi para ulama dan habib. Setelah itu semuanya
kembali ke tempat asalnya masing-masing. (jpnn)

ACARA
Haul Guru Sekumpul selalu meriah, dihadiri ratusan ribu jemaah yang datang
tidak hanya dari Pulau Kalimantan. Namun juga dari penjuru Nusantara, bahkan
mancanegara.

Haul Guru Sekumpul merupakan peringatan
hari wafatnya KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, Martapura,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Menjadi kegiatan yang luar biasa, haul
Tuan Guru Karismatik yang wafat pada 10 Agustus 2005 atau setiap tanggal 5
Rajab pada usia 63 tahun tersebut karena dihadiri sangat banyak jemaah, bisa
mencapai jutaan orang.

Pasalnya, jemaah yang datang tidak hanya dari Pulau
Kalimantan. Namun juga dari penjuru Nusantara, bahkan mancanegara.

Kegiatan haul ulama yang dilahirkan pada
11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 di Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten
Banjar tersebut menjadi acara terbesar di Kalsel. Sehingga kegiatan tersebut
sudah dipersiapkan tiga sampai empat bulan, karena jemaah yang hadir terus
meningkat setiap tahunnya.

Haul ke-15 akan dilaksanakan dua hari,
yakni, Sabtu (29/2) dan Minggu (1/3) bertepatan 5 dan 6 Rajab 1441 Hijriah.

Baca Juga :  TUNTAS ! Rapat Pleno Rekapitulasi Berjalan Transparan, Jujur, Adil, da

Pelaksanaan haul hari pertama digelar
usai salat Isya di kubah atau di tempat dimakamkannya Guru Sakumpul.

Di hari kedua dilaksanakan Mushala
Ar-Raudhah Sekumpul di samping makam tersebut, yang merupakan acara puncak.

Sejak dihari pertama hingga acara puncak haul ini, jemaah
tumpah ruah hadir, bahkan hamparan manusia hingga berkilometer jaraknya dari
titik utama mushala Ar-Raudhah.

Bahkan H-2, jemaah dari berbagai daerah
sudah sangat banyak datang ke Sakumpul, karena mereka ingin hadir lebih dekat
dengan mushala Ar-Raudhah.

Selain bila datang pada hari H,
dipastikan tidak bisa lagi masuk ke komplek mushala Ar-Raudhah, karena padatnya
jemaah yang datang bahkan bisa membeludak hingga dua atau tiga kilometer.

Seperti yang terjadi pada Haul ke-14
tahun 2019 lalu, parkir jamaah haul sudah mencapai lapangan Murjani depan
kantor Pemerintah Kota Banjarbaru, di mana jaraknya sekitar 5 kilometer dari
pusat kegiatan sehingga jamaah pun diangkut bus khusus, sebagian berjalan kaki.

Baca Juga :  Siapkan Kalteng Jadi Salah Satu Lumbung Pangan, Mentan Tanam Padi di P

Untuk haul ke-15 ini, pihak kepolisian
dan relawan sudah melakukan rekayasa lalu lintas, untuk menghindari terjadinya
kemacetan panjang.

Dengan adanya acara haul ini, jalan poros
trans Kalimantan yang melewati Kabupaten Banjar dan Banjarbaru ditutup, bahkan
hanya diberlakukan jalan satu arah untuk ke Sakumpul.

Penutupan jalan trans Kalimantan ini
sudah diumumkan jauh-jauh hari bagi angkutan berat, semua dapat memaklumi,
karena semua ingin menyukseskan acara haul.

Acara haul Guru Sakumpul ini memang
mengundang perhatian semua pihak. Bahkan pada Haul ke-13 lalu, Presiden Jokowi
hadir bersama Panglima TNI dan Kapolri serta sejumlah menteri.

Acara Haul Guru Sekumpul tidak boleh
ditunggangi kepentingan politik, hingga petinggi negara pun tidak diperkenankan
untuk menyampaikan sambutan.

Acara hanya diisi pembacaan dzikir,
maulid Habsyi dan doa, di mana kedua putra almarhum KH Muhammad Zaini bin Abdul
Ghani yang memimpin didampingi para ulama dan habib. Setelah itu semuanya
kembali ke tempat asalnya masing-masing. (jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru