Seniman Djoko Pekik berpulang pada 12 Agustus lalu. Dan, akhir November lalu bertepatan dengan 100 hari berpulangnya seniman yang terkenal dengan lukisan Berburu Celeng itu. Ratusan seniman pun menggelar pameran bersama sebagai wujud ”kirim doa” kepada sang maestro.
SALAH satu karya seni yang dipamerkan di Salihara Arts Center hingga besok (26/11) itu berjudul The Burning Love. Sebuah karya dengan berbagai media, dari layar berlatar belakang dekorasi khas Korsel. Dari layar tersebut disuguhkan sebuah prosesi pemakaman dari anjing peliharaan.
Seni batik sekarang sudah mulai di tinggalkan, dan dianggap sudah ketinggalan zaman oleh generasi muda. Dengan adanya kegelisahan ini, batik yang menjadi warisan budaya Indonesia berusaha untuk dikembangkan kepada generasi muda.
”SAYA justru mengembangkan teknik baru dengan limbah abu,” terang perupa Jemana Murti. Dua di antara tiga karyanya memanfaatkan bahan limbah. Yakni, Fiance serta Father, Mother, and Their Children. Sementara, satu karya lain berjudul Phantasma 4 menggunakan material nonlimbah.
AROMA kopi terendus begitu mengunjungi Bilik Komunitas di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (13/9) lalu. Meski demikian, tidak ditemukan secangkir kopi pun di ruangan tersebut. Tak dijumpai pula biji-biji kopi yang menghadirkan aroma itu.
Rupanya, aroma kopi tersebut datang dari 16 lukisan yang tergantung di dinding Bilik Komunitas. Ya, lukisan dari Komunitas Wolukopi itu ternyata dibuat dari kopi. Pameran bertajuk Kopi Saya Bundar oleh komunitas tersebut berlangsung mulai 7 hingga 21 September.