26.3 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Epidemiolog UGM: Varian Baru Covid-19 Berpotensi Muncul di Indonesia

PROKALTENG.CO
– Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama menyebut
adanya kemungkinan varian atau strain baru virus penyebab Covid-19 muncul di
Indonesia. Namun begitu, kemungkinan untuk bisa mendeteksinya kurang begitu
besar.

Menurut
Bayu Satria, upaya deteksi varian baru itu belum bisa dilakukan secara optimal.
Sebab, kegiatan surveilans genomik SARS Cov-2 di Tanah Air belum maksimal.
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap genomik virus
korona baru, masih kecil.

”Baru
sekitar 0,03 persen dari seluruh sampel kita. Masih sangat kecil,” kata Bayu
Satria seperti dilansir dari Antara pada Selasa (23/2).

Dia
menyampaikan, potensi munculnya strain baru virus penyebab Covid-19 dari
Indonesia cukup besar. Pasalnya, penularan Covid-19 di Indonesia masih aktif
dan cukup luas di berbagai wilayah. Penularan yang terjadi secara
terus-menerus, membuat potensi virus untuk bermutasi kian besar. Apalagi termasuk
tipe virus RNA seperti virus influenza yang mudah bermutasi.

Baca Juga :  Sering Tidur dengan Mulut Menganga? Segera Cari Solusi

”Dampak
paling serius adalah kita akan terus-menerus mengembangkan vaksin. Sebab
mutasinya tidak pernah bisa secara efisien dihentikan vaksin sebelumnya dan
penularan akan terus berlanjut,” terang Bayu Satria.

Untuk
menekan transmisi dan mengantisipasi munculnya varian baru, Bayu menekan
pemerintah terus meningkatkan strategi 3T yakni testing, tracing, dan
treatment. Selain itu, masyarakat diminta mematuhi 5M seperti memakai masker,
menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, serta menghindari
kerumunan.

”Mutasi
virus ini bisa terjadi karena 3T dan 5M yang masih lemah. Walaupun mutasi
terjadi sifat penularannya sama jadi tetap bisa dicegah dengan 5M,” ujar Bayu
Satria.

PROKALTENG.CO
– Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama menyebut
adanya kemungkinan varian atau strain baru virus penyebab Covid-19 muncul di
Indonesia. Namun begitu, kemungkinan untuk bisa mendeteksinya kurang begitu
besar.

Menurut
Bayu Satria, upaya deteksi varian baru itu belum bisa dilakukan secara optimal.
Sebab, kegiatan surveilans genomik SARS Cov-2 di Tanah Air belum maksimal.
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap genomik virus
korona baru, masih kecil.

”Baru
sekitar 0,03 persen dari seluruh sampel kita. Masih sangat kecil,” kata Bayu
Satria seperti dilansir dari Antara pada Selasa (23/2).

Dia
menyampaikan, potensi munculnya strain baru virus penyebab Covid-19 dari
Indonesia cukup besar. Pasalnya, penularan Covid-19 di Indonesia masih aktif
dan cukup luas di berbagai wilayah. Penularan yang terjadi secara
terus-menerus, membuat potensi virus untuk bermutasi kian besar. Apalagi termasuk
tipe virus RNA seperti virus influenza yang mudah bermutasi.

Baca Juga :  Sering Tidur dengan Mulut Menganga? Segera Cari Solusi

”Dampak
paling serius adalah kita akan terus-menerus mengembangkan vaksin. Sebab
mutasinya tidak pernah bisa secara efisien dihentikan vaksin sebelumnya dan
penularan akan terus berlanjut,” terang Bayu Satria.

Untuk
menekan transmisi dan mengantisipasi munculnya varian baru, Bayu menekan
pemerintah terus meningkatkan strategi 3T yakni testing, tracing, dan
treatment. Selain itu, masyarakat diminta mematuhi 5M seperti memakai masker,
menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, serta menghindari
kerumunan.

”Mutasi
virus ini bisa terjadi karena 3T dan 5M yang masih lemah. Walaupun mutasi
terjadi sifat penularannya sama jadi tetap bisa dicegah dengan 5M,” ujar Bayu
Satria.

Terpopuler

Artikel Terbaru