Saat
ini pengobatan kanker paru di Indonesia telah tersedia dalam beberapa pilihan.
Ada berbagai pengobatan pasien kanker, di antaranya seperti operasi,
kemoterapi, terapi radiasi, terapi target. Dan yang paling terbaru ialah
imunoterapi.
Imunoterapi
merupakan sebuah metode pengobatan kanker yang mengoptimalkan kemampuan imun
tubuh untuk digunakan sebagai senjata dalam melawan sel kanker. Dokter
Spesialis Paru Konsultan Onkologi dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K),
mengataka, Indonesia telah mengenal imunoterapi untuk kanker paru sejak 2016.
Cara
kerjanya menstimulasi sistem imun tubuh untuk memberikan respons imunitas
antitumo. Sehingga meningkatkan harapan hidup pasien-pasien kanker paru stadium
lanjut menjadi lebih panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
“Cara
kerja imunoterapi berbeda dengan kemoterapi. Kemoterapi berfungsi untuk
membunuh sel kanker, sedangkan imunoterapi meningkatkan respons imunitas
antitumor,†katanya dalam Webinar edukasi publik #LUNGTalk, bertajuk ‘Akses
Pengobatan Kanker Paru: Tantangan dan Harapan’, Senin (23/11).
Lebih
jelasnya, kata dr. Sita, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi ini adalah
langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun, yang kerap dimanfaatkan
oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan
tubuh. Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan jauh lebih
aktif untuk melawan sel kanker tersebut.
Terdapat
beberapa jenis imunoterapi untuk pasien kanker paru yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien kanker. Antara lain imunoterapi penghambat ‘checkpoint’ sistem
imun, vaksin kanker berupa vaksin terapeutik untuk membunuh sel kanker, dan
terapi sel t adoptive yang mengubah salah satu jenis sel darah putih pada
penderita kanker untuk dapat kembali menyerang sel kanker.
“Kehadiran
imunoterapi menjawab tantangan dari metode pengobatan kanker terdahulu, yaitu
peningkatan respons terapi dan peningkatan kualitas hidup. Selain itu, adanya
pengobatan kanker paru yang inovatif juga dapat memberikan optimisme dan proses
pengobatan yang lebih baik, khususnya bagi pasien kanker,†tambah dr. Sita.
Peluang
Kesembuhan
Metode
imunoterapi akan dilakukan oleh pasien hingga mereka ada perkembangan
penyembuhan. Selain itu, mereka akan diperiksa dan dilihat juga apakah ada efek
samping yang bisa ditoleransi atau tidak.
Sebuah
riset yang diterbitkan University of Wollongong, Australia pada 2019 menyatakan
bahwa tingkat kelangsungan hidup keseluruhan rata-rata dari terapi imuno
onkologi mencapai 30 bulan. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) menjelaskan, saat ini seluruh terapi kanker paru
yang telah ada di Indonesia sudah mengikuti panduan tatalaksana Kanker Paru dan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang disesuaikan dengan pedoman
internasional. Sehingga, proses diagnostik dan terapi sama dengan standar di
seluruh dunia.