Bukti baru mendukung keyakinan bahwa yoga bisa memberikan pertolongan yang nyata bagi orang-orang yang mengalami depresi.
Psikiater di Fakultas Kedokteran Universitas Boston Dr. Chris Streeter mengatakan, studi baru yang dipimpinnya menunjukkan hasil kerja dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan korelasi antara yoga dan kadar GABA (gamma aminobutyric acid), zat kimia di otak.
Yoga tampaknya meningkatkan kadar GABA, seperti halnya obat anti-depresi dan anti-kecemasan. Efeknya terlihat empat hari setelah melakukan yoga, tetapi tidak delapan hari kemudian, dan Streeter menyarankan yoga harus dilakukan secara teratur untuk melawan depresi. “Begitu gejala depresi membaik, dua kali seminggu mungkin lebih baik,” kata Streeter, seperti dilansir laman WebMD, Rabu (25/12).
Studi ini berfokus pada Iyengar yoga, variasi yang menekankan menahan pose secara tepat untuk waktu yang lama, dan mengendalikan pernapasan. “Tetapi semua jenis yoga kemungkinan akan memberikan hasil yang serupa,” jelas Streeter.
Para peneliti melaporkan kedua kelompok melihat peningkatan dalam gejala, termasuk lebih banyak perasaan positif dan tenang dan kurang kelelahan fisik, depresi dan kecemasan.
Jumlah peningkatan berkorelasi dengan total waktu yang dihabiskan untuk latihan yoga dan pernapasan, tetapi perbedaan antara kedua kelompok tidak cukup besar untuk dianggap signifikan,” tambah Streeter.
Ini mungkin disebabkan oleh jumlah peserta studi yang kecil, dan studi yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan. Juga, penelitian ini tidak bisa membuktikan sebab dan akibat. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa olahraga bisa membantu orang dengan depresi, tetapi Streeter mengatakan yoga mungkin lebih bermanfaat bagi orang dengan depresi daripada jenis olahraga lainnya. Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Psychiatric Practice.
Apa yang membuat yoga berbeda adalah komponen pikiran yang sangat spesifik,” kata Dr. Gregory Brown, psikiater, instruktur yoga dan pendiri Center for Green Psychiatry di West Lake Hills, Texas.
Kliniknya menggunakan yoga sebagai suplemen – bukan pengganti – pengobatan tradisional pengobatan dan terapi untuk depresi, kecemasan dan PTSD (gangguan stres pasca-trauma). “Kami melakukan banyak pekerjaan pernapasan dan ini sangat membantu dengan kecemasan,” kata Brown.
Brown mengatakan yoga bisa menjadi pilihan yang menarik bagi orang-orang dengan depresi yang ingin meningkatkan upaya mereka untuk memerangi gejala depresi atau tidak ingin minum obat. “Setiap alat yang bisa kita tambahkan ke toolkit kita bermanfaat,” tambah Brown.
Streeter juga mengatakan yoga bisa membantu orang yang sudah dirawat dengan antidepresan. Dua dari peserta yang ditambahkan kedalam penelitian ini sedang dalam pengobatan dan gejala mereka membaik dengan yoga.(fny/jpnn)