Kalimantan Tengah (Kalteng) diprediksi akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus ini. Namun, hingga kini, sebagian besar wilayah Kalteng masih dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Kemarau sudah melanda Kalimantan Tengah (Kalteng). Sejumlah daerah sudah meningkatkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Melihat kondisi ini, Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng H Agustiar Sabran SKom mengajak pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota, dan unsur terkait untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla.
Memasuki musim kemarau, tepat pada Senin 15 Juli 2024, Kota Palangkaraya mengalami kekeringan sangat tinggi. Informasi tersebut berdasarkan Pemetaan Risiko Berbasis Analisis Dini (PERISAI) kondisi Kota Palangkaraya.
Dalam rangka operasi pembasahan lahan gambut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani mengungkapkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Regional Kalimantan Tengah pada 18 April 2024 telah memprediksi iklim di Kalimantan Tengah dan khusus Kabupaten Pulang Pisau telah memasuki musim pancaroba. Dengan cuaca perubahan dari musim hujan ke musim kemarau.
DI BELAKANG sosok lelaki tua, pepohonan meranggas. Tak ada lagi daun yang tersisa di rantingnya.
Di bawahnya, tanah gersang dan retak. Di atasnya, awan kelabu menggantung.
Kehausan dengan sangat, lelaki tua itu mengangkat galon. Air merembes membasahi mulut, leher, dan tubuhnya. Seekor burung kecil yang bertengger di bahunya juga kuyup.
Itulah lukisan karya Daniel Lie berjudul 'Kesegaran dalam Kekeringan'.
Sebagian besar warga di Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit, Kota Palangkaraya cukup kesulitan mendapatkan air akibat kemarau panjang yang terjadi beberapa bulan terakhir ini.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seruyan menilai perlu upaya dan antisipasi dilakukan pemerintah daerah terhadap sektor pertanian di musim kemarau saat ini.
Kabut asap pekat yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan di Kota Palangkaraya telah menjadikan kualitas udara tidak sehat dan berdampak pada kesehatan manusia. Berdasarkan data terakhir Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada bulan September lalu, terdapat sekitar 2.675 kasus di Kota Palangkaraya.
Musim kemarau di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang sudah terjadi pada pertengahan tahun lalu hingga sekarang. Berdampak pada beberap sektor krusial. Salah satunya adalah sektor pangan. Musim kemarau membuat beberapa lahan mengalami kekeringan. Hal itu membuat ratusan hektar lahan pangan di Kotim rusak.