Memadukan unsur kekayaan diksi tradisional untuk menemukan padanan kata, buku antologi puisi terjemahan Batu Matahari ini terasa klasik. Nyaris tanpa cacat dari segi teknis, kecuali beberapa pungtuasi dan satu–dua kata yang barangkali akibat frekuensinya lolos suntingan.
Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api mendaras problem diskriminatif antarkelompok keagamaan. Mengambil bentuk naratif, tapi tak cukup kuat dikatakan sebagai ciri khas. Tapi, yang penting digarisbawahi dalam kumpulan puisi ini ialah posisinya sebagai narasi tanding.
Dalam buku Sukacita Sains, Jim Al-Khalili menjelaskan mengapa sains memberikan banyak manfaat, tapi di sisi lain masih banyak orang menolak keberadaannya. Bagaimana sains menjadi pilihan jitu dalam mengatasi segala masalah dalam hidup, namun di sisi lain masih ada yang meragukannya.
Buku Kisah Kita: Dari ”Sah” ke ”Selamanya” memang tidak mendakwahkan agar seseorang menikah. Tapi sangat relevan dibaca oleh mereka yang sedang merencanakan atau telah menikah.
Setiap diri manusia memang beredar di antara datang dan pergi. Dalam buku kumpulan puisi terbarunya, penyair Suminto A. Sayuti menulis gejala tersebut dengan menolak terminasi atau menolak akhir dari sesuatu di dalam ruang dan waktu.
Buku Luru Gangsir (Mencari Jangkrik) berkisah tentang petualangan anak-anak dalam mencari jangkrik di alam bebas. Bisa membantu meningkatkan rasa kebersamaan dan kerja sama antara anak-anak.