LAURENSON dan Swingewood dalam The Sociology of Literature (1972) mengamati tiga perspektif dasar yang memengaruhi penulis dan karya. Masing-masing adalah sastra sebagai dokumen sosial, sastra sebagai cermin situasi sosial penulisnya, serta sastra sebagai manifestasi peristiwa sejarah dan keadaan sosial-budaya.
Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api mendaras problem diskriminatif antarkelompok keagamaan. Mengambil bentuk naratif, tapi tak cukup kuat dikatakan sebagai ciri khas. Tapi, yang penting digarisbawahi dalam kumpulan puisi ini ialah posisinya sebagai narasi tanding.
Setiap diri manusia memang beredar di antara datang dan pergi. Dalam buku kumpulan puisi terbarunya, penyair Suminto A. Sayuti menulis gejala tersebut dengan menolak terminasi atau menolak akhir dari sesuatu di dalam ruang dan waktu.
Dia khawatir akan menjadi satu-satunya orang yang nanti pulang tanpa pilihan yang jelas hari itu. Rekonsiliasi, menyembuhkan luka, munculnya lebih banyak cerita yang selama ini tenggelam –yang jadi warna paling besar dalam diskusi itu– memusingkannya. ”Saya tidak tahu ada di posisi mana, Kak,” bisiknya lirih.