Site icon Prokalteng

Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Gula: Mudah Lapar hingga Wajah Berjerawat

Ilustrasi diabetes (istockphoto.com)

PROKALTENG.CO-Di era modern ini, konsumsi gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola makan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa kelebihan konsumsi gula dapat memicu berbagai masalah kesehatan?

Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa tubuh mereka memberikan sinyal ketika mengalami overdosis gula.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan, disertai penjelasan lebih mendalam:

Mudah Lapar dan Berat Badan Meningkat

Salah satu gejala paling umum dari kelebihan gula adalah rasa lapar yang terus-menerus. Gula sederhana yang banyak terkandung dalam makanan manis cepat dicerna, sehingga tubuh tidak mendapatkan rasa kenyang yang bertahan lama.

Selain itu, lonjakan kadar gula darah akibat konsumsi gula berlebih memicu peningkatan produksi insulin. Ketika insulin menurun secara drastis, tubuh merasa membutuhkan lebih banyak makanan, terutama yang manis.

Jika pola makan ini terus berlangsung, kalori berlebih akan disimpan sebagai lemak, menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

Perubahan Suasana Hati

Fluktuasi kadar gula darah memengaruhi stabilitas suasana hati. Lonjakan energi dari gula dapat membuat seseorang merasa penuh semangat untuk sementara waktu, tetapi begitu kadar gula turun, tubuh merasa lelah dan emosi menjadi tidak stabil.

Ini juga memengaruhi produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat memperburuk suasana hati. Akibatnya, seseorang menjadi mudah tersinggung, cemas, atau bahkan mengalami gejala depresi ringan.

Kelelahan dan Lemas

Meski gula memberikan energi instan, efek ini tidak berlangsung lama. Saat kadar gula darah turun, tubuh merasa kehabisan tenaga, menciptakan rasa lemas yang berkepanjangan.

Kondisi ini dikenal sebagai “sugar crash.” Jika dibiarkan, kelelahan kronis dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Mengidam Makanan Manis

Konsumsi gula berlebih dapat menciptakan lingkaran kecanduan. Gula merangsang pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang, di otak. Ketika kadar dopamin turun, tubuh secara alami mencari sumber lain untuk meningkatkan perasaan tersebut, yaitu makanan manis.

Ketergantungan ini bisa memperburuk asupan gula harian dan membuat tubuh semakin sulit untuk melepaskan diri dari pola makan yang tidak sehat.

Kulit Berjerawat dan Keriput

Proses glikasi yang disebabkan oleh konsumsi gula tinggi merusak kolagen dan elastin, dua protein utama yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kulit lebih cepat mengalami tanda-tanda penuaan seperti keriput.

Selain itu, kadar gula yang tinggi memicu peradangan, yang dapat meningkatkan produksi minyak di kulit dan menyebabkan jerawat.

Brain Fog

Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan peradangan sistemik, termasuk di otak. Akibatnya, seseorang dapat mengalami “brain fog,” yang ditandai dengan kesulitan berpikir jernih, menurunnya daya ingat, dan sulit berkonsentrasi.

Kondisi ini juga dapat memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan serta produktivitas secara keseluruhan.

Mengenali ciri-ciri tubuh yang menunjukkan overdosis gula sangat penting untuk menjaga kesehatan. Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, mulailah dengan mengevaluasi kembali pola makan Anda.

Mengurangi asupan gula bukan berarti harus sepenuhnya menghindarinya, tetapi batasi konsumsi makanan manis dan pilih alternatif sehat seperti buah-buahan segar.
Pola makan yang seimbang dengan nutrisi lengkap, aktivitas fisik yang teratur, dan kesadaran akan konsumsi gula dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Tetaplah bijak dalam memilih makanan untuk mendukung kesejahteraan Anda setiap hari. (wah/fjr/jpg)

Exit mobile version