Bronkitis adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak diobati. Studi menyebut, 1 dari 20 orang dewasa mengalami bronkitis. Ada pula yang tak sadar punya bronkitis, sehingga tak mendapatkan penanganan yang semestinya.
Mengenal penyakit bronkitis: pengertian, jenis, dan gejalanya Bronkitis adalah penyakit pada saluran napas yang ditandai dengan peradangan pada bronkus.
Secara anatomi, bronkus merupakan cabang dari tenggorokan yang bersambung dengan paru-paru kanan dan kiri. Dalam hal ini, dinding bronkus memproduksi lendir sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk menangkap debu atau partikel lain yang dapat menyebabkan iritasi.
Ketika mengalami bronkitis, iritasi dan peradangan membuat dinding bronkus memproduksi lebih banyak lendir. Tubuh kemudian akan berusaha mengeluarkan kelebihan lendir ini melalui mekanisme batuk.
Pada bronkitis, terjadi gangguan pertukaran udara dari dan ke paru-paru.Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:
• Batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari dua minggu. Dahak bisa berwarna kuning, hijau, atau bercampur dengan darah.
• Nyeri tenggorokan.
• Demam, biasanya tidak terlalu tinggi.
• Meriang dan menggigil.
• Sesak napas.
• Nyeri dada.
• Sakit kepala.
• Nyeri sendi.
• Hidung berair atau tersumbat.
• Nyeri dada atau perut karena terus-terusan batuk.
• Kelelahan.
Bronkitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bronkitis akut
Bronkitis akut adalah jenis bronkitis yang berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Biasanya, jenis bronkitis ini disebabkan oleh infeksi virus (misalnya virus influenza, parainfluenza, dan adenovirus) atau infeksi bakteri (seperti bakteri Mycoplasmasp., Chlamydiapneumoniae, dan Haemophilusinfluenzae).
Demam sering menjadi salah satu gejala yang membedakan antara bronkitis akut dan kronis.
2. Bronkitis kronis
Bronkitis kronis umumnya ditandai dengan batuk berdahak yang dialami selama lebih dari tiga bulan dan sering terjadi berulang.
Tak seperti bronkitis akut yang umumnya disebabkan karena infeksi, penyebab bronkitis kronik yang paling sering adalah asap rokok. Bukan hanya perokok aktif, tetapi orang-orang yang terus-terusan berada dalam lingkungan yang penuh asap rokok (perokok pasif) juga berisiko mengalaminya.
Selain karena rokok, bronkitis kronis juga bisa disebabkan oleh paparan polusi udara secara terus-menerus.
Gejala bronkitis mirip dengan penyakit saluran napas lainnya. Untuk diagnosis, perlu pemeriksaan oleh dokter. Nantinya, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, termasuk mendengarkan bunyi napas melalui stetoskop.
Pada sebagian kasus, pemeriksaan rontgen atau tes fungsi paru juga perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Berbagai bahaya bronkitis
Pada umumnya, kasus bronkitis dapat diobati dengan baik. Namun, studi menunjukkan bahwa 1 dari 10 penderita bronkitis bisa mengalami komplikasi berupa:
• Pneumonia, yaitu penyakit radang paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Pneumonia yang berat dapat menyebabkan keluhan sesak napas yang berat hingga gagal napas, sehingga membutuhkan perawatan intensif di ICU.
• Batuk darah (secara medis disebut dengan istilah hemoptisis).
• Bronkitis kronis juga bisa menjadi komplikasi dari bronkitis akut yang terjadi berulang.
Komplikasi bronkitis, khususnya pneumonia yang berat, biasanya lebih rentan dialami oleh pada lansia, penderita diabetes, penderita gangguan jantung, atau orang-orang dengan gangguan daya tahan tubuh.
Rangkaian pengobatan bronkitis
Meski bisa menyebabkan komplikasi yang berat, bronkitis bisa diobati. Pada penyakit bronkitis akut, fokus pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala yang terjadi.
Untuk itu, biasanya dokter akan memberikan obat untuk melebarkan saluran napas dan obat pengencer dahak agar dahak lebih mudah keluar. Obat-obatan tersebut bisa diberikan dalam bentuk tablet, bisa juga diberikan dalam bentuk terapi inhalasi (dengan cara menghirup uap dari obat-obatan tersebut).
Selain itu, penderita bronkitis akut juga dianjurkan untuk beristirahat selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Lama istirahat yang dibutuhkan tergantung dari beratnya gejala yang dialami.
Lebih lanjut, penderita bronkitis juga harus mendapatkan cairan yang cukup agar tak mengalami dehidrasi. Cairan tersebut bisa didapat dari minum air putih, jus, atau sup hangat.
Umumnya, pengobatan bronkitis akut dapat dilakukan di rumah. Namun jika kondisi sesak napas yang dialami penderita cukup berat, atau jika penderita tak mampu minum dan makan dengan cukup, perawatannya perlu dilakukan di rumah sakit.
Apabila penderita mengalami komplikasi berupa pneumonia, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan kultur dahak. Gunanya adalah untuk melihat jenis bakteri yang menginfeksi paru, sehingga bisa diberikan antibiotik yang sesuai untuk melawan infeksi bakteri.
Menurut Klikdokter, pengobatan untuk bronkitis kronis serupa dengan bronkitis akut. Namun pada bronkitis kronis, bentuk perawatan utama adalah menghentikan paparan asap rokok. Hal ini karena bronkitis kronis akan terus berulang dan memburuk bila penderitanya terus-terusan terpapar asap rokok.
Selain itu, pada kasus bronkitis kronis dan bronkitis akut berulang, sebaiknya mendapatkan vaksinasi influenza setiap tahun dan vaksin pneumonia setiap 10 tahun sekali. Langkah ini sangat penting untuk membantu mencegah bronkitis terus berulang.
Bronkitis dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, dari yang ringan hingga berbahaya. Agar terhindar dari bahaya komplikasi penyakit tersebut, hindari asap rokok, pastikan asupan makanan sehat bergizi seimbang, serta cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan. Jangan lupa vaksinasi influenza dan pneumonia sesuai jadwal, dan gunakan masker jika terpapar polusi udara. (dil/jpnn)