Seorang pasien terduga
terjangkit novel coronavirus (nCov) atau dikenal virus korona. Pasien yang
belum diketahui identitasnya, menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum
Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Minggu (26/1).
Berdasarkan informasi
yang dihimpun pasien terduga virus korona tersebut dirawat di Ruang Isolasi
RSHS Bandung pada Minggu siang. Humas RSHS Bandung Reny Meisuburriyani
mengatakan manajemen rumah sakit akan menggelar jumpa pers tentang pasien
terduga virus corona tersebut pada Senin (27/1) pagi.
“Untuk informasi yang
valid dan lengkap mohon bersabar menunggu besok (Senin, 27 Januari 2020), agar
tidak berkembang menjadi informasi yang salah (hoax). Terima kasih, tetap jaga
kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat ya. Besok bu dirut akan
memberikan keterangan pak,†ujar Reni menjawab pertanyaan Antara tentang
informasi pasien terduga virus korona.
Sarana dan Prasana
Khusus
Diketahui Rumah Sakit
Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat menyiapkan sarana dan
prasarana khusus untuk penanganan pasien pneumonia wuhan atau virus korona
jenis baru yang sudah menyebar ke sejumlah negara selain lokasi asalnya di Tiongkok.
“Meskipun hingga saat
ini belum ditemukan pasien yang dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut
di Indonesia termasuk Jawa Barat, masyarakat diminta tetap waspada, terutama
saat bepergian ke luar negeri,†kata Direktur Utama RSHS Bandung dr.R.Nina
Susana Dewi,Sp.PK(K).,M.Kes.,MMRS di Bandung.
Nina mengatakan RSHS
Bandung sebagai rumah sakit rujukan infeksi nasional, menyediakan 33 ruang
isolasi infeksi, lima ruang isolasi infeksi khusus, 30 infeksi umum, kemudian
di IGD khusus ruang infeksi lima kamar, untuk pasien yang diperkirakan atau
dicurigai terinfeksi virus korona.
Ia mengatakan selain
ruangan khusus, RSHS Bandung juga menyiapkan peralatan kesehatan sesuai standar
isolasi termasuk bahan habis pakai, alat pelindung diri, perlengkapan sanitasi serta
kebutuhan standar lainnya. “Kemudian kami juga menyiapkan alur persiapan,
pasien yang terindikasi terkena korona, melalui koordinasi dengan ambulans,
masuk langsung ke Ruang Kemuning atau ruang isolasi,†kata dia.
Sementara itu, Ketua
Tim Penanganan Infeksi Khusus RSHS Bandung, Yovita Hartantri menambahkan
pihaknya telah bersiap apabila ada pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan
influenza, gangguan napas, demam batuk dan pilek atau nyeri tenggorokan dan
mengalami penurunan kondisi tubuh yang sangat drastis maka akan segera
ditangani khusus.
Terutama, katanya,
jika dalam beberapa hari atau minggu lalu pasien tersebut sempat mengunjungi
Tiongkok dan negara lainnya yang dilaporkan terdapat pasien yang terdeteksi
virus korona.
“Jika ke IGD maka akan
ditangani dokter jaga lalu menghubungi tim untuk ditangani anggota tim khusus.
Sehingga nanti dinilai apa layak masuk ruang isolasi. Apabila layak, kita ambil
spesimen dari mulut, nasofaring, dan hidung pasien untuk diperiksa, dirawat di
ruang isolasi,†katanya.
Apabila mendapat
pasien dengan keluhan serupa yang dirujuk dari rumah sakit lainnya, lanjut dia,
maka akan langsung masuk ke ruang isolasi dengan rute yang telah ditentukan
sehingga tidak akan membahayakan pasien lainnya di rumah sakit.
“Untuk kasus-kasus
terakhir hanya pnemonia berat lalu pasien mengalami batuk, flu, dan panas. Itu
dari rumah sakit lain dan sempat diduga infeksi virus. Ternyata sulit
terdeteksi virusnya,†katanya.
Berdasarkan data dari
Tim Penanganan Infeksi Khusus RSHS Bandung pasien yang terjangkit virus korona
memiliki ciri seperti pasien flu biasa yakni dengan demam dengan suhu tubuh
antara 37,5 sampai 38 derajat celsius, kemudian mengalami batuk, pilek, dan
nyeri tenggorokan. Selain itu pasien juga pernah memiliki riwayat berpergian
atau perjalanan ke Tiongkok dua minggu lalu.(jpc)